Senin, 10 Februari 2025

Viktor Silaen: Untuk Bebaskan Medan Dari "Kepungan" Banjir Segera Normalisasi 4 Sungai Belah Kota

Firdaus Peranginangin - Kamis, 28 November 2024 15:55 WIB
314 view
Viktor Silaen: Untuk Bebaskan Medan Dari "Kepungan" Banjir Segera Normalisasi 4 Sungai Belah Kota
Foto SNN/Masyarakat
Saat Kota Medan dikepung banjir, Rabu (27/11/2024) masyarakat sempat menggunakan "sampan darurat" yang terbuat dari kotak kulkas yang sudah rusak, berlayar di tengah jalan raya yang sedang mengalami banjir.
Medan (harianSIB.com)
Anggota Komisi D DPRD Sumut Viktor Silaen SE MM menegaskan, untuk membebaskan Kota Medan dari "kepungan" banjir bandang, harus segera dilakukan pengerukan atau normalisasi 4 sungai besar yang membelah Kota Medan, yakni Sungai Deli, Sungai Denai, Sungai Belawan dan Sungai Babura.

"Pengerukan atau normalisasi sungai ini merupakan salah satu langkah penting untuk mengantisipasi banjir di Kota Medan, terutama di sungai-sungai besar seperti Sungai Deli, Sungai Denai, Sungai Babura dan Sungai Belawan, karena ke empat sungai ini cenderung mengalami pendangkalan," tandas Viktor Silaen kepada wartawan, Kamis (28/11/2024) melalui telepon di Medan.

Pendangkalan itu terjadi, tandas anggota dewan yang membidangi pembangunan ini, akibat penumpukan sedimen, sampah, dan limbah, sehingga harus dikembalikan seperti semula, agar mampu menampung debit air yang lebih besar, terutama saat musim hujan atau datang banjir kiriman dari hulu sungai.

Baca Juga:

"Tapi faktanya, ke empat sungai besar ini sudah puluhan tahun tidak tersentuh pengerukan ataupun normalisasi, sehingga saat hujan turun atau datang banjir kiriman dari hulu sungai atau dari kawasan dataran tinggi Karo dan Deliserdang, sungai tak mampu lagi menampungnya, sehingga meluber ke pemukiman penduduk dan terjadilah banjir di Kota Medan," tegasnya.

Diakui anggota dewan Dapil Tapanuli ini, pengerukan empat sungai besar ini memang membutuhkan biaya yang signifikan, sehingga perlu kolaborasi antara Pemko Medan, Pemprov Sumut dan pemerintah pusat terkait penyusunan rencana induk (master plan) penanganan banjir secara komprehensif, termasuk prioritas pengerukan.

Baca Juga:

"Rencana ini dapat diajukan ke pemerintah pusat sebagai dasar pengajuan anggaran melalui APBN dengan melobi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), seperti program National Urban Flood Resilience atau berkolaborasi dengan BUMN dan swasta, serta didukung anggaran daerah atau melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR) atau kerja sama investasi," tandas Viktor.

Optimis

Namun masyarakat sangat optimis terhadap Bobby Afif Nasution, setelah dilantik nantinya menjadi Gubernur Sumut bekerjasama dengan Wali Kota Medan terpilih akan bersinergi menjadikan Kota Medan bebas banjir, mengingat rekam jejaknya sebagai Wali Kota Medan kerap mengutamakan kolaborasi dan pendekatan inovatif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan perkotaan.

"Ada beberapa alasan, setelah Bobby nantinya menjabat sebagai Gubernur Sumut, akan memfokuskan menangani banjir di Kota Medan, dengan memanfaatkan koneksi atau hubungan dengan pemerintah pusat, termasuk kementerian strategis seperti Kementerian PUPR. Hal ini menjadi modal besar untuk mendapatkan dukungan anggaran dan teknis dari pusat untuk proyek besar seperti normalisasi sungai," ujar Viktor.

Selain itu, katanya, melakukan pendekatan kolaboratif, sebab Bobby dikenal sering mengedepankan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk BUMN, sektor swasta dan komunitas lokal. Jika ini diterapkan di tingkat Provinsi Sumut berkolaborasi dengan Kota Medan, bisa mendapatkan dukungan lintas sektor untuk menangani masalah banjir.

Namun, tandas Viktor, rencana besar ini tidak hanya bergantung pada kepemimpinan Bobby semata. Tapi diperlukan dukungan dari seluruh elemen, termasuk masyarakat dan DPRD Sumut. Dengan komitmen yang kuat dan sinergi yang baik ini, tentunya mimpi menjadikan Kota Medan bebas banjir bisa terwujud. (*)

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru