Medan (SIB)
Para guru swasta yang bergabung di Persatuan Guru Swasta Indonesia (PGSI) Sumatera Utara berterimakasih dan memberikan piagam penghargaan kepada harian Sinar Indonesia Baru (SIB) yang tetap setia memperjuangkan nasib guru swasta melalui pemberitaannya.
“Kami salut dan bangga sekaligus mengucapkan terima-kasih yang sebesar-besarnya kepada SIB yang sampai saat ini tetap berada di barisan para guru swasta untuk memperjuangkan nasib mereka melalui pemberitaan,†ujar Sekretaris PGSI Sumatera Utara Partomuan Silitonga ST kepada Pemimpin Redaksi SIB GM Immanuel Panggabean BBA yang diwakili Wakil I Pemimpin Redaksi Ir Parluhutan Simarmata, Kamis (20/1) saat beraudiensi bersama pengurus PGSI lainnya.
Kedatangan para pengurus PGSI Sumatera Utara di antaranya Ketua Drs Masty Pencawan, Ketua PGSI Medan Area Iffah Mardhiyah SPd, Wakil Ketua PGSI Medan Rutmina Ginting SPd, Sekretaris PGSI Medan Area Budiansyah Ritonga SPd dan J Pencawan SH sebagai penasehat hukum, disambut ramah oleh WP1 beserta kru SIB Desra Gurusinga dan Horas Pasaribu di ruang pertemuan Lt 2 Kantor SIB Jalan Brigjend Katamso Medan.
Dalam kesempatan itu Silitonga menyebutkan tujuan PGSI hadir, mau mengucapkan terimakasih karena SIB ikut memperjuangkan nasib guru swasta yang saat ini masih ada yang bergaji Rp 300 ribu perbulannya.
Masih diingatnya ketika para guru swasta memperjuangkan nasib para guru agar mendapatkan bantuan insentif dari APBD Kota Medan, SIB ikut membantu melalui pemberitaan. Akhirnya tuntutan para guru lolos dan bantuan kepada guru ditampung di APBD Medan sebesar Rp 250 ribu perbulan.
Namun, para guru swasta terutama yang mengajar di SLTA sampai saat ini belum mendapatkan perhatian dari Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. “Kami kecewa, tidak ada perhatian dari Gubernur Edy Rahmayadi kepada PGSI. Tidak ada insentif apapun kepada guru swasta, apalagi anggaran yang ditampung APBD Sumatera Utara. Kalaupun ada, hanya untuk guru honorer yang ada di sekolah negeri,†ujar Silitonga.
Selain itu, hak-hak guru swasta ini sangat minim sekali. “Banyak yayasan yang kejam dengan semena-mena memberhentikan tenaga pengajarnya dengan tidak memberikan pesangon. Tidak ada undang-undang yang mengatur persoalan guru swasta yang dipecat tanpa pesangon ini. Hanya ke PGSI mereka mengadu dan apa yang dibuat PGSI membantu mereka? Sebab tidak ada undang-undang yang mengatur itu,†ujarnya lagi.
Ketua PGSI Sumatera Utara Masty Pencawan dalam kesempatan itu mengatakan sejak tahun 1970 sudah mengenal Pak GM Panggabean. Sejak yayasan yang dipimpinnya berdiri tahun 1980, pihaknya sudah berlangganan SIB setiap harinya. “Saya kalau tidak membaca SIB setiap harinya, terasa ada yang kurang,†ujarnya.
Banyak berita yang disiarkan SIB, seperti kemajuan sekolah hingga keluhan dunia pendidikan juga diberitakan SIB. Karenanya, SIB tetap melekat di hati pembacanya.
Para petinggi sekarang banyak yang lupa terhadap sekolah swasta. Padahal dulu, banyak yang bersekolah di swasta karena masih sedikit sekolah negeri. “Sekarang mereka lupa, bahkan seperti tidak peduli keberadaan sekolah swasta,†ujarnya.
Selain itu dikeluhkan para pengurus PGSI, adanya kebijakan pemerintah memberikan kesempatan kepada sekolah negeri menambah ruangan baru agar lebih banyak siswa tertampung. “Bagaimana nasib sekolah swasta nantinya, kalau semua sekolah negeri menambah ruang belajar untuk siswa baru,†ujar Silitonga seraya menyebutkan, kalau semua murid disedot sekolah negeri, bagaimana nasib swasta. Hal itu akan membuat sekolah swasta kehilangan siswa dan akan terjadi pengangguran terhadap guru swasta. Belum lagi masalah sertifikasi guru, ujarnya, masih banyak guru swasta yang belum tersertifikasi.
Dalam pertemuan itu, Ir Parluhutan Simarmata menyampaikan permohonan maaf Pak GM Immanuel Panggabean yang sedang tugas di Jakarta dan dirinya diwakilkan menerima pengurus PGSI.
Disebutkannya, hari ini tepat 11 tahun Bapak DR GM Panggabean berpulang menghadapNya. “Jadi sangat istimewa, pada hari ini PGSI bisa datang ke SIB untuk beraudiensi,†ujarnya.
SIB sampai saat ini masih konsisten dalam memberitakan masalah sekolah dan memperjuangkan nasib para guru untuk kemajuan anak bangsa. Hal itu bisa dibuktikan, setiap hari Senin SIB menyediakan 1 halaman khusus untuk berita sekolah dan pendidikan. Namanya lembaran Sekolah. “Silahkan kalau bapak ibu hendak berkarya, SIB siap menampungnya di lembaran itu,†ujarnya.
Selama ini apa yang dilakukan PGSI terhadap keberadaan guru sangatlah bagus. Namun, saat ini para guru harus bisa mengimbangi siswa dalam perkembangan zaman di era teknologi digital ini. “Para guru akan kewalahan mengimbangi pengetahuan anak dalam mengikuti teknologi karena anak sekarang jauh lebih cepat dan pintar,†ujar Parluhutan seraya menambahkan, sementara kita masih berkutat dengan persoalan gaji yang kecil.
Ditambahkannya, peluang sekolah swasta sebenarnya cukup tinggi namun harus menjaga kualitas. Peranan sekolah swasta sangat besar bagi negeri ini. Masih banyak orangtua yang tetap mempercayai anaknya dididik di sekolah swasta. Namun harus diingat, agar sekolah tetap menjaga kualitas.
Di akhir pertemuan, PGSI menyerahkan piagam penghargaan kepada Pemimpin Redaksi SIB GM Immanuel Panggabean BBA yang diterima Parluhutan Simarmata, atas partisipasinya membesarkan nama dan membantu perjuangan perkumpulan PGSI Sumatera Utara. (A12/d)