Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 06 Juni 2025

Filipina Sebut Apo Mike dari Abu Sayyaf Dalang Penyanderaan 7 WNI

* Besok Pemerintah Tentukan Opsi Pembebasan
- Senin, 27 Juni 2016 10:28 WIB
405 view
Filipina Sebut Apo Mike dari Abu Sayyaf Dalang Penyanderaan 7 WNI
Mindanao (SIB)- Tujuh anak buah kapal (ABK) asal Indonesia disandera oleh milisi bersenjata di Filipina. Intelijen Filipina menyebut pelaku penyanderaan adalah kelompok Abu Sayyaf di bawah pimpinan Majal Adja atau 'Apo Mike'.

Diberitakan oleh manilatimes.net, Minggu (26/6), berdasarkan informasi dari sumber intelijen disebut 7 WNI dibawa menuju Provinsi Sulu. Laporan intelijen itu juga menyebut kelompok Apo Mike selalu bergerak dan berpindah-pindah karena dikejar oleh pasukan pemerintah.

Para sandera dari kapal Charles 001 diculik dalam perjalanan menuju Indonesia. Kelompok bersenjata ini naik ke atas tugboat sekitar pukul 11.00 pagi waktu setempat yang lokasinya berdekatan dengan perbatasan Indonesia.

Milisi ini menculik 7 orang dari 13 awak kapal dan kabur menuju wilayah Tawi-tawi. Penculikan itu dilakukan dua kali oleh kelompok orang yang berbeda. Kelompok pertama membawa tiga sandera, kelompok kedua membawa dua sandera. Enam ABK lainnya disuruh meneruskan perjalanan ke Samarinda. Kedua kelompok ini diduga menginduk ke kelompok Apo Mike.

Kapten kapal sempat menghubungi istrinya dan mengabarkan dirinya telah diculik. Pelaku penyanderaan meminta tebusan sebesar 20 juta ringgit.
Laporan intelijen menambahkan pelaku penculikan dan korban tiba dengan menggunakan dua kapal di Barangay Lagasan, Kota Parang di Provinsi Sulu pada Kamis (23/6).

Kelompok Apo Mike juga diketahui sebagai dalang di balik penculikan 4 awak kapal Malaysia pada April lalu. Para korban dilepaskan pada 7 Juni di Patikul, Sulu.

Indonesia mengkonfirmasi terjadinya penyanderaan itu pada Jumat 24 Juni setelah beredar informasi yang simpang siur. Sedangkan Filipina akhirnya memverifikasi penculikan itu kemaren.

Menko Polhukam Luhut B Pandjaitan menyatakan kelompok bersenjata itu meminta tebusan atas para sandera, sama seperti dengan dua kasus sebelumnya.

"Minta tebusan, angkanya mau di-verified lagi," terang Luhut di kantornya pada Jumat (24/6).

Tentukan Opsi
Pemerintah telah mengaktifkan crisis center untuk menangani penyanderaan 7 WNI  oleh kelompok Abu Sayyaf. Tim crisis center yang diketuai Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan itu akan menentukan opsi upaya pembebasan pada Selasa (besok).

"Nanti kita lagi pelajari, crisis center sudah dihidupkan, mungkin hari Selasa kita sudah dapatkan jawaban permulaan kemungkinan opsi-opsi yang akan kita ambil," kata Luhut di Tamansari, Jakarta Barat.

Luhut menjelaskan, keputusan yang dihasilkan pertemuan di Yogyakarta antara panglima tentara Indonesia, Malaysia dan Filipina memang belum berjalan dengan efektif. Masih ada beberapa hal yang belum dijalankan. Sehingga, pemerintah akan menempuh upaya lain untuk membebaskan sandera.
"Ya itu sudah dibicarakan oleh panglima TNI, ada beberapa yang belum jalan. Memang belum semua pihak melaksanakan itu," jelasnya.

Kronologi Penyanderaan
TNI Angkatan Laut melakukan investigasi penyanderaan 7 WNI di Laut Jolo, Filipina. Berikut kronologi penyanderaan berdasar hasil investigasi.
Kronologi penyanderaan ini disampaikan TNI AL dalam siaran pers, Minggu (26/6). Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi memerintahkan pendalaman atas penyanderaan ini dengan hasil kronologi sebagai berikut:

18 Juni 2016
Kapal TB Charles berangkat dari Philipina Cagayan De Oro Port menuju ke Samarinda dengan 13 orang anak buah kapal (ABK).
20 Juni 2016

Pukul 11.30 di perairan Laut Jolo terjadi pembajakan dengan menggunakan dua perahu yang beranggotakan 4 sampai 5 orang, salah satu di antara mereka menggunakan bahasa Melayu dan membawa senjata api laras panjang.

Para pelaku kemudian menculik tiga orang ABK yaitu Capt. Fery Arifin (nahkoda), Muh. Mahbrur Dahri (KKM) dan Edy Suryono (Masinis II), serta merampas semua alat komunikasi kapal.

Setelah kejadian itu, kapal tersebut dilepas dan melanjutkan perjalanan dengan sisa ABK 10 orang.

Pukul 12.45
Di dalam perjalanan hanya berselisih waktu 1 jam 15 menit dengan kejadian pertama, kapal TB Charles 001 kembali dibajak oleh kelompok lain dengan menggunakan 3 perahu yang beranggotakan 8-10 orang.

Dari informasi yang diperoleh, pembajak tersebut menggunakan bahasa Inggris dengan sikap kasar dan arogan, bersenjata laras panjang dan pistol, kemudian kembali menculik 4 orang ABK yaitu, Ismail (mualim I), Robin Piter (juru mudi), Muhammad Nasir (masinis III), dan Muhamad sofyan (Oilman).
Setelah melakukan penculikan, kelompok tersebut melepaskan kapal TB Charles dengan sisa 6 ABK yaitu Andi Wahyu (Mualim II), Syahril (Masinis IV), Albertus Temu Slamet (Juru Mudi), Reidgar Frederik Lahiwu (Juru Mudi), Rudi Kurniawan (Juru Mudi) dan Agung E Saputra (Juru Masak).

25 Juni 2016
Kapal TB Charles ditemukan KRI Multatuli-561 unsur Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim) dan dikawal menuju Samarinda serta dilanjutkan pengawalan oleh KRI Kerapu-821 unsur Gugus Keamanan Laut Armada RI Kawasan Timur (Guskamlatim) menuju Balikpapan hingga sandar di Dermaga Semayang, Sabtu (25/6).

Saat sandar di Dermaga Semayang, TNI AL melaksanakan identifikasi terhadap kru Tug Boat yang kembali tersebut oleh tim dari Lantamal XIII, Guskamlatim dan Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan. (detikcom/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru