Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 25 September 2025

Pasar Tarik Ulur: Harapan The Fed Angkat IHSG 1.37%, Namun Bayang-Bayang Reshuffle Masih Menghantui

Redaksi - Jumat, 12 September 2025 17:00 WIB
43 view
Pasar Tarik Ulur: Harapan The Fed Angkat IHSG 1.37%, Namun Bayang-Bayang Reshuffle Masih Menghantui
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc
Ilustrasi - Pekerja melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Jakarta(harianSIB.com)

Pasar saham Indonesia menutup pekan ini dengan skenario penuh kontras. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat 1.37% ke level 7,854.06 pada penutupan perdagangan, Jumat (12/9/2025). Penguatan signifikan ini terjadi di tengah persimpangan dua sentimen besar: optimisme global akan pelonggaran kebijakan moneter AS dan kecemasan domestik pasca-reshuffle kabinet yang masih membayangi.

Katalis utama di balik euforia pasar hari ini datang dari seberang Pasifik. Meskipun data inflasi AS pada bulan Agustus tercatat sedikit lebih panas dari perkiraan, pasar justru lebih fokus pada data tenaga kerja yang melemah. Klaim tunjangan pengangguran yang melonjak ke 263.000 menjadi sinyal kuat bagi The Federal Reserve (The Fed) bahwa ekonomi mulai mendingin.

Hal ini memperkuat ekspektasi pasar secara signifikan. Saat ini, probabilitas The Fed akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada pertemuan pekan depan sangat tinggi. Harapan akan kebijakan moneter yang lebih longgar inilah yang memompa sentimen positif ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, dan menjadi motor penggerak utama IHSG.

Kekhawatiran Domestik Belum Reda

Namun, di balik penguatan tersebut, pasar domestik sebenarnya masih menyimpan bara. Awal pekan ini, IHSG sempat terperosok ke level terendah dalam empat minggu. Pemicunya jelas: reshuffle kabinet dan pergantian pucuk pimpinan di Kementerian Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Y Sadewa.

Investor, baik domestik maupun asing, sempat khawatir arah kebijakan fiskal Indonesia akan bergeser menjadi lebih populis dan kurang prudent. Meskipun Menteri Keuangan baru telah berjanji untuk menjaga kesehatan fiskal dan mendorong pertumbuhan, pasar masih dalam mode wait and see. Ketegangan politik dan aksi protes sosial yang menyertai dinamika ini turut menambah lapisan ketidakpastian yang dapat mempengaruhi arus modal ke depan.

"IHSG diproyeksikan bergerak dalam rentang support 7.600 dan resistance 7.900. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan karena indeks rentan terhadap koreksi teknikal dan dinamika politik domestik," ujar Maximilianus Nico Demus, analis dari Pilarmas Investindo Sekuritas.

Rupiah Bangkit, Emas Terkoreksi

Di pasar valuta, Rupiah menunjukkan taringnya. Setelah sempat tertekan hingga level 16,480 di awal pekan, mata uang Garuda berhasil menguat 0.17% dan ditutup pada level 16,391.9 per Dolar AS. Langkah-langkah intervensi dan stabilisasi dari Bank Indonesia diyakini menjadi faktor kunci di balik ketahanan Rupiah.


Sementara itu, emas sebagai aset aman (safe haven) justru mengalami dinamika berbeda. Harga emas Antam terkoreksi tipis Rp 7.000 menjadi Rp 2,088,000 per gram. Koreksi ini sejalan dengan harga emas global yang juga sedikit turun ke level US$ 3,632.49 per troy ounce, seiring spekulasi pemotongan suku bunga The Fed yang mengurangi daya tarik aset tidak berimbal hasil seperti emas untuk sementara waktu.

Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Dengan kondisi pasar yang bergerak di antara harapan dan kecemasan, investor disarankan untuk tetap waspada.

1. Pantau Level Teknis: Analis teknikal Ivan Rosanova dari Binaartha Sekuritas mengingatkan bahwa kegagalan IHSG menembus resistance Fibonacci di 7.841 dapat memicu koreksi. Level ini menjadi kunci untuk pergerakan pekan depan.
2. Cermati Kebijakan Fiskal: Arah kebijakan Menteri Keuangan baru akan menjadi sorotan utama. Setiap pernyataan dan langkah awal akan sangat mempengaruhi kepercayaan investor jangka menengah.
3. Diversifikasi Aset: Meski terkoreksi, emas tetap menjadi instrumen hedging atau lindung nilai yang penting dalam portofolio untuk menghadapi potensi gejolak politik dan ketidakpastian global.
4. Waspadai Volatilitas Rupiah: Bagi yang memiliki eksposur terhadap mata uang asing, pertimbangkan untuk melakukan lindung nilai untuk mengantisipasi pergerakan nilai tukar yang fluktuatif.

Secara keseluruhan, pasar keuangan Indonesia menunjukkan resiliensi yang patut diacungi jempol. Namun, kemenangan sentimen global hari ini belum tentu menjamin ketenangan di pekan-pekan mendatang. Investor yang cermat dan strategi yang terukur akan menjadi kunci untuk menavigasi pasar yang penuh dinamika ini.(**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru