Selasa, 10 Desember 2024

Pdt Penrad Siagian STh Soroti Lima Isu Krusial Sedang Dihadapi Masyarakat Tapanuli

Firdaus Peranginangin - Senin, 04 November 2024 18:34 WIB
8 view
Pdt Penrad Siagian STh Soroti Lima Isu Krusial Sedang Dihadapi Masyarakat Tapanuli
(Foto: SNN/Firdaus)
Pdt Penrad Siagian STh MSi.
Medan (harianSIB.com)

Anggota DPD RI Pdt Penrad Siagian STh MSi menyoroti lima isu krusial yang sedang dihadapi masyarakat Tapanuli, mulai dari konflik agraria dan lingkungan, masalah stunting, tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta banyaknya anak yang putus sekolah.

"Kelima isu sosial yang sangat krusial ini sedang dihadapi masyarakat Tapanuli, sehingga membutuhkan penanganan yang serius, karena sangat mempengaruhi kualitas hidup dan perkembangan sosial-ekonomi di wilayah tersebut," kata Penrad Siagian kepada wartawan, Senin (3/11/2024), melalui WhatsApp dari bumi Tapanuli.

Isu yang pertama, kata Penrad, menyangkut konflik agraria dan lingkungan atau sengketa tanah dan eksploitasi sumber daya alam yang menimbulkan masalah besar bagi masyarakat. Konflik ini seringkali melibatkan kepentingan perusahaan dengan masyarakat lokal yang berdampak pada lingkungan, seperti kerusakan hutan, pencemaran air, dan hilangnya lahan pertanian.

Baca Juga:

Kedua, tambah pendeta yang juga aktivis ini, tingkat stunting yang tinggi menunjukkan masalah gizi kronis yang berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak-anak. Stunting juga menjadi indikator buruknya akses terhadap pelayanan kesehatan, makanan bergizi, serta sanitasi dan air bersih.

Selain itu, tambahnya, KDRT terus meningkat dan ini menunjukkan adanya masalah sosial yang serius. Faktor-faktor seperti kemiskinan, kurangnya edukasi, serta tekanan ekonomi sering kali berperan dalam tingginya angka kekerasan ini, yang berdampak pada kesehatan mental dan fisik korban.

Baca Juga:

Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencerminkan tantangan dalam pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat, serta terbatasnya lapangan pekerjaan berkontribusi pada rendahnya IPM di Tapanuli.

"Banyaknya anak yang putus sekolah menunjukkan kesulitan dalam akses pendidikan yang berkualitas, terutama di daerah terpencil. Faktor-faktor seperti kemiskinan, keterbatasan infrastruktur dan kurangnya dukungan pemerintah lokal menjadi penyebab utama masalah ini," tandas Penrad Siagian.

Berkaitan dengan itu, katanya, penanganan ke lima isu tersebut membutuhkan pendekatan yang terintegrasi, melibatkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan organisasi sosial, sehingga dapat segera diatasi dan dengan sendirinya Tapanuli bisa bebas dari berbagai masalah dan konflik.

Penegasan itu disampaikan senator asal Sumut ini sesuai melakukan kegiatan reses di Tapanuli serta memberikan ceramah di salah satu universitas di Tarutung.(*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru