Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 09 Juli 2025

Limbah PT RAS Diduga Cemari Sungai Bahbolon, Warga Desa Bartong Sergai Resah

* Humas PKS PT RAS Jawab Pertanyaan Wartawan Tidak Sesuai Konteks
Bonny Wenles Adimanta Sembiring - Senin, 09 Juni 2025 16:24 WIB
1.767 view
Limbah PT RAS Diduga Cemari Sungai Bahbolon, Warga Desa Bartong Sergai Resah
Foto: harianSIB.com/Bonny Sembiring
Beginilah kondisi limbah di salah satu kolam penampungan milik PKS PT RAS yang nantinya diduga akan dibuang ke aliran Sungai Bahbolon pada waktu-waktu tertentu. Foto diambil, Senin (9/6/2025).
Tebingtinggi(harianSIB.com)

Keberadaan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Rezeki Abadi Sambosar (RAS) di Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun, diduga mencemari aliran Sungai Bahbolon di kawasan Desa Bartong, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai). Akibatnya, warga desa setempat mengaku resah dan khawatir akan dampak yang ditimbulkan.

Seorang warga Desa Bartong, Azir Sitopu (50), kepada Jurnalis harianSIB.com, Senin (9/6/2025), mengatakan, limbah cair dari PKS tersebut diduga telah merubah warna dan bau air Sungai Bahbolon yang biasa digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga:

"Limbah pabrik ini membuat kesehatan masyarakat menurun dan merusak lokasi wisata air arung jeram yang kami banggakan. Ironisnya lagi, warga tak pernah mendapatkan bantuan CSR atau kompensasi dari pihak perusahaan," ujarnya.

Menurut Sitopu, keuntungan dari beroperasinya pabrik itu justru lebih dirasakan warga di wilayah Kabupaten Simalungun. Sementara, masyarakat Desa Bartong hanya menjadi korban utama dari limbah perusahaan.

Baca Juga:

"Warga hanya pernah diberi uang Rp200 ribu/KK dari PT RAS, itu pun bukan karena permintaan resmi, melainkan setelah kami melakukan aksi protes baru-baru ini. Situasi ini tentunya membuat kami resah dan khawatir akan efek negatif yang muncul di kemudian hari, terlebih bagi kesehatan kami," bebernya.

Warga lainnya, J Sinaga (40), turut memperkuat dugaan pencemaran. Menurutnya, limbah yang diduga mencemari aliran Sungai Bahbolon berasal dari sejumlah kolam penampungan yang ada di kompleks PKS PT RAS.

"Biasanya pembuangan limbah dilakukan saat hujan turun, seolah untuk menyamarkan aktivitas tersebut. Tapi pola waktunya tidak konsisten, sehingga sulit dipantau," katanya.

Sinaga juga mencatat, adanya penurunan kesuburan terhadap tanaman sawit milik warga yang berada di sekitar kolam limbah.

"Sebelum berdirinya pabrik, pohon sawit milik warga tumbuh subur. Tapi sejak pabrik berdiri, daunnya menguning dan hasil panennya menurun drastis," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Bartong Heriandi Damanik, saat ditemui membenarkan adanya keresahan dan kekhawatiran dari warganya itu.

Dia pun mengakui, sejak PKS PT RAS beroperasi satu tahun lalu, warga Desa Bartong tidak mendapatkan manfaat apa pun, kecuali limbah.

"Pada Minggu (25/5/2025) lalu, limbah yang diduga dibuang pihak perusahaan ke aliran Sungai Bah Bolon menyebabkan warna air berubah menjadi kuning, berbau busuk, berlendir dan berbuih. Dampaknya, wisatawan yang tengah berkunjung ke Air Terjun Bartong langsung berpulangan dan membuat mata pencaharian warga yang mengandalkan sektor wisata pun terhenti," kata Damanik dengan nada kecewa.

Lebih lanjut, Kades menyoroti data baku mutu air limbah dari pabrik yang diketahuinya tidak sesuai dengan standart yang berlaku.

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru