Kamis, 24 April 2025

Alih Fungsi Lahan Terjadi di Sumut, Namun Produksi Pangan Masih Dapat Dipertahankan

Nelly Hutabarat - Kamis, 20 Maret 2025 23:33 WIB
1.040 view
Alih Fungsi Lahan Terjadi di Sumut, Namun Produksi Pangan Masih Dapat Dipertahankan
Foto: Net
Medan(harianSIB.com)
Alih fungsi lahan pertanian di Sumatera Utara memang menjadi permasalahan yang semakin krusial setiap tahunnya. Faktor utama yang mendorong perubahan ini adalah pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol dan perumahan, serta ekspansi perkebunan kelapa sawit.
Hal itu diungkapkan Perencanaan Muda Dinas Ketapang dan Hortikultura Sumut Yuspahri Perangin-angin kepada SIB, Kamis petang. (20/3/2025).

Luas baku lahan sawah terus mengalami penurunan signifikan.
Pada tahun 2023, luas baku sawah tercatat sebesar 343.738 hektar, namun pada tahun 2024 turun menjadi 326.293 hektar, mengalami penyusutan sebesar 17.444 hektar.

Beberapa daerah mengalami pengurangan lahan sawah terbesar, seperti Padang Lawas Utara (Paluta) yang kehilangan 4.932 hektar, Deli Serdang dengan 3.446 hektar, dan Simalungun yang menyusut 3.056 hektar. Penurunan ini tentu berimplikasi pada produksi pangan di provinsi ini, mengingat beras merupakan makanan pokok utama masyarakat dengan tingkat konsumsi mencapai 114 kg per kapita per tahun.

Baca Juga:

Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Sumut telah menerapkan strategi peningkatan indeks pertanaman. Jika sebelumnya lahan sawah hanya ditanami satu atau dua kali dalam setahun, kini petani didorong untuk melakukan tiga hingga empat siklus tanam per tahun. Hal ini dilakukan dengan berbagai stimulasi, seperti bantuan benih unggul, alat mesin pertanian (alsintan), serta sarana produksi pertanian lainnya.

Hasil dari upaya ini mulai terlihat. Hingga Februari 2025, produksi gabah kering giling (GKG) di Sumut mencapai 799.580 ton, yang setara dengan 509.333 ton beras. Sementara itu, kebutuhan beras di Sumatera Utara dari Januari hingga Februari 2025 sebesar 285.532 ton, sehingga masih terdapat surplus sebesar 223.801 ton. Surplus ini menjadi indikator bahwa meskipun terjadi alih fungsi lahan, produksi pangan masih dapat dipertahankan dengan strategi yang tepat.(*)

Baca Juga:
Editor
: Eva Rina Pelawi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru