Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 26 Oktober 2025

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan RI Ir. Syukur Iwantoro MS MBA : Siborong borong Jadi Sentra Kerbau di Indonesia

*Usulan Wartawan SIB Mendirikan Instalasi Ternak Kerbau di Samosir di Pertimbangkan
- Senin, 13 Januari 2014 13:32 WIB
2.458 view
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan RI Ir. Syukur Iwantoro MS MBA : Siborong borong Jadi Sentra Kerbau di Indonesia
SIB/Anwar Lubis
Cindera Mata : Datang ke Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) babi dan kerbau dan Hijauan Pakan Ternak (HPT) Siborong-borong Kabupaten Taput, Jumat (10/1), Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Ri Ir Syukur Iwantoro MS MBA mendapatkan cindera mata berupa
Tapanuli Utara (SIB)- Tingginya populasi kerbau yang didukung alam wilayah Tapanuli menjadi salah satu alas an kuat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Republik Indonesia Ir. Syukur Iwantoro, MS MBA menjadikan Siborong-borong sentra produksi kerbau di Indonesia.

Terlebih, di daerah itu terdapat Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) babi dan kerbau dan Hijauan Pakan Ternak (HPT) dengan beberapa unit instalasi.

“Saat para pakar di Indonesia bicara kerbau, mereka harus bicarakan Siborong-borong. Untuk itu, balai ini harus memiliki performa yang unggul, baik dari segi bibit ternak yang dihasilkan, penataan kantor dan instalasinya sampai pada sumber daya manusianya harus unggul,” kata Syukur di Siborong-borong, Jumat (10/1).

Selain meninjau instalasi ternak  kerbau di Silangit dan instalasi ternak babi di Bahal Batu Tapanuli Utara, Syukur juga memperhatikan ukuran ternak-ternak masyarakat sekitarnya.

Menurutnya, ukuran ternak masyarakat yang ada di Tapanuli Utara tergolong kecil. Hal itu disebabkan, sumber bibit yang tidak berasal dari bibit unggul.

“Terjadinya inbreeding (kawin sedarah pada ternak) menjadikan tubuh ternak masyarakat di daerah ini  kerdil. Hal itu juga bisa terlihat dengan adanya tanduk yang tumbuh tidak sempurna.

Kehadiran BPTU dan HPT di Siborong-borong harus mampu mengembalikan benih-benih asli agar ternak warga di sekitar daerah ini kembali pada aslinya. Bukan lagi keturunan dari inbreeding. Demikian juga dengan ternak babi. Ternak babi daerah ini juga harus lebih unggul dari ternak babi dari daerah lain.,” kata Dirjen.

Selain konsentrasi pada penyediaan bibit unggulan, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Ternak meminta BPTU dan HPT Siborong-borong untuk memperhatikan bio security. Semua bibit yang keluar dari BPTU dan HPT Siborong-borong harus bebas dari berbagai jenis penyakit yang dapat tertular pada ternak  maupun manusia.

Kepala BPTU dan HPT Siborong-borong, Firman beserta staf-stafnya, kepada Dirjen menyampaikan keluh kesah mereka menjadikan BPTU dan HPT itu menjadi tumpuan masyarakat, terlebih akan menjadi sentra kerbau di Indonesia. Persoalan teknis dan SDM menjadi kendala.

Merespon keluh kesah itu, pimpinan BPTU dan HPT Siborong-borong diminta segara menyusun grand design rencana pencapaian 5 tahun ke depan. Dirjen meminta grand design itu sudah dilaporkan paling lambat 10 Februari 2014.

Dalam pertemuan itu, Syukur Iwantoro menyampaikan satu paradoksal yang terjadi soal kerbau di Indonesia. Menurut dia, para pakar kerbau di Indonesia selalu membuat pertemuan dua kali setahun.

Namun hasilnya, kerbau di Indonesia semakin menurun. Data tahun 2011, populasi kerbau 1.3 juta ekor, namun tahun 2013 menurun menjadi 1.1 juta ekor.

“Begitulah kalau bicara kerbau di Jakarta. Nanti saya usulkan, kalau bicara kerbau tidak boleh di Jakarta atau daerah lain tapi harus di Siborong-borong,” ujarnya.

Instalasi Peternakan Kerbau di Samosir
Sebelum menutup kegiatan di BPTU dan HPT Siborong-borong, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan RI  Syukur Iwantoro, meminta masukan kepada wartawan SIB.

Mendapat kesempatan itu, wartawan SIB Mahadi Sitanggang mengusulkan agar Dirjen Peternakan dan Kesehatan Ternak memperhatikan pendirian balai atau instalasi ternak kerbau di Samosir.

Pasalnya, Kabupaten Samosir temasuk penghasil kerbau yang cukup besar untuk Sumatera Utara. Selain itu, juga diusulkan agar BPTU dan HPT Siborong-borong berimprovisasi dengan menghasilkan panganan dari susu kerbau yang dalam bahasa Toba dikenal dengan “Dali Horbo”.

“Usulan ini sangat baik. Namun karena terkait anggaran dan pegawai nanti akan kami bicarakan dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.

Untuk sementara, tolong disampaikan kepada Bupati Samosir agar lebih banyak membuat kelompok-kelompok ternak, apakah itu kerbau atau babi. Kami akan turunkan pendamping dari balai ini,” kata Syukur.

Terkait dengan improvisasi BPTU dan HPT Siborong-borong, Dirjen membandingkan dengan Balai Peternakan di Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan. Balai di Baturaja itu juga telah memproduksi yoghurt dari susu sapi.

“Balai ini juga suatu saat harus mampu seperti itu. Seperti pengalaman saya di Italy, di sana ada makanan yang cukup mahal yang hanya bisa dibuat dari susu kerbau. Namanya Mazorella,” kata Dirjen.

Di Tapanuli Utara, Ir. Syukur Iwantoro mendapat sambutan khas Tapanuli. Dia mendapat cinderamata berupa ulos dari BPTU dan HPT Siborong-borong dan juga dari Bupati Tapanuli Utara Torang Lumban Tobing yang diwakili Kadis Peternakan dan Perikanan Longgos Pandiangan.(C8/E2/c)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru