Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 13 November 2025

BNPT: Tak Semua Eks Napi Teroris Insaf dan Berikrar Setia NKRI

* Kelompok Teroris JAD Galang Dana Lewat Gempa Cianjur
Redaksi - Selasa, 14 Februari 2023 09:27 WIB
433 view
BNPT: Tak Semua Eks Napi Teroris Insaf dan Berikrar Setia NKRI
Foto: Dwi/detikcom
Rapat Komisi III DPR dan BNPT
Jakarta (SIB)
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar, menyampaikan kinerjanya kepada Komisi III DPR RI. Dalam penyampaian itu, Boy menyebut dari 1.036 eks narapidana teroris (napiter) masih ada yang kembali menjadi residivis.

Rapat kerja digelar di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/2). Rapat dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPR RI Pangeran Khairul Saleh.

"Dari eks napiter 1.036, 116 kembali jadi residivis kasus terorisme. 19 orang masih di dalam lapas," kata Boy di Raker bersama Komisi III, Senin (13/2).

Boy menyebut beberapa nama residivis di kasus teroris seperti Iqbal Husnaini. Supriadi yang tergabung jaringan MIT, Juhanda pelaku bom gereja Oikumene, Afif alias Sunakin bom Thamrin, Wawan Kurniawan kerusuhan Mako Brimob 2018 hingga Agus Sujatno pelaku bom bunuh diri Polsek Astana Anyar.

Boy kemudian mengulas rekam jejak Agus Sujatno sebagai residivis teroris.

"AS (Agus Sujatno) pernah dihukum 4 tahun dan bebas murni sesuai keputusan hakim. Yang bersangkutan tanpa remisi karena memang tidak beritikad baik di lapas juga super max security," kata Boy.

Saat itu, kata Boy, yang bersangkutan masih berstatus merah lantaran Agus masih berkeyakinan tinggi pada ideologinya. BNPT, Polda, Densus 88 melakukan pengawasan selama Agus melebur ke masyarakat.

Pihaknya juga berencana melakukan pembinaan kepada Agus, tetapi dia tak menunjukkan itikad baik. Agus yang berprofesi sebagai juru parkir sempat direkomendasikan BNPT untuk mendapat bantuan dari Kemenhub dan Jasa Raharja.

Namun, lanjut Boy, usai menerima bantuan itu Agus hilang kontak. Pihaknya menemukan Agus kembali setelah menjadi pelaku bom bunuh diri.

"AS pernah sampaikan ingin buka usaha sendiri dan berhenti jadi tukang parkir. Tapi, setelah terima bantuan AS justru memutus kontak dengan tim sinergitas sampai ditemukan yang bersangkutan bom bunuh diri," tutur Boy Rafli.[br]


"Pasca kejadian, BNPT telah identifikasi, rehab, dan pemberian kompensasi pada korban. Kami tidak ingin ini terjadi lagi, oleh karena itu BNPT komitmen meningkatkan pengawasan terhadap eks narapidana terorisme yang khususnya masih merah," ujarnya.

Boy mengaku dari semua eks napiter tak semuanya berikrar untuk setia kepada NKRI. Hal inilah yang disebut menjadi tantangan BNPT ke depan.

"Jadi memang di antara eks napiter yang keluar dari lapas tidak semuanya mereka berikrar setia kepada NKRI, tidak semuanya mereka menginsafi akan perbuatannya tetapi setidak-tidaknya dalam data kami sekitar 80% adalah bagian dari mereka-mereka yang masih bersikukuh dengan pendiriannya, dengan ideologinya. Karena memang kita menghadapi kelompok yang memang di antara mereka masih ada yang yakin dengan apa yang diyakini" ungkap Boy.


Galang Dana
Boy Rafli Amar juga mengatakan kelompok teroris Jamaah Ansharud Daulah (JAD) menggalang dana dengan dalih korban gempa Cianjur.

"Kegiatan Jamaah Ansharud Daulah (JAD) saat ini masih melakukan penggalangan dana dengan mencoba merebut simpati masyarakat melalui kegiatan kemanusiaan antara lain terhadap kegiatan-kegiatan peristiwa gempa bumi di Cianjur lalu," kata Boy.

Boy mengatakan ada pula kelompok Jamaah Islamiyyah (JI) yang berupaya memperkuat organisasi dengan musyawarah kerja. Sementara itu, kelompok kriminal bersenjata (KKB) meneror dengan cara mengklaim aksi teror pembakaran pesawat Susi Air dan menyandera sang pilot.[br]


"Selain itu, pada 7 Februari 2023 kelompok kriminal bersenjata (KKB) di papua pimpinan Egianus Kogoya mengklaim telah bertanggung jawab terhadap aksi teror pembakaran pesawat Susi Air yang menyandera pilot Selandia Baru bernama Philip Marthen," kata Boy.

"Insiden tersebut menjadi insiden ketiga di awal tahun 2023 setelah penembakan terhadap pesawat Trigana Air dan Ikairos," ujarnya.

BNPT, lanjut Boy, akan berkoordinasi dengan seluruh jajaran aparat penegak hukum untuk mengantisipasi hal itu. Pihaknya berupaya mencegah upaya teror di Indonesia.

"Kami masih terus berupaya untuk memaksimalkan serangkaian upaya pencegahan demi meminimalisasi potensi ancaman di tanah air. Sedangkan koordinasi yang dilakukan bersama aparat kepolisian termasuk jajaran TNI, BIN, unsur-unsur pemda," imbuh Boy. (detikcom/d)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru