Selasa, 18 Maret 2025

Mengenal Liang Wenfeng, Pendiri dan Pemilik DeepSeek AI

Robert Banjarnahor - Kamis, 30 Januari 2025 09:22 WIB
596 view
Mengenal Liang Wenfeng, Pendiri dan Pemilik DeepSeek AI
Foto: Media Sosial X
Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng.
Jakarta (harianSIB.com)
Kemunculan perusahaan rintisan kecerdasan buatan asal China, DeepSeek AI, mengguncang dunia teknologi. Aplikasi ini kini berhasil mengalahkan saingannya dari AS, ChatGPT, dan menduduki peringkat 1 sebagai aplikasi gratis di App Store Apple Amerika Serikat (AS).

Keberhasilan DeepSeek menggerakkan investor untuk beralih, yang berdampak pada penurunan nilai saham beberapa raksasa teknologi AS. Hal ini terlihat jelas saat Wall Street merosot serempak pada pembukaan perdagangan Senin, dengan Dow Jones melemah 0,22% di level 44.324,57, S&P 500 jatuh 1,61% di level 6.002,88, dan Nasdaq anjlok 2,64% di level 19.426,66.

Secara khusus, produsen chip yang banyak digunakan untuk pengembangan AI, Nvidia, mengalami kerugian besar. Perusahaan ini kehilangan hampir US$600 miliar (Rp 9.733 triliun) dalam kapitalisasi pasar, mencatatkan penurunan terbesar dalam satu hari dalam sejarah Wall Street.

Baca Juga:

*Sosok di balik munculnya DeepSeek AI

Siapakah sosok di balik munculnya DeepSeek AI ? Dikutip dari CNBC Indonesia, Ia adalah Liang Wenfeng. Pria 39 tahun ini tumbuh besar di Guangdong, yang selama tahun delapan puluhan dan sembilan puluhan memimpin China dalam mengadopsi kapitalisme pasar.

Baca Juga:

Liang mengatakan, saat itu ia dikelilingi oleh orang-orang yang lebih mementingkan memulai bisnis daripada belajar, tetapi ia memilih dunia akademis. Ia melanjutkan kuliah di Universitas Zhejiang jurusan Teknik Elektronika dan Komunikasi sebelum meraih gelar master di bidang serupa, yang diselesaikan tahun 2010.

Liang kemudian mendirikan sebuah dana lindung nilai kuantitatif pada tahun 2015, yang menggunakan algoritma matematika yang rumit untuk perdagangan, bukan analisis manusia. Portofolio dana tersebut berjumlah lebih dari 100 miliar yuan pada akhir tahun 2021.

Tetapi pada bulan April 2023, perusahaan tersebut mengumumkan di akun WeChat-nya bahwa mereka akan memperluas kewenangannya di luar industri investasi dan memusatkan sumber daya untuk 'mengeksplorasi esensi AGI (kecerdasan umum buatan)'. DeepSeek kemudian dibuat sebulan setelahnya.

Liang sendiri juga terus menjaga penampilan publiknya. Ia tercatat hanya memberikan dua wawancara media langka kepada outlet media China Waves tahun lalu dan tahun 2023, tetapi selain itu ia tidak pernah muncul di depan publik. DeepSeek juga tidak menanggapi permintaan wawancara.

Di bawah kepemimpinan Liang, DeepSeek memfokuskan bakat dan sumber daya penelitian untuk menciptakan model yang dapat menyamai, atau lebih baik dari OpenAI. Perusahaan tersebut berharap di masa mendatang untuk terus berfokus pada model-model mutakhir yang akan digunakan oleh perusahaan lain untuk membangun produk AI yang ditujukan bagi konsumen dan perusahaan.

Pendekatan Liang dinilai sangat menonjol dalam industri teknologi China, yang terbiasa mengambil inovasi dari luar negeri, mulai dari aplikasi telepon pintar hingga kendaraan listrik. China kemudian dengan cepat meningkatkannya, seringkali jauh lebih cepat daripada negara-negara tempat penemuan tersebut pertama kali dibuat.

"AI China tidak dapat berada dalam posisi mengikuti selamanya. Kami sering mengatakan bahwa ada kesenjangan satu atau dua tahun antara AI China dan AS, tetapi kesenjangan yang sebenarnya adalah perbedaan antara orisinalitas dan tiruan," kata Liang dalam sebuah wawancara dengan China Waves pada bulan Juli tahun lalu.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru