Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 14 Desember 2025

Israel Tidak Izinkan Pasokan BBM Masuk Gaza: Takut Dicuri Hamas

* AS Tolak Seruan Gencatan Senjata di Gaza, Sebut akan Untungkan Hamas
Redaksi - Rabu, 25 Oktober 2023 09:21 WIB
331 view
Israel Tidak Izinkan Pasokan BBM Masuk Gaza: Takut Dicuri Hamas
Foto: REUTERS/STRINGER
Israel tak mengizinkan BBM masuk Gaza, hanya bantuan makanan hingga obat-obatan. 
Tel Aviv (SIB)
Pemerintah Israel tidak mengizinkan pasokan bahan bakar masuk ke wilayah Gaza, karena takut dicuri untuk operasional milisi Hamas Palestina. Penasihat senior Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Mark Regev, mengatakan Tel Aviv tidak akan mengizinkan bahan bakar masuk Gaza bahkan jika semua sandera sudah dibebaskan. "Saat ini kami tidak mau menambah bahan bakar untuk mesin militer Hamas dan kami belum mengizinkan pasokan bahan bakar," kata Regev, seperti dilansir dari CNN, Selasa (24/10).

Dia menambahkan, "Kami telah mengizinkan obat-obatan, kami telah mengizinkan air. Kami telah mengizinkan bahan makanan, tapi kami tidak mengizinkan hal lain." Ketika ditanya apakah Israel akan mengizinkan bahan bakar masuk ke Gaza jika semua sandera dibebaskan, Regev menegaskan bahwa mereka "tidak akan goyah". "Keputusan pemerintah adalah bahan bakar tidak boleh masuk karena akan dicuri oleh Hamas, dan akan digunakan oleh mereka untuk menggerakkan roket yang ditembakkan ke Israel untuk membunuh rakyat kami," ujarnya.

Menurutnya, sebelumnya sejumlah bahan bakar diizinkan masuk lewat penyeberangan Rafah, namun bahan bakar itu "sebagian besar" dicuri dengan todongan senjata. "Kami menduga itu dialihkan ke misi militer mereka (Hamas)," ungkap Regev.

Menurut beberapa pejabat Perserikatan Bangsa Bangsa, tidak ada bahan bakar yang masuk ke Gaza dalam konvoi bantuan internasional di perbatasan Rafah dalam beberapa hari terakhir.

Padahal lembaga bantuan internasional telah berulang kali memperingatkan bahwa pasokan bahan bakar sangat dibutuhkan, terutama untuk menggerakkan desalinasi air untuk kebutuhan air minum bersih dan mesin-mesin di rumah sakit. Krisis bahan bakar pun turut dirasakan rumah sakit Indonesia di Gaza, yang mengalami pemadaman listrik total karena kehabisan bahan bakar.

Berdasarkan video yang dilaporkan media Palestina, Eye on Palestine, RS Indonesia kini padam total sampai-sampai petugas medis tampak menggunakan senter untuk mendapatkan pencahayaan.

"Listrik sepenuhnya padam sekarang di Rumah Sakit Indonesia karena kehabisan bahan bakar, yang aksesnya ditolak Israel," demikian lapor Eye on Palestine, Selasa (24/10).

Oleh sebab itu, RS Indonesia dan fasilitas vital lainnya di Gaza masih menghadapi krisis bahan bakar di tengah kegentingan akan pasokan tersebut.


Akan Untungkan Hamas
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menolak seruan gencatan senjata di Jalur Gaza yang terus digempur militer Israel dalam perangnya melawan Hamas. Washington memperingatkan bahwa gencatan senjata apa pun di Jalur Gaza akan menguntungkan Hamas, yang menguasai wilayah tersebut sejak tahun 2007.

Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (24/10), juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menuturkan kepada wartawan bahwa adanya gencatan senjata akan memberikan kemampuan kepada Hamas untuk beristirahat, memulihkan diri dan bersiap untuk terus melancarkan serangan teroris terhadap Israel.

"Anda dapat memahami dengan jelas mengapa situasi ini tidak bisa ditoleransi oleh Israel, karena ini adalah situasi yang tidak bisa ditoleransi oleh negara mana pun yang telah mengalami serangan teroris brutal dan terus melihat ancaman teroris tepat di perbatasannya," ucap Miller saat berbicara kepada wartawan, Senin (23/10) waktu setempat.

Lebih lanjut, Miller mengatakan bahwa AS secara terpisah juga berupaya memastikan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Dia menyebut bahwa utusan AS David Satterfield berada di lapangan untuk bekerja secara intensif terkait penyaluran bantuan kemanusiaan untuk warga sipil di Jalur Gaza.

Posisi serupa disampaikan oleh juru Gedung Putih John Kirby, yang seperti dilansir Al Jazeera, menegaskan bahwa saat ini bukan waktunya untuk gencatan senjata antara Israel dan Hamas. "Ini bukan waktunya untuk gencatan senjata," sebutnya dalam pernyataan kepada CNN. "Israel memiliki hak untuk membela diri. Mereka masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengejar kepemimpinan Hamas," ujar Kirby.

Posisi AS itu berbeda dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, yang pada Senin (23/10) waktu setempat memperkirakan para pemimpin negara-negara blok Eropa itu akan mendukung seruan gencatan senjata demi memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza.

"Saya meyakini bahwa gagasan jeda kemanusiaan untuk memfasilitasi datangnya bantuan kemanusiaan, yang akan memungkinkan para pengungsi mendapatkan perlindungan, adalah sesuatu yang akan didukung oleh para pemimpin," ucapnya, setelah melakukan pembicaraan dengan para Menteri Luar Negeri (Menlu) Uni Eropa dalam pertemuan di Lukesemburg.

Serangan udara terhadap Jalur Gaza telah berlangsung lebih dari dua pekan terakhir, yang dimaksudkan untuk membalas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu yang dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 orang, yang sebagian besar warga sipil, di wilayah Israel.

Laporan otoritas kesehatan Gaza, seperti dilansir Al Jazeera, menyebut sedikitnya 5.087 orang tewas -- kebanyakan warga sipil -- akibat serangan udara Israel sejauh ini. Angka itu mencakup 2.055 anak-anak dan 1.119 wanita. Lebih dari 15.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran di Jalur Gaza.


Obama Wanti-wanti Israel
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama menilai beberapa aksi Israel dalam perang melawan Hamas Palestina bisa menjadi bumerang bagi negara Zionis itu sendiri. Beberapa aksi Israel yang dinilai bisa berbalik merugikan Israel adalah membatasi bahkan memblokir akses bantuan kemanusiaan terutama air dan makanan ke Gaza. "Setiap strategi Israel yang mengabaikan korban jiwa akibat perang pada akhirnya bisa menjadi bumerang," kata Obama, Senin (23/10) waktu setempat.

Menurut Obama, keputusan Israel memutus jalur pasokan makanan, air, hingga listrik bagi penduduk sipil di Gaza tidak hanya memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah itu, tapi juga membuat sentimen warga Palestina terhadap Israel semakin buruk dan mendalam hingga beberapa generasi ke depan. Jika hal ini terjadi, peluang perdamaian antara kedua bangsa bakal semakin sulit dan permusuhan semakin pelik.

"Hal ini (aksi Israel) juga dapat semakin memperkeras sikap warga Palestina selama beberapa generasi ke depan, mengikis dukungan global terhadap Israel, mendorong Israel jatuh ke tangan musuh, hingga melemahkan upaya jangka panjang untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan," ujar Obama seperti dilansir dari Reuters, Selasa (24/10)

Dalam kesempatan itu, Obama mengutuk keras serangan dadakan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu, termasuk menyandera ratusan orang dari wilayah Israel. Serangan Hamas tersebut menjadi pemicu peperangan dengan Israel yang makin memanas.

Hingga hari ini, korban tewas akibat peperangan tersebut telah tembus 6.582 orang. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan korban meninggal dunia di pihak Palestina mencapai 5.182 orang dengan 15.273 orang terluka. Sementara itu, dari pihak Israel, korban tewas tercatat sebanyak 1.400 orang.

Di awal pemerintahannya Obama kerap mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dari ancaman serangan kelompok milisi Palestina di Gaza. Namun, pandangan itu sedikit berubah hingga Obama menyerukan Israel menahan diri dalam melancarkan serangan udara ke Gaza menyusul korban warga Palestina yang terus meningkat.

Saat menjabat di Gedung Putih, Obama juga memiliki hubungan yang tegaang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pemerintahan Obama juga sempat mengupayakan menjadi perantara kesepakatan damai Israel-Palestina, namun gagal.

Sejak menjabat pada awal 2021, eks wakil presiden Obama yang kini menjadi presiden AS, Joe Biden, belum mencoba melanjutkan perundingan damai Israel-Palestina yang telah lama terhenti. AS menganggap para pemimpin Israel dan Palestina terlalu keras kepala dan iklimnya tidak tepat. (RtrAFP/Al Arabiya/detiknews/CNNI/d)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru