Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 25 September 2025

Efek Kejutan Reshuffle: Pasar Keuangan Merah Darah, Emas Pecah Rekor!

Redaksi - Selasa, 09 September 2025 12:54 WIB
20 view
Efek Kejutan Reshuffle: Pasar Keuangan Merah Darah, Emas Pecah Rekor!
ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nz
Warga memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Jakarta(harianSIB.com)

Pasar keuangan Indonesia bergejolak hebat pada perdagangan Selasa (9/9/2025), menyusul pengumuman perombakan (reshuffle) kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah kompak terjun bebas, sementara harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) justru melesat ke rekor tertinggi sepanjang masa.

Guncangan ini dipicu oleh ketidakpastian kebijakan ekonomi pasca-pergantian sejumlah menteri strategis, terutama posisi Menteri Keuangan yang ditinggalkan Sri Mulyani Indrawati, sosok yang selama ini dianggap sebagai jangkar stabilitas fiskal Indonesia.

IHSG dan Rupiah Kompak Merah Darah

Di lantai bursa, IHSG melanjutkan tren pelemahannya. Pada pembukaan perdagangan pagi ini, indeks langsung anjlok 0,20% ke level 7.751,32. Pelemahan ini merupakan kelanjutan dari koreksi tajam 1,28% pada perdagangan Senin (8/9/2025), di mana 451 saham bergerak di zona merah.

Kondisi lebih parah terjadi di pasar valuta asing. Rupiah ambruk 1,11% ke level Rp 16.490 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, ini adalah pelemahan signifikan setelah pada hari sebelumnya mata uang Garuda sempat menguat 0,75%.

"Reshuffle kabinet yang tidak terduga ini memicu kekhawatiran investor terhadap arah kebijakan ekonomi ke depan," ujar pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi. "Terutama, mundurnya Sri Mulyani yang menjadi simbol kredibilitas fiskal Indonesia di mata investor domestik maupun internasional."

Reaksi pasar ini, menurutnya, sejalan dengan Teori Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis/EMH), di mana harga aset finansial merefleksikan secara cepat semua informasi yang tersedia, termasuk kejutan politik seperti perombakan kabinet yang diumumkan pada Senin sore.

Sejarah mencatat, pasar saham selalu bereaksi negatif terhadap isu mundurnya Sri Mulyani. Pada Maret 2025, IHSG anjlok 6,12% dan pada 2010 turun 3,81% saat isu serupa berhembus.

Emas Antam Jadi Primadona, Cetak Rekor Tertinggi

Di tengah ketidakpastian yang melanda pasar saham dan obligasi, investor berbondong-bondong memburu aset aman (safe haven). Akibatnya, harga emas batangan Antam mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Harga emas Antam hari ini meroket Rp 26.000 menjadi Rp 2.086.000 per gram. Harga beli kembali (buyback) juga melesat ke level Rp 1.993.000 per gram. Fenomena flight to safety ini terjadi murni karena faktor domestik, mengingat harga emas di pasar global justru tercatat melemah tipis 0,16%.

Ujian bagi Menteri Keuangan Baru

Fokus utama pasar kini tertuju pada Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa. Menurut Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede, pasar akan menguji kepemimpinan Menkeu baru dalam dua aspek krusial: kesinambungan kebijakan fiskal yang prudent dan kualitas komunikasi publiknya.

"Volatilitas pasar berpotensi berlanjut hingga ada pernyataan tegas dari pemerintah yang bisa menenangkan investor," kata Josua. Senada dengan itu, Jason Tuvey dari Capital Economics memperingatkan adanya risiko pelonggaran aturan fiskal dan potensi tekanan pada independensi Bank Indonesia (BI) untuk mendukung program-program pemerintah. Hal ini, menurutnya, dapat memicu kekhawatiran investor internasional terhadap stabilitas makroekonomi Indonesia.

Proyeksi dan Kunci Pemulihan

Ke depan, BNI Sekuritas memproyeksikan IHSG berpotensi menguji level support di kisaran 7.630-7.650. Jika mampu bertahan di level tersebut, ada kemungkinan terjadi rebound jangka pendek.

Sementara itu, Ibrahim Assuaibi memperkirakan pergerakan Rupiah akan berfluktuasi di rentang Rp 16.300 hingga Rp 16.500 per dolar AS dalam waktu dekat. Para ahli sepakat, kunci untuk memulihkan kepercayaan pasar saat ini adalah komunikasi yang cepat, jelas, dan transparan dari pemerintah. Sinyal kuat mengenai komitmen terhadap disiplin fiskal dan koordinasi yang solid dengan Bank Indonesia mutlak diperlukan untuk meredam gejolak yang lebih dalam.

Reshuffle kabinet kali ini bukan sekadar pergantian personel, tetapi telah menjadi ujian sesungguhnya bagi kredibilitas dan stabilitas ekonomi Indonesia di mata dunia.(**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru