Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 25 September 2025

HSG Menari di Zona Hijau, Rupiah Tertunduk Lesu, Emas Pecahkan Rekor: Tiga Wajah Pasar Keuangan Indonesia di Awal Pekan

Redaksi - Senin, 15 September 2025 17:11 WIB
31 view
HSG Menari di Zona Hijau, Rupiah Tertunduk Lesu, Emas Pecahkan Rekor: Tiga Wajah Pasar Keuangan Indonesia di Awal Pekan
Istimewa
IHSG
Jakarta(harianSIB.com)

Pasar keuangan Indonesia menyuguhkan drama tiga babak pada perdagangan awal pekan, Senin (15/9/2025). Di satu sisi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpesta pora ditopang kebijakan pemerintah. Di sisi lain, nilai tukar Rupiah kian tertekan oleh sentimen global. Sementara itu, Emas melanjutkan pacuannya, mencetak rekor harga baru di tengah ketidakpastian.

Panggung utama hari ini menjadi milik IHSG yang ditutup melesat 1,06% ke level 7.937,12. Katalis utama penguatan ini adalah suntikan dana jumbo sebesar Rp200 triliun dari pemerintah ke lima bank BUMN. Kebijakan yang bertujuan meningkatkan likuiditas ini disambut euforia oleh investor, memompa optimisme ke lantai bursa.

"Intervensi pemerintah ini memberikan napas segar dan kepercayaan diri bagi pelaku pasar, setidaknya untuk jangka pendek," ujar seorang analis dari Phintraco Sekuritas.

Namun, euforia di pasar saham tidak menular ke pasar valuta. Rupiah justru tak berdaya dan harus kembali melemah 0,19% ke level Rp16.405,5 per dolar AS. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif mata uang Garuda yang telah anjlok 6,68% dalam setahun terakhir.

Tekanan terhadap Rupiah datang dari faktor eksternal. Sikap investor yang cenderung wait and see menanti keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), serta ketegangan geopolitik global menjadi pemberat utama. Analis dari Commerzbank Research bahkan menyoroti adanya kekhawatiran stagflasi di AS yang turut membayangi pasar negara berkembang.

Di tengah gejolak saham dan mata uang, emas tampil sebagai primadona. Logam mulia ini membuktikan statusnya sebagai aset lindung nilai (safe-haven) yang paling diandalkan. Harga emas dunia meroket hingga mendekati rekor tertingginya di level 3.646 dolar AS per ons.

Ole Hansen, Ahli Strategi dari Saxo Bank, memprediksi bahwa secara teknikal, emas berpotensi menembus level 3.800 dolar AS per ons jika sentimen penghindaran risiko terus berlanjut.

Kilau emas dunia juga terpancar di pasar domestik. Harga emas batangan Antam tercatat meroket ke level Rp2.093.000 per gram, menjadi rekor tertinggi baru dan incaran investor untuk mengamankan asetnya.

The Fed

Pekan ini, arah pasar keuangan global dan domestik akan sangat ditentukan oleh hasil rapat The Fed. Pasar secara luas berekspektasi The Fed akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) ke rentang 4-4,25%.

"Jika pemangkasan suku bunga ini terealisasi, bisa menjadi angin segar. Namun jika The Fed memberikan sinyal yang berbeda, pasar harus bersiap menghadapi gejolak lanjutan," tambah analis Phintraco.

Dari dalam negeri, faktor politik seperti pergantian Menteri Keuangan dan dinamika sosial turut menjadi perhatian investor. Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG berpeluang menguji level psikologis 7.980-8.000 dalam sepekan ke depan, dengan merekomendasikan saham di sektor perbankan dan komoditas seperti BMRI, BRIS, dan INCO.

Bagi investor, kondisi pasar yang kontras ini menegaskan kembali pentingnya strategi diversifikasi portofolio. Memegang saham perbankan yang diuntungkan oleh stimulus pemerintah, mengoleksi emas untuk berlindung dari pelemahan Rupiah, dan tetap waspada terhadap sentimen global menjadi kunci untuk menavigasi pasar yang penuh gejolak.(**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru