Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 21 September 2025

Israel Ingin Buka Hubungan Diplomatik dengan Indonesia

- Selasa, 16 Oktober 2018 10:46 WIB
311 view
Yerusalem (SIB)- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan niat untuk membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan salah satu negara penting bagi Israel. Hal ini diungkap Netanyahu dalam konferensi internasional untuk wartawan Kristiani di Yerusalem.

"Indonesia sangat, sangat penting bagi kita. Indonesia sangat penting bagi negara (Israel). Indonesia satu-satunya negara yang belum memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, sebagian besar negara lainnya punya," ucap Netanyahu, seperti dikutip dari Times of Israel, Minggu (15/10). "Indonesia memiliki penduduk lebih dari 200 juta orang. Mereka memiliki umat Muslim dan puluhan juta umat Krsiten. Kami ingin melihat Indonesia di sini. Kami ingin memiliki hubungan baik dengan mereka."

Pernyataan itu diutarakan Netanyahu menjawab pertanyaan salah satu anggota konferensi, Monique Rijkers, wartawan sekaligus aktivis pro-Israel dari Jakarta. Monique juga meminta Netanyahu membuka perbatasan Israel bagi warga Indonesia yang ingin beribadah ke Yerusalem.

Hal itu diutarakan Monique menyusul larangan perjalanan yang diberlakukan otoritas Israel bagi WNI sekitar awal tahun 2018. Larangan itu diberlakukan Tel Aviv membalas larangan serupa yang diberlakukan pemerintah Indonesia. "Saya akan selesaikan masalah visa, saya akan lihat apa yang bisa saya lakukan soal ini," tutur Netanyahu.

Dikutip The Time of Israel, Nentanyahu juga mengatakan Israel sedang menjajaki kemungkinan menjalin hubungan diplomatik dengan negara muslim lain di Afrika. Menurutnya, banyak negara di kawasan itu yang tertarik membuka relasi dengan Israel demi bekerja sama memberantas terorisme. "Kenyataan ini membuka jalan bagi negara-negara lainnya mengakui Israel sebagai satu negara," tuturnya.

Pengakuan Bagi Indonesia
Menurut Faisal Assegaf, pengamat Timur Tengah, sekaligus jurnalis dan pendiri situs albalad.co, pernyataan PM Netanyahu adalah pengakuan bagi Indonesia. "Pertama, Indonesia memang penting bagi Israel, sebagai negara Muslim terbesar dan moderat, dibanding negara-negara Arab," ujar Faisal. "Israel juga melihat peranan Indonesia yang cukup aktif dalam forum-forum pembebasan Palestina," katanya.

Menurut Faisal, pengakuan dari Israel ini sebaiknya dijadikan momentum bagi Indonesia untuk menjadi mediator untuk konflik Palestina dan Israel. "Tidak harus membuka hubungan diplomatik karena bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945," jelasnya. 

"Tapi setidaknya mau berbicara dengan Israel kalau perlu menjadi tuan rumah untuk perundingan antara Palestina dan Israel," jelas Faisal kepada Erwin Renaldi dari ABC di Melbourne.

Faisal menambahkan Indonesia memiliki potensi besar sebagai penengah Palestina dan Israel, setelah sejumlah upaya yang digagas oleh negara-negara Arab dan barat kandas. ABC Indonesia telah mencoba menghubungi Kementerian Luar Negeri untuk memberikan komentar soal pernyataan PM Netanhayu.

Selama ini Indonesia baru memiliki hubungan dagang, ekonomi, dan parwisata dengan Israel. Pada bulan Juni 2018, Israel telah mencabut larangan visa turis Indonesia ke Israel. Keputusan tersebut juga telah disambut baik oleh asosiasi pariwisata Israel. Selain Indonesia, Malaysia, Iran dan Arab Saudi juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Awal Oktober lalu Wakil Menteri Diplomasi Israel Dr Michael Oren mengatakan negaranya telah mengirimkan bantuan bagi korban gempa di Sulawesi. Dr Michael mengatakan bantuan kesehatan dan penyelamatan telah dikirim ke Indonesia, "negara Muslim terbesar di dunia yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan kita". Meski begitu, karena sensitivitas isu terkait hubungan kedua negara, Kementerian Luar Negeri Israel menolak berkomentar terkait hal itu.

Situs albalad.co melaporkan relawan dari lembaga kemanusiaan asal Israel ditolak masuk ke Palu dengan alasan "tidak ada visa bagi warga negara Israel karena tidak ada hubungan diplomatik". (CNNI/ABCAustralia/detikcom/d)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru