Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 06 Oktober 2025

Ledakan Hantam Rumah Sakit di Gaza, Ratusan Orang Tewas

* Israel Membantah Lakukan Serangan
Redaksi - Kamis, 19 Oktober 2023 09:17 WIB
239 view
Ledakan Hantam Rumah Sakit di Gaza, Ratusan Orang Tewas
Foto : AFP
KUMPULKAN MAYAT : Mayat para korban serangan di rumah sakit al-Ahli Arab dikumpulkan setelah dipindahkan ke rumah sakit Shifa, di Gaza, Rabu (18/10). 
Jalur Gaza (SIB)
Ledakan diduga serangan udara menghantam komplek rumah sakit Al-Ahli Arab di Jalur Gaza. Serangan mendadak itu disebut menewaskan ratusan orang, saat krisis kemanusiaan berlangsung di Gaza yang diperparah oleh pemutusan aliran listrik, air dan pasokan bahan bakar.

Dilansir dari laporan CNN dan AFP, Rabu (18/10) Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 200 orang tewas akibat serangan tersebut. Sejumlah pejabat Palestina menyebut serangan itu diduga dilakukan militer Israel. "200 hingga 300 pengungsi tewas dalam serangan pendudukan (Israel) di halaman rumah sakit Al-Ahli Arab di Gaza tengah," kata keterangan Kementerian Kesehatan Palestina.

Dalam laporan tersebut pihak Kementerian Kesehatan Palestina menyebut, ratusan korban masih berada di rerentuhan. "Ratusan korban masih berada di bawah rerentuhan," katanya.

Pemerintah Israel membantah serangan tersebut dilakukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Juru bicara IDF, Letkol Jonathan Conricus menyebut, ledakan itu akibat kegagalan peluncuran roket yang dilakukan milisi Jihad Islam Palestina. “Kami tidak melakukan serangan semacam itu. Laporan intelijen mengindikasikan itu adalah kegagalan peluncuran roket yang dilakukan kelompok Jihad Islam di Palestina. Kami jelas tidak ingin menyerang fasilitas sensitif, apalagi rumah sakit,” papar Letkol Jonathan Conricus, seperti dilaporkan CNN, Rabu (18/10).

Di lain pihak, Jihad Islam, milisi Palestina yang juga sekutu Hamas, membantah tuduhan Israel atas serangan di rumah sakit Rumah Sakit Baptis Al Ahli tersebut. Jihad Islam menyebut tuduhan Israel sebagai "kebohongan." "Kami menegaskan bahwa tuduhan yang dilontarkan musuh adalah salah dan tidak berdasar," kata pernyataan Jihad Islam, sepert dilansir dari AFP, Rabu (18/10).

Lebih lanjut, mereka mengatakan Israel berusaha keras menghindari bertanggung jawab atas pemboman mereka ke Rumah Sakit Baptis di Gaza dengan menyalahkan Jihad Islam. Jihad Islam juga menerangkan Israel telah meminta rumah sakit itu untuk melakukan evakuasi. "Dan bom yang dijatuhkan oleh pesawat tentara Israel yang menyebabkan tragedi tersebut," ujar mereka. RS itu, lanjut mereka, menerima pemberitahuan publik secara global mengenai evakuasi di bawah ancaman pemboman. Senada dengan kelompok militan sekutunya, Hamas juga menuding Israel sebagai dalang serangan tersebut.


Kecam
Para pemimpin dunia mengutuk serangan yang menghantam satu rumah sakit di Gaza. Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam serangan udara itu sebagai tindakan "genosida" dan "bencana kemanusiaan".

Abbas juga telah membatalkan pertemuan yang dijadwalkan sebelumnya dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang dijadwalkan tiba di wilayah tersebut pada hari Rabu (18/10) waktu setempat.

Dalam pernyataan, Kementerian Luar Negeri Yordania mengutuk keras serangan terhadap rumah sakit di Gaza dan menekankan perlunya perlindungan internasional bagi warga sipil Palestina dan diakhirinya pertempuran.

Raja Abdullah II mengatakan pemboman terhadap rumah sakit Gaza adalah "pembantaian" dan "kejahatan perang" yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Raja Abdullah II juga membatalkan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang dijadwalkan akan digelar pekan ini. Pembatalan diumumkan setelah terjadi pengeboman rumah sakit di Jalur Gaza, yang dituding didalangi Israel, hingga menewaskan ratusan orang.

Seperti dilansir Al Arabiya News, Rabu (18/10), pembatalan pertemuan itu diumumkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Yordania Ayman Safadi, setelah laporan mencuat soal pengeboman rumah sakit di Jalur Gaza. Sebelumnya direncanakan bahwa Biden akan berkunjung ke Amman, ibu kota Yordania, untuk melakukan pertemuan dengan Raja Abdullah II, juga dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Di tempat terpisah, pemerintah Mesir mengeluarkan pernyataan mengecam serangan di rumah sakit di Gaza dan menyerukan komunitas internasional untuk turun tangan dan mencegah pelanggaran lebih lanjut. Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan serangan itu menandai peningkatan yang berbahaya.

"Perluasan serangan Israel di Jalur Gaza hingga mencakup rumah sakit, sekolah, dan pusat populasi lainnya merupakan eskalasi yang berbahaya," kata pernyataan itu.

Sementara itu, ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan bahwa para pemimpin internasional harus "segera menghentikan tragedi ini" sebagai tanggapan atas serangan tersebut.

"Pikiran jahat apa yang dengan sengaja membombardir rumah sakit dan penghuninya yang tidak berdaya?" tulisnya dalam postingan media sosial. "Mekanisme Arab akan mendokumentasikan kejahatan perang ini dan para penjahat tidak akan lolos dari tindakan mereka," tukasnya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengutuk serangan itu dalam pernyataan di media sosial. "Penghancuran terhadap rumah sakit yang menampung perempuan, anak-anak, dan warga sipil tak berdosa adalah serangan Israel yang tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang paling mendasar," katanya. "Saya mengajak seluruh umat manusia untuk mengambil tindakan guna menghentikan kebrutalan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza," tegasnya.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengutuk serangan itu dan menekankan pentingnya mematuhi hukum perang. "Berita yang keluar dari Gaza sangat mengerikan dan benar-benar tidak dapat diterima. Hukum internasional harus dihormati dalam hal ini dan dalam semua kasus. Ada aturan seputar perang dan meyerang rumah sakit tidak dapat diterima," kata Trudeau kepada wartawan.

Kecaman juga datang dari Arab Saudi yang meminta Internasional menghentikan kekejaman terhadap kemanusiaan. "Kerajaan Arab Saudi mengutuk keras kejahatan keji yang dilakukan pasukan pendudukan Israel dengan mengebom rumah sakit, yang menyebabkan kematian ratusan warga sipil, termasuk anak-anak, dan korban luka," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi, seperti dilansir Al Arabiya News, Rabu (18/10). Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan udara itu sebagai serangan terhadap "orang-orang yang tidak bersenjata dan tidak berdaya", lapor media pemerintah Iran.


Rapat Darurat OKI
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia juga mengutuk serangan bom terhadap Rumah Sakit Baptis Al Ahli di Jalur Gaza. "Indonesia mengutuk keras serangan Israel terhadap RS Al Ahli Al Arabi di Gaza yang menewaskan ratusan warga sipil," demikian rilis Kemlu di X, Rabu (18/10). Selain itu, Indonesia mendesak komunitas internasional, terutama Dewan Keamanan PBB, segera mengambil langkah nyata menghentikan serangan dan tindakan kekerasan di Gaza.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi buru-buru terbang ke Jeddah, Arab Saudi, untuk menghadiri rapat darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang membahas situasi di Jalur Gaza. Dalam unggahannya di X, Retno mengaku mempersingkat kunjungannya ke Beijing untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri yang dihelat pada Rabu (18/10). Retno sendiri sebelumnya berada di Beijing China, mendampingi Presiden Joko Widodo dalam Forum Belt and Road Initiative (BRI).

"Saya harus mempersingkat perjalanan saya di Beijing dan segera terbang ke Jeddah untuk menghadiri pertemuan menteri komite eksekutif OKI yang mendesak (18/10) untuk membahas eskalasi militer dan ancaman terhadap warga sipil yang tidak berdaya di Gaza," tulis Retno dalam unggahannya. Pada Senin (16/10), Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia menyampaikan bahwa RI dan sejumlah negara OKI mengusulkan pertemuan khusus tingkat menteri guna membahas perang Hamas vs Israel yang meletus sejak 7 Oktober lalu.

Pertemuan itu dilakukan untuk mengambil langkah guna "menghindari katastropi kemanusiaan yang semakin memburuk." "Pertemuan Luar Biasa Tingkat Menteri OKI membahas situasi di Palestina akan dilaksanakan di Jeddah, pada 18 Oktober 2023," demikian pernyataan resmi Kemlu RI di X. (CNN/AFP/detiknews/CNNI/d)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru