Jumat, 04 Oktober 2024

Tuai Kritik, Tabung Gas 3 Kg akan Digantikan Kompor Listrik 1.000 Watt

Redaksi - Senin, 19 September 2022 09:44 WIB
363 view
Tuai Kritik, Tabung Gas 3 Kg akan Digantikan Kompor Listrik 1.000 Watt
Foto: Rifkianto Nugroho
Ilustrasi tabung gas elpiji 3 Kg
Jakarta (SIB)
Rencana konversi tabung gas elpiji 3 Kg ke kompor listrik 1.000 watt menuai kritik. Hal ini dinilai akan menimbulkan masalah baru.

Pasalnya saat ini yang menggunakan elpiji 3 Kg adalah orang yang berasal dari golongan tidak mampu.

Lalu kompor listrik berdaya 1.000 watt ini akan sulit digunakan oleh masyarakat yang menggunakan daya listrik 450 watt, 900 watt dan 1.200 watt.

Pemerintah menyebut, kebijakan sedang diuji coba oleh PLN di sejumlah wilayah.

Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, dalam uji coba di tiga kota.

"Saat ini masih uji coba di 3 kota, masih dipelajari respons masyarakat serta juga aspek teknis dari kompor induksi tersebut," kata dia, Sabtu (17/9).

Dia mengungkapkan, proses uji coba ini juga akan melihat kapasitas kompor yang tepat. Sehingga masyarakat akan lebih nyaman dalam memasak.

Dadan juga menjelaskan saat ini yang sedang diuji coba adalah kompor listrik 2 tungku dengan kapasitas 1000 watt. "Uji coba ini dilakukan oleh PLN, jadi dibuatkan jaringan khusus di rumah untuk kompor," jelas dia.

Sebelumnya diberitakan pada bulan Juli 2022 Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, program konversi kompor ini dilakukan PLN sebagai salah satu upaya mengurangi beban negara atas impor LPG yang tiap tahun naik.

Apalagi, lanjutnya, selama ini khususnya LPG 3 kilogram merupakan barang subsidi yang masih dijual bebas sehingga tidak tepat sasaran dan menjadi beban APBN.

"Melalui konversi kompor ini langsung bisa menyelesaikan tiga persoalan sekaligus. Mengurangi ketergantungan impor LPG dengan energi berbasis domestik, yaitu listrik dan juga mengurangi beban APBN yang selama ini untuk mensubsidi LPG ini," papar Darmawan.[br]






MASALAH BARU
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengungkapkan, rencana konversi dari elpiji ke kompor induksi akan menambah banyak masalah.

"Pertama dari daya listrik, kelompok bawah harus migrasi paling sedikit ke daya 1200VA, artinya biaya pemakaian listrik pasti akan naik, jauh lebih besar dari biaya elpiji 3kg," kata dia saat dihubungi, Sabtu (17/9).

Selanjutnya, kompor gas dan peralatan masak yang lama banyak yang tidak bisa dipakai lagi, masyarakat harus beli peralatan masak yang sesuai dengan kompor listrik induksi.

Anthony menduga, kebijakan ini ditempuh untuk membantu permasalahan keuangan PLN, agar pemakaian konsumsi listrik meningkat, karena saat ini PLN mengalami oversupply.

Direktur Riset CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan penggunaan kompor listrik lebih tepat ditunjukkan kepada kalangan menengah atas, karena daya listrik yang dibutuhkan relatif besar.

"Coba dicek saja, jangan sampai konsumsi kompor listrik bisa lebih boros dari LPG. Ujungnya tergantung pemakaian per rumah tangga dan UMKM," jelas dia.

Menurut dia, kecuali pemerintah melakukan diskon secara signifikan tarif listrik pada kelompok rentan yang menggunakan kompor listrik.

"Tapi ini akan butuh survei yang detail, berapa banyak kelompok rentan beralih ke kompor listrik, dan berapa subsidi listrik yang ideal per rumah tangga," jelas dia. (detikfinance/f)





Sumber
: Koran SIB
SHARE:
komentar
beritaTerbaru