Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 26 Oktober 2025

Kejar Seorang Pemerkosa, 4.000 Polisi Jepang Dikerahkan

- Sabtu, 11 Januari 2014 13:40 WIB
492 view
Kejar Seorang  Pemerkosa, 4.000 Polisi Jepang Dikerahkan
SIB/int
Ilustrasi
Kawasaki (SIB)- Kepolisian Jepang tak main-main menangani kasus pemerkosaan. Baru-baru ini perburuan besar-besaran dilakukan untuk menangkap seorang tersangka kasus kekerasan seksual yang kabur dari pemeriksaan. Lebih dari 4.000 personel polisi dikerahkan. Juga 850 kendaraan, anjing-anjing pelacak, helikopter, dan kapal cepat digunakan untuk menyisir wilayah Kawasaki untuk mencari si pelaku, Yuta Sugimoto.

Selama pencarian polisi juga memperingatkan warga untuk awas dan waspada. Anak-anak sekolah diminta tidak keluar rumah sendirian. Kaburnya tersangka pemerkosa membuat para orangtua khawatir. "Mengerikan ia masih bisa berkeliaran," kata seorang ibu seperti Liputan6.com kutip dari Japan Today. Usaha itu tak sia-sia. Seperti dikabarkan BBC, Kamis (9/1), Yuta Sugimoto ditemukan bersembunyi di taman Kota Yokohama. Pelarian 2 hari pemuda 20 tahun itu berakhir.

Penahanannya menjadi perhatian publik, detik-detik ia dibekuk ditayangkan secara langsung di televisi lokal. Rekaman dari udara menunjukkan, puluhan polisi berada di taman di Izumi Ward. Terlihat seorang pria digiring ke mobil polisi.

Media Jepang menyebut, ponsel milik Sugimoto menjadi petunjuk bagi polisi untuk menemukannya. Apa kesalahan yang dilakukan Sugimoto? Ia bersama seorang pria lainnya disangka memperkosa dan merampok seorang perempuan di jalan di Kawasaki pada 2 Januari 2014.

Kasusnya sebenarnya tak diketahui publik. Namun, karena tersangka kabur, seluruh Jepang tahu apa yang ia lakukan. Kabarnya bahkan mendunia. Sugimoto kabur saat berbincang dengan pengacaranya di Lantai 6 Gedung Kejaksaan Distrik Yokohama. Ia meminta izin untuk memakai toilet di lantai 4. Polisi membuka borgolnya. Saat itulah ia kabur.

Masyarakat bisa menyaksikan langsung di jalanan dan siaran televisi perburuan tersebut. Koran Shankei Shimbun mengatakan bahwa "jalan-jalan kota dibanjiri ribuan polisi". Sekolah-sekolah setempat juga ikutan heboh, memperingatkan siswa-siswanya untuk tidak berjalan sendirian. "Sangat menakutkan melihat dia masih buron," kata seorang ibu yang anaknya masih SD kepada Fuji TV.

Kehebohan ini bisa dimaklumi karena kejahatan dengan kekerasan jarang sekali terjadi di Jepang. Bahkan, Jepang punya angka kejahatan terendah dibanding negara-negara industri lainnya. Belakangan, jumlahnya terus turun. Tahun 2002, tercatat jumlah kejahatan mencapai lebih dari 2,8 juta. Jumlah ini menurun hingga setengahnya menjadi 1,3 juta pada tahun 2012. (BBC/c)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru