Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 26 Oktober 2025
Gelar Referendum Bergabung ke Rusia

Presiden Putin Akui Kemerdekaan Zaporizhzhia-Kherson di Ukraina

* Rusia Rudal Konvoi Kemanusiaan, 23 Tewas
Redaksi - Sabtu, 01 Oktober 2022 09:24 WIB
792 view
Presiden Putin Akui Kemerdekaan Zaporizhzhia-Kherson di Ukraina
Foto : dok. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS/File Photo
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Moskow (SIB)

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah Ukraina, Zaporizhzhia dan Kherson, yang baru saja menggelar referendum untuk bergabung dengan Federasi Rusia. Pengakuan kemerdekaan ini disampaikan Putin menjelang peresmian aneksasi empat wilayah Ukraina yang diduduki Moskow.

Seperti dilansir AFP, Jumat (30/9), Putin menyampaikan pengakuan kemerdekaan untuk Zaporizhzhia dan Kherson, yang terletak di wilayah Ukraina bagian selatan itu, dalam dekrit kepresidenan yang dirilis pada Kamis (29/9) tengah malam waktu setempat.

"Saya memerintahkan pengakuan kedaulatan negara dan kemerdekaan (untuk wilayah Zaporizhzhia dan Kherson)," ucap Putin dalam dekrit tersebut.

Pengakuan kemerdekaan untuk dua wilayah Ukraina itu dilakukan saat Rusia bersiap meresmikan aneksasi atau pencaplokan empat wilayah Ukraina -- Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson -- dalam seremoni yang digelar di Kremlin pada Jumat (30/9) sore waktu setempat.

Diketahui bahwa Putin telah mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk sesaat sebelum melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam pengumuman pada Kamis (29/9) menyebut, Putin akan memimpin seremoni peresmian aneksasi dan akan menyampaikan pidato.

Dalam pernyataannya, Peskov menyatakan aneksasi akan diatur dalam perjanjian antara Rusia 'dengan keempat wilayah yang menggelar referendum dan mengajukan permintaan kepada pihak Rusia'. Perjanjian itu akan ditandatangani oleh Putin, kemudian diratifikasi oleh parlemen Rusia yang dikuasai sekutu Putin.[br]



Wilayah-wilayah Ukraina itu kemudian akan dianggap sebagai bagian dari Rusia dan payung nuklir akan meluas hingga ke sana.

Putin sebelumnya mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk melindungi wilayah Rusia dari serangan.

Aneksasi Rusia terhadap empat wilayah Ukraina itu didahului oleh referendum yang menuai kecaman otoritas Ukraina dan Barat.

Para pejabat pro-Rusia di wilayah-wilayah itu sebelumnya mengklaim hasil referendum menunjukkan dukungan luar biasa untuk Rusia. Namun Barat menyebut referendum itu ilegal dan tidak sah.

Dalam tanggapannya pada Kamis (29/9) waktu setempat, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan 'Amerika Serikat tidak akan pernah mengakui klaim Rusia atas wilayah kedaulatan Ukraina'.


Hantam

Sementara itu dilaporkan, rudal-rudal Rusia dilaporkan telah menghantam konvoi kemanusiaan di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan. Sedikitnya 23 warga sipil tewas dalam serangan itu.

Dilansir Daily Mail, Jumat (30/9), rudal-rudal menghantam antrean mobil yang melaju keluar dari kota Zaporizhzhia yang diduduki Ukraina ke wilayah terdekat yang diduduki Rusia pada Jumat dini hari waktu setempat.

Oleksandr Starukh, Gubernur Zaporizhzhia mengatakan, setidaknya 28 orang juga terluka dalam serangan itu, dan semua korban adalah warga sipil.

"Hingga kini kami mengetahui sekitar 23 orang tewas dan 28 terluka. Semuanya warga sipil, penduduk setempat," tulis Starukh di Telegram.

Serangan itu terjadi hanya beberapa jam sebelum pidato Presiden Rusia Vladimir Putin di mana dia akan mengumumkan wilayah Zaporizhzhia - bersama dengan Donetsk, Luhansk dan Kherson - dianeksasi ke Rusia dengan dalih untuk melindungi mereka.

Foto-foto dari Zaporizhzhia menunjukkan sebuah jalan yang dipenuhi dengan mobil-mobil yang meledak dan setidaknya dua mayat tergeletak di tanah, ketika para penyintas berjalan melewati serpihan-serpihan.[br]



Seorang saksi melaporkan melihat sekitar 12 mayat, empat di antaranya berada di dalam mobil-mobil, dan mengatakan sebuah rudal telah meninggalkan lubang di tanah dekat dua barisan kendaraan.

Dampak serangan rudal itu membuat kendaraan-kendaraan terkena pecahan peluru. Jendela-jendela kendaraan - sebagian besar mobil dan tiga van, pecah.

Kendaraan-kendaraan itu penuh dengan barang-barang, selimut, dan koper.

Oleksandr Starukh, Gubernur Zaporizhzhia, menulis di Telegram: 'Musuh meluncurkan serangan roket ke konvoi kemanusiaan sipil dalam perjalanan keluar dari pusat regional.

'Para penyelamat, petugas medis, dan semua layanan terkait saat ini bekerja di lokasi," imbuhnya.(detikcom/c)



Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru