Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 23 Desember 2025

100 Hari Pemerintahan Jokowi IHSG Cetak Rekor Tertinggi

- Jumat, 30 Januari 2015 19:51 WIB
355 view
100 Hari Pemerintahan Jokowi IHSG Cetak Rekor Tertinggi
Medan (SIB)- Seratus hari pemerintahan Jokowi, indeks harga saham gabungan (IHSG) mampu mencetak rekor tertinggi baru di level 5.227. "Namun, saat Jokowi ditetapkan sebagai pemenang, IHSG justru bergerak melemah, ujar Gunawan Benyamin Kepada wartawan, Kamis (29/1).

Ia mengatakan, baru setelah program-programnya diutarakan ada pergerakan sejumlah saham yang sangat baik khususnya saham-saham infrastruktur. Hal ini, lebih dikarenakan fokus pembangunan yang dilakukan Jokowi lebih menitik beratkan pada pembangunan infrastruktur dasar. Selain itu, kebijakan tersebut juga didukung dengan tidak memberikan subsidi BBM kepada masyarakat.

Gunawan menilai, kinerja IHSG yang membaik ini lebih banyak disumbang oleh sisi kebijakan Jokowi itu sendiri. Harga saham konstruksi naik tajam seperti ADHI, WIKA, WSKT, PTPP maupun WTON. Sejak dilantik, IHSG telah naik lebih dari 4.5%. Saya melihat ini kinerja IHSG yang lumayan baik, di tengah kurang baiknya kondisi kinerja indeks bursa regional.

Namun IHSG, sebutnya, tidak bergerak hanya mengacu kepada sentimen Jokowi, sisi eksternal saya melihat juga mempengaruhi kinerja IHSG, walaupun dampaknya tidak begitu terasa. Yang perlu dilakukan Jokowi adalah memperbaiki arus investasi asing yang masuk ke pasar domestik.

Namun ada yang perlu dikuatirkan, Jokowi harus segera mampu mengarahkan agar investasi asing tersebut masuk ke sektor rill bukan hanya ke pasar modal.

 Karena resikonya sangat besar dan merusak asumsi perekonomian makro ke depan. Ini perlu dipikirkan dan dicari jalan keluarnya. Mengingat uang yang masuk ke pasar modal merupakan uang panas.

“Selama Jokowi mampu menyeimbangkan kebijakan yang bisa membuat pasar keuangan kondusif, saya pikir IHSG masih memiliki tren penguatan. Bahkan tidak sedikit analis yang meyakini IHSG bisa melebihi level 5.600 di tahun ini. Saya termasuk yang optimis dengan memperkirakan IHSG akan mampu menguat hingga mendekati level 6.000 di tahun ini,” sebutnya.

Sayangnya katanya, ekspektasi tersebut memudar melihat perkembangan dinamika politik akhir-akhir ini khususnya KPK dan Polri. Bila tidak ada perbaikan mendasar untuk kedua institusi tersebut maka akan mengganggu kinerja IHSG ke depan. Bukan tidak mungkin IHSG akan terpuruk di bawah 5.000 bila konflik KPK-Polri terus berlangsung dengan intensitas yang terus memburuk dan mengancam kestabilan negara.

Untuk nilai tukar Rupiah, meskipun akhir-akhir ini membaik, namun ancaman terhadap kinerja rupiah masih terbuka lebar. Tingginya asumsi pertumbuhan ekonomi domestik yang akan diikuti dengan peningkatan impor bisa merusak kinerja Rupiah. Saat ini Rupiah masih berada dalam rentang yang aman dikisaran 12.500. Namun bukan tidak  mungkin Rupiah kembali terpuruk ke 13.000 an bila ada kenaikan suku bunga The FED, tidak ada peningkatan pada sisi arus modal asing ke tanah air, gangguan politik yang berkepanjangan serta ketergantungan impor yang tinggi.

Jokowi seharusnya sudah memiliki rancangan ataupun strategi untuk keluar dari masalah tersebut bila nantinya terjadi. (A3/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru