Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 12 Agustus 2025

Penemuan Mengejutkan di Pesawat AS, Mayat di Roda Pendaratan

Robert Banjarnahor - Kamis, 26 Desember 2024 20:28 WIB
193 view
Penemuan Mengejutkan di Pesawat AS, Mayat di Roda Pendaratan
Foto: X United Airlines
United Airlines
Jakarta (harianSIB.com)
Maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS), United Airlines, menemukan jasad di bagian roda pendaratan pesawat yang tiba di Maui, Hawaii. Penemuan tersebut terjadi pada pesawat Boeing 787-10 yang melakukan penerbangan dari Chicago ke Maui pada malam Natal, Selasa (24/12).

"Setelah mendarat di Bandara Kahului, Maui, pada hari Selasa, jasad ditemukan di dalam kompartemen salah satu roda pendaratan utama pesawat United," demikian pernyataan resmi maskapai tersebut pada Rabu (25/12), dikutip dari CNN Indonesia.

Penerbangan UA202, menurut situs web pelacakan penerbangan FlightAware.com, tiba di Hawaii pada Selasa (24/12) sore dan tepat waktu.

Baca Juga:

Pihak United Airlines menyebut, bagian roda tempat mayat tersebut ditemukan hanya bisa diakses dari bagian luar pesawat. Mereka mengaku masih menyelidiki bagaimana orang tersebut bisa ada di bagian roda pesawat.

"Bagian roda hanya dapat diakses dari luar pesawat. Saat ini, belum jelas bagaimana atau kapan orang tersebut mengakses sumur roda," kata United Airlines.

Baca Juga:

United Airlines saat ini tengah bekerja sama dengan penegak hukum setempat untuk menyelidiki masalah ini.

Polisi di Maui tidak segera menanggapi permintaan CNN untuk informasi lebih lanjut. Menurut afiliasi CNN, Hawaii News Now, Departemen Kepolisian Maui sedang menyelidiki penemuan mayat tersebut.

Lebih lanjut, tidak jelas bagaimana jasad tersebut bisa berada di dalam roda pesawat atau bagaimana orang tersebut meninggal.

Namun, bersembunyi di dalam roda pesawat adalah metode yang paling sering digunakan oleh para penumpang gelap. Menurut Administrasi Penerbangan Federal, lebih dari 77 persen orang yang mencoba menumpang secara ilegal dengan metode ini meninggal dunia.

Penumpang gelap sering kali terhimpit saat roda pendaratan ditarik ke dalam, karena tidak ada banyak ruang di bagian tersebut. Di sebagian besar pesawat, ruang tersebut bahkan lebih kecil daripada bagasi mobil.

Ketika penerbangan mencapai ketinggian yang lebih tinggi, kondisinya menjadi lebih buruk. Tingkat oksigen menjadi sangat rendah dan penumpang gelap berjuang untuk tetap sadar.

Selama penerbangan, suhu di luar pesawat dapat turun drastis, mencapai 75 atau 80 derajat Fahrenheit di bawah nol, yang tidak kondusif bagi aliran darah. Hal ini menyebabkan penumpang gelap berisiko mengalami radang dingin dan bahkan hipotermia.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru