Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 18 Juni 2025

Manaek Hutasoit: Irigasi "Hancur-lebur", 4.000 Ha Areal Persawahan Masyarakat Desa Siopat Bahal Taput Terlantar

Firdaus Peranginangin - Kamis, 15 Mei 2025 17:53 WIB
462 view
Manaek Hutasoit: Irigasi "Hancur-lebur", 4.000 Ha Areal Persawahan Masyarakat Desa Siopat Bahal Taput Terlantar
Foto harianSIB.com/Firdaus).
Manaek Hutasoit SE
Medan (harianSIB.com)

Masyarakat Desa Siopat Bahal Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) mengeluh, karena 4.000 hektar areal persawahan mereka menjadi terlantar, akibat irigasi sepanjang 200 meter sudah "hancur-lebur" diterjang banjir dari Sungai Batangtoru, sehingga diharapkan adanya perbaikan dari Pemprov Sumut maupun Pemkab Taput.

Keluhan masyarakat Desa Siopat Bahal tersebut disampaikan anggotaDPRD SumutManaek HutasoitSE kepada wartawan di Medan, Kamis (15/5/2025).

"Masyarakat Desa Siopat Bahal menyampaikan kronologis hancurnya irigasi di daerah mereka kepada kita. Awalnya terjadi luapan air Sungai Batangtoru disertai hujan lebat pada 5 Oktober 2024, yang mengakibatkan hulu irigasi hancur-lebur sepanjang 200 meter dan sampai saat ini tidak bisa lagi dimanfaatkan," ujar Manaek.

Baca Juga:

Setelah terjadinya kerusakan irigasi, tandas politisi Partai Golkar ini, para petani kesulitan mengelola sawah mereka karena irigasi tidak lagi berfungsi, sehingga mereka berharap agar Pemkab Taput dan Pemprov Sumut segera memperbaiki jaringan irigasi dimaksud, guna menjaga ketahanan pangan di daerah Taput.

Diakui Manaek, dalam kunjungannya ke kawasan Tapanuli, pihaknya juga menyerap berbagai aspirasi dari masyarakat Kecamatan Pahae Jae, yakni mencakup perbaikan infrastruktur jalan dan pengelolaan sumber daya air.

Baca Juga:

Seperti yang disampaikan Kepala Desa Pardomuan bersama masyarakat terkait kerusakan gorong-gorong di Jalan Lintas Sumatera yang telah memakan korban jiwa, sehingga masyarakat meminta perhatian serius dari pemerintah serta pihak terkait untuk segera melakukan survei lapangan dan penanganan teknis, agar keselamatan pengguna jalan dapat terjamin.

Selain itu, tambah anggota Komisi B ini, masyarakat Desa Pardomuan Nainggolan juga menyoroti dampak ekonomi akibat penutupan akses menuju kawasan Batu Jomba, mengingat banyak rumah makan dan usaha lokal di sepanjang jalur tersebut tutup, sehingga menghambat perekonomian warga sekitar.

"Meskipun penutupan jalan dilakukan berdasarkan hasil kajian para ahli demi keselamatan, masyarakat berharap akses jalan tersebut bisa segera dibuka kembali dengan solusi yang aman," tandas Manaek Hutasoit.

Menyinggung permasalahan di bidang pengelolaan sumber daya air, tambah mantan Ketua DPRD Humbahas ini, warga Desa Pardamean Nainggolan juga meminta agar dilakukan normalisasi sungai yang melintasi pemukiman mereka, mengingat sejumlah rumah berada di pinggiran aliran sungai dan rawan terkena banjir.

Menanggapi aspirasi masyarakat, Manaek Hutasoit berjanji akan menyampaikannya ke Pemprov Sumut guna ditindak-lanjuti dan diharapkan akan menjadi prioritas dalam pembangunan daerah, agar perekonomian masyarakat tidak terganggu.(*).

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru