Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 30 Oktober 2025

Israel Rilis Bukti Hamas Gunakan RS Anak sebagai Gudang Senjata dan Tempat Penyanderaan

* Joe Biden Serukan Israel Lindungi RS di Gaza
Redaksi - Rabu, 15 November 2023 09:12 WIB
463 view
Israel Rilis Bukti Hamas Gunakan RS Anak sebagai Gudang Senjata dan Tempat Penyanderaan
(Foto: Israel Defense Forces/Rtr)
TUNJUKKAN BUKTI: Jubir militer Israel Daniel Hagari menunjukkan pintu masuk salah satu terowongan bawah tanah Hamas di rumah sakit anak di Gaza. 
Gaza City (SIB)
Militer Israel merilis bukti video dan foto yang disebut menunjukkan persenjataan yang disimpan oleh Hamas di ruang bawah tanah atau basemen rumah sakit (RS) anak-anak di Jalur Gaza. Ditemukan juga tanda-tanda adanya para sandera yang ditahan Hamas di lokasi tersebut.
Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (14/11), juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengklaim bahwa temuan-temuan itu didapatkan oleh pasukan militer Israel di ruang bawah tanah Rumah Sakit (RS) Rantissi, rumah sakit anak yang khusus merawat pasien kanker.
Hagari menyebut bahwa pasukan Israel telah menemukan pusat komando dengan gudang senjata, termasuk granat, rompi yang dipasangi bom bunuh diri, dan peledak lainnya, yang diduga disimpan oleh Hamas di ruang bawah tanah rumah sakit itu.
"Dan kami juga menemukan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Hamas menahan para sandera di sini," ucap Hagari dalam pernyataan yang disiarkan televisi lokal Israel pada Senin (13/11) waktu setempat. "Hal ini sedang dalam penyelidikan kami. Tapi kami juga memiliki intelijen yang memverifikasinya," ujarnya.
Dia kemudian menunjukkan rekaman video yang menunjukkan satu tempat tinggal sederhana, dengan dapur kecil, serta keberadaan terowongan di dekatnya yang disebutnya mengarah ke rumah seorang komandan senior Angkatan Laut Hamas. "Hamas menguasai seluruh wilayah ini dan melancarkan perang melawan Israel dari rumah sakit ini," sebut Hagari.
Tidak hanya itu, diungkapkan juga oleh Hagari bahwa pasukan Israel menemukan satu sepeda motor yang memiliki bekas tembakan, yang menurutnya, sepeda motor itu pernah digunakan untuk membawa para sandera dari Israel ke Jalur Gaza setelah serangan mengejutkan pada 7 Oktober lalu.
Otoritas Tel Aviv melaporkan sekira 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan Hamas yang melibatkan para militan bersenjata menyerbu wilayah Israel bagian selatan dan rentetan serangan roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza. Lebih dari 240 orang lainnya, menurut otoritas Israel, disandera oleh Hamas dan dibawa ke Jalur Gaza.
Untuk membalas serangan Hamas, militer Israel melancarkan pengeboman udara tanpa henti ke Jalur Gaza dan mengerahkan operasi darat yang membuat pasukan militer Israel masuk jauh hingga ke dalam daerah kantong Palestina tersebut. Sedikitnya 11.180 orang, termasuk 4.609 anak-anak, tewas di Jalur Gaza akibat rentetan serangan Israel selama sebulan terakhir.
Pada Senin (13/11) waktu setempat, tank-tank militer Israel ditempatkan di depan gerbang Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit utama dan terbesar di Jalur Gaza, di mana ratusan pasien masih menunggu untuk dievakuasi ke fasilitas medis lainnya yang aman dan memadai.
Israel bersikeras menuduh Hamas menggunakan rumah sakit dan infrastruktur sipil lainnya untuk menyembunyikan pusat komando dan posisi persenjataan, serta menjadikan warga sipil dan pasien rumah sakit sebagai tameng manusia.
Hamas dan otoritas rumah sakit di Jalur Gaza membantah bahwa fasilitas kesehatan telah digunakan dengan cara-cara seperti itu. Belum ada komentar terbaru Hamas soal klaim terbaru Israel tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penghentian serangan terhadap fasilitas layanan medis di Jalur Gaza.



Lindungi RS di Gaza
Sementara itu, presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyerukan kepada Israel, sekutu dekatnya, agar melindungi rumah sakit yang ada di Jalur Gaza.
Seruan itu disampaikan Biden ketika pertempuran sengit berlangsung antara pasukan militer Israel dan kelompok Hamas di area sekitar rumah sakit di Jalur Gaza. "Menjadi harapan saya agar tidak ada tindakan yang terlalu mengganggu terkait rumah sakit," cetus Biden saat berbicara kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih, ketika ditanya soal apakah dirinya ingin menyampaikan keprihatinan kepada Israel soal kondisi rumah sakit di Jalur Gaza.
"Rumah sakit harus dilindungi," tegas Biden seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (14/11). Hal itu disampaikan Biden saat menandatangani inisiatif penelitian kesehatan perempuan di Gedung Putih, bersama Ibu Negara Jill Biden, pada Senin (13/11) waktu setempat. Disebutkan juga oleh Biden bahwa dirinya sedang melakukan kontak dengan Israel mengenai masalah tersebut.
Biden juga mengungkapkan bahwa kesepakatan untuk pembebasan para tahanan atau sandera masih dinegosiasikan dengan bantuan Qatar sebagai mediator.
Seorang dokter bedah yang bertugas dengan kelompok medis amal, Doctors Without Borders (MSF), menyebut ratusan orang saat ini terjebak di kompleks Rumah Sakit (RS) Al-Shifa, rumah sakit utama dan terbesar di Jalur Gaza, dalam kondisi yang 'tidak manusiawi'.
Sejak pasukan darat Israel memasuki wilayah Jalur Gaza pada akhir Oktober lalu dan dengan cepat mengepung Gaza City, pertempuran terkonsentrasi di area-area sekitar RS Al-Shifa. Israel bersikeras menuduh Hamas membangun markas militer di bawah kompleks RS Al-Shifa. Tuduhan itu telah dibantah keras oleh Hamas.
Para saksi mata melaporkan serangan udara yang intens kembali terjadi, dengan tank-tank dan kendaraan lapis baja berada dalam jarak hanya beberapa meter dari gebang kompleks RS-Al Shifa yang berada di jantung Gaza City -- kota terbesar di Jalur Gaza.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Wilayah Palestina mengatakan pada Senin (13/11) pagi waktu setempat bahwa sedikitnya 2.300 orang -- yang terdiri atas pasien, tenaga kesehatan, dan orang-orang yang mengungsi dari perang -- berada di dalam kompleks RS Al-Shifa yang kini lumpuh.
RS Al-Shifa terpaksa menghentikan operasional pada akhir pekan, setelah kehabisan bahan bakar yang diperlukan untuk menjaga generator tetap berfungsi. Sedikitnya 650 pasien masih berada di dalam rumah sakit tersebut, yang mulai putus asa menunggu dievakuasi ke fasilitas medis lainnya oleh Palang Merah atau badan kemanusiaan netral lainnya.
Jalur Gaza telah bergantung pada generator selama lebih dari sebulan terakhir, setelah Israel memutus pasokan listrik menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober dan satu-satunya pembangkit listrik di wilayah yang terkepung itu telah kehabisan bahan bakar.
Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan para dokter yang bertugas di fasilitas-fasilitas medis di Jalur Gaza memperingatkan bahwa kurangnya bahan bakar untuk generator akan bisa memicu banyak korban jiwa, termasuk bayi-bayi yang membutuhkan perawatan khusus. (**)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru