Tarutung (SIB)- St Ruben Zainal Simanjuntak mengapresiasi Aturan dan Peraturan (AP) HKBP 2002 yang telah membuka peluang memperdayakan anggota jemaat HKBP melakukan pelayanan dalam uloaon hatopan (Pimpinan Pusat).
"Pendeta, sintua dan jemaat telah mempunyai kedudukan yang sama dalam menjalankan Tri-Tugas Gereja yang mulia yaitu ber-koinonia, ber-marturia dan ber-diakonia, jemaat. Sehingga mulai dari tingkat Huria , Ressort, Distrik sampai tingkat Pusat telah dapat kita lihat bahwa jemaat dan sintua diberdayakan sebagai pengurus yang ikut aktif mengkonstruksi dan mengembangkan spiritualitas jemaat," ujar Parhalado Ressort HKBP Cikarang yang mempersunting Tiara br Sianipar ini.
Dijelaskan, pemberdayaan jemaat ini telah termaktum dalam Aturan dan Peraturan HKBP yang terbuka dan dialogis. Dengan demikian HKBP sebagai Tubuh Kristus telah benar-benar menjalankan misinya sebagai berkat bagi dunia, dengan bersatu padu dan bergandengan tangan antara partohonan "full timer" dengan partohonan sintua dan jemaat.
Pelayanan HKBP akan semakin dasyat karena semua pelayan partohonan dan jemaat dapat bersama-sama peduli dan rindu akan tugas panggilannya sebagai tanda yang sudah diselamatkan Tuhan Yesus Kristus. HKBP untuk mencapai misi dan visinya masih banyak yang harus dilakukan dan dibenahi.
Tokoh muda yang memiliki dua putra dan dua putri ini berpendapat, perlu menciptakan suatu sistem yang mencerdaskan iman dan mengangkat harkat setiap jemaat di HKBP. Maka yang menjadi prioritas dalam pelayanan Diakonia adalah merangkai pelayanan Diakonia yang "mendarat" kepada jemaat marginal, miskin, yatim piatu, sakit tapi tidak mampu, pengangguran dan berpendidikan rendah. "HKBP sebagai gereja terbesar di Asia harus peduli dan mampu menjawab semua itu. Kami sebagai sintua telah lama merenungkan itu, bahkan berdoa supaya pelayanan Diakonia HKBP benar-benar pelayanan "mangurupi" di tubuh HKBP. Kami tidak mau hanya sebagai konsep atau tertulis di kertas putih," ucapnya.
Diakonia menurutnya bukan hanya rangkaian kata-kata yang akademisi, ilmiah atau hanya seminar di hotel-hatel, tetapi harus benar-benar action (berbuat) agar dirasakan jemaat yang membutuhkan.
Dijelaskan, untuk mengimplementasikan berbagai tugas mulia itu, ada banyak sintua dan pendeta sebagai sinodestan mengusulkan agar ada dari partohonan sintua bersedia menjadi Balon Kadep Diakonia HKBP periode 2016-2020. "Saya berdoa dan memikirkan usulan itu, dan bersedia dicalonkan oleh sinodestan," tegasnya.
Berbagai pengalaman dan pelayanannya di HKBP menjadi modal St RZ Simanjuntak untuk dicalonkan dan dapat mengabdi nantinya yakni sebagai Parhalado Resort HKBP Cikarang, utusan Sinode Distrik Bekasi, utusan Sinode Godang HKBP, Ketua Parartaon HKBP Cikarang, Panitia dan Penggagas Distrik XIX Bekasi, MPSD Distrik XIX Bekasi dan MPS HKBP 2016-2020.
DUKUNGAN
Dukungan kepada St RZ Simanjuntak mencalonkan diri sebagai Kadep Diakonia diungkapkan langsung tiga pendeta yang merupakan peserta Sinode Godang ke-63 HKBP.
Pdt J Sitindaon yang dikenal dekat dengan St RZ Simanjuntak mengatakan, sintua muda dan pengusaha sukses ini peka dan peduli akan pelayanan HKBP. Aktif di jemaat, resort bahkan penggagas dan panitia mendirikan/meresmikan Distrik XIX Bekasi.
Demikian juga Pdt Manik (Pendeta Ressort Cikarang) mengakui sebagai sosok yang takut akan Tuhan, dekat dan bersahabat dengan para pendeta serta mempunyai tingkat kejujuran yang tinggi. " Dia juga bisa bersosialisasi dengan berbagai suku dan agama di Cikarang - Bekasi yang didominasi suku Sunda dan agama Islam," sebutnya.
Sementara Pdt A Manurung mantan dari HKBP Cikarang mengakui bahwa sintua yang satu ini telah dikenal sejak tahun 1999 merupakan sintua pekerja keras, pemberani, mudah beradaptasi, peka, tidak kaku bersahabat di daerah yang majemuk dan sangat peduli akan pelayanan di gereja. Keluarganya juga takut akan Tuhan.(BR5/c)