
PT Pelindo Sibolga Siap Operasikan Crane Kegiatan Petikemas
Tapteng (harianSIB.com)PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, melalui Subholding PT Pelindo Multi Terminal, membuktikan komitmennya
Sebuah studi yang melibatkan hampir 500 ribu orang di Taiwan selama 13 tahun menemukan bahwa duduk terlalu lama tanpa jeda dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 16% dan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga 34%.
Baca Juga:
Namun, kabar baiknya, risiko tersebut bisa diminimalkan. Para peneliti menyarankan untuk mengambil istirahat secara teratur, seperti berjalan kaki atau melakukan olahraga ringan selama 15 hingga 30 menit setiap hari. Aktivitas ini dinilai mampu menyeimbangkan dampak buruk dari duduk terlalu lama.
"Risiko serius akibat duduk dalam waktu lama di tempat kerja dapat dikurangi dengan istirahat teratur dan tambahan aktivitas fisik," ungkap para peneliti dari Taiwan dan Amerika Serikat, sebagaimana dilaporkan oleh South China Morning Post (SCMP), dikutip dari CNBC Indonesia.
Baca Juga:
Mereka juga menekankan perlunya perubahan sistemik, seperti lebih sering istirahat, menggunakan meja berdiri, menyediakan area kerja untuk aktivitas fisik, serta rutin berolahraga di gym. Rekomendasi ini dipublikasikan dalam jurnal medis JAMA Network Open.
*Catatan kematian dalam kelompok yang sering duduk
Dalam studi, para peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dari karyawan penuh waktu (full time) di atas usia 20 tahun. Data ini adalah bagian dari program pemeriksaan kesehatan tahunan atau dua kali setahun di Taiwan antara 1996 dan 2017.
Sebagai catatan, para peneliti tidak menggunakan data para karyawan yang sudah memiliki atau didiagnosa mengidap penyakit kardiovaskular.
Dalam kuesioner yang diberikan, para peserta penelitian wajib menjawab pertanyaan "apakah mereka sering duduk, sebagian besar duduk dan berdiri sambil melakukan gerakan berulang-ulang saat bekerja, atau sebagian besar waktu mereka berdiri dan berjalan-jalan".
Selama 13 tahun penelitian, para ahli mencatat lebih dari 26 ribu kematian. Lalu, 57% di antara jumlah kematian tersebut terjadi pada peserta yang mengaku terlalu sering duduk di tempat kerja.
Selain itu, 60% kematian pada kelompok "terlalu sering duduk", terkait dengan penyakit kardiovaskular.
Penulis utama sekaligus profesor di Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Kedokteran Taipei, Wayne Gao, mengatakan bahwa langkah sederhana dapat mengurangi risiko kesehatan akibat duduk terlalu lama.
"Orang-orang harus menghentikan kebiasaan terlalu lama duduk dengan bergerak secara teratur. Pengingat setiap jam di ponsel untuk berjalan sebanyak 300 hingga 500 langkah sangat membantu," kata Gao.
"Di luar pekerjaan, berjalan kaki adalah cara yang baik untuk meningkatkan aktivitas fisik," lanjutnya.
Tim peneliti juga mengatakan bahwa perusahaan dapat menentukan waktu istirahat bagi staf kantor dan menyediakan area untuk aktivitas fisik di waktu senggang, serta mengatur kegiatan kelompok untuk membantu pekerja tetap aktif.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan setiap orang untuk membatasi waktu duduk dan rutin menggerakkan tubuh demi menjaga kesehatan. Menurut WHO, terlalu lama duduk dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, dan diabetes tipe 2. (*)
Tapteng (harianSIB.com)PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, melalui Subholding PT Pelindo Multi Terminal, membuktikan komitmennya
Sidikalang (harianSIB.com)PT Dairi Prima Mineral (DPM) menyelenggarakan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Rangakaian kegiatan ters
Medan (harianSIB.com)Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut) menyelesaikan perkara penganiayaan yang ditangani Kejaksaan Negeri (Keja
Medan (harianSIB.com)Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) I/Bukit Barisan (BB), Kolonel Inf Dody Yudha, membantah tuduhan pihaknya m
Medan(harianSIB.com)Sebanyak 12 pelajar tingkat SMA dari Kota Gwangju Korea Selatan, akan mempelajari budaya dan adat istiadat yang ada di K