Jumat, 18 April 2025

Situasi Memanas: Prancis vs Rusia, Bayang-Bayang Perang Nuklir

Robert Banjarnahor - Jumat, 07 Maret 2025 10:57 WIB
397 view
Situasi Memanas: Prancis vs Rusia, Bayang-Bayang Perang Nuklir
ANTARA/foto-Anadolu/py
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Jakarta(harianSIB.com)

Ketegangan kembali meningkat di Eropa, kali ini melibatkan Rusia dan Prancis. Situasi ini dipicu oleh pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu lalu.

Ia menyatakan akan membahas kemungkinan perluasan pencegahan nuklir Prancis ke mitra-mitra Eropa serta mengusulkan pengiriman pasukan Eropa ke Ukraina guna menegakkan kesepakatan damai.

Baca Juga:

Dalam pidatonya, Macron mengungkapkan kekhawatiran Prancis terhadap dimulainya "era baru" di dunia, terutama setelah Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Trump diketahui telah membatalkan sejumlah kebijakan AS terkait Ukraina, yang berpotensi memicu perpecahan dengan Eropa.

"Rusia adalah ancaman bagi Prancis dan Eropa," ujar Macron, dilansir dari CNBC Indonesia, seraya mengungkap bahwa dirinya telah berdiskusi dengan Friedrich Merz, kandidat kuat kanselir Jerman yang baru.

Baca Juga:

Hal ini pun langsung dikomentari Kremlin. Rusia pada hari Kamis menuduh Prancis ingin "melanjutkan" perang.

"Pidato itu memang sangat konfrontatif," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip AFP dan dilansir dari CNBC Indonesia, Jumat (7/3/2025).

"Perasaannya adalah Prancis ingin perang terus berlanjut," tegasnya.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut pernyataan Macron sebagai ancaman. Apalagi, ujarnya, pernyataan macron mengarahkan senjata nuklir ke Rusia.

"Tentu saja itu ancaman terhadap Rusia. Jika dia melihat kita sebagai ancaman..." tambahnya.

"Dan mengatakan bahwa perlu menggunakan senjata nuklir, sedang mempersiapkan penggunaan senjata nuklir terhadap Rusia, tentu saja itu ancaman," jelasnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri menunjuk Macron dan menjulukinya Napolean Bonaparte. Ini merujuk ke kaisar Prancis yang menginvasi Kekaisaran Rusia pada tahun 1812 dalam kampanye militer enam bulan yang membawa bencana dan berakhir dengan kemenangan Rusia.

"Masih ada orang yang ingin kembali ke masa Napoleon, melupakan bagaimana itu berakhir," ujarnya.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru