Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 25 Oktober 2025

Menjelang Natal dan Tahun Baru, Harga Daging Babi Rp 140 Ribu/Kg di Kota Kisaran

Redaksi - Senin, 14 Desember 2020 12:12 WIB
850 view
Menjelang Natal dan Tahun Baru, Harga Daging Babi Rp 140 Ribu/Kg di Kota Kisaran
Foto SIB/Frangky
NAIK: Menjelang Natal dan Tahu Baru, harga daging babi naik Rp 140 ribu/Kg di Pajak Hongkong Kisaran Kabupaten Asahan, Minggu (13/12).
Kisaran (SIB)
Menjelang Natal dan Tahun Baru, harga daging babi di Kota Kisaran Kabupaten Asahan naik drastis. Harga daging babi yang biasanya mencapai Rp 90 ribu/Kg naik menjadi Rp 140 ribu/Kg. Kenaikan tersebut diduga akibat semakin sedikitnya peternakan warga dan efek virus yang sempat menyerang hewan ternak babi di seluruh Sumatera Utara beberapa bulan lalu.

"Pertengahan bulan November harga daging babi sudah naik bang, yang semula harga daging babi nomor 1 Rp 100/Kg naik menjadi Rp 140 ribu/Kg dan nomor 2 dari yang Rp 80 ribu/Kg naik menjadi Rp 120 ribu/Kg. Akibatnya, kami sebagai penjual daging babi banyak yang mundur karena pembeli sepi. Biasanya, langganan kami untuk rumah makan khas Batak di Kisaran beli daging 10 Kg tiap harinya kini hanya 5 Kg," ucap Aliong (50) salah satu penjual daging babi di Pajak Hongkong Kota Kisaran kepada SIB, Minggu (13/12).

Aliong juga menjelaskan, bahwa kenaikan harga daging babi dikarenakan stok ternak babi yang mau dipotong berkurang. Ini diakibatkan, beberapa bulan yang lalu banyak hewan babi mati karena terjangkit virus. "Dulunya kita gampang mencarinya di Asahan ini, sekarang banyak orang yang tak mau lagi berternak babi karena trauma dengan kerugian yang dialami pasca ternak babinya banyak yang mati. Kami berharap, kiranya pemerintah setempat secepatnya mengambil solusi dalam hal stok daging babi di Kisaran ini," jelasnya.

Hal yang sama juga dikatakan Candra Simarmata (43) pemilik kedai nasi khas Batak di Jalan Pergam Kisaran. Menurutnya, sejak mahalnya daging babi, terpaksa menaikkan harga makanan di warungnya. Akibatnya, para langganan yang hendak makan pun mengeluh dengan mahalnya tarif makan, apalagi di masa pandemi Covid-19 ini ekonomi merosot. "Karena tarif makan dengan lauk daging babi begitu mahal, akhirnya saya beralih ke daging anjing yang harganya masih terjangkau. Yach lumayan lah bang, bisa untuk menyambung kebutuhan hidup," ungkapnya.(A06/d)

Sumber
: Hariansib Edisi Cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru