Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 30 Oktober 2025
Israel Serang RS Al Shifa, Desak Hamas Segera Menyerah

Gedung Putih: Hamas Lakukan Kejahatan Perang, Kami Punya Bukti

* Truk Bahan Bakar Dibolehkan Masuk ke Gaza
Redaksi - Kamis, 16 November 2023 09:42 WIB
271 view
Gedung Putih: Hamas Lakukan Kejahatan Perang, Kami Punya Bukti
Foto: screeshoot video Reuters
TRUK BBM: Truk membawa bahan bakar minyak (BBM) melintasi perbatasan dari Mesir menuju Rafah di Jalur Gaza, Rabu (15/11) waktu setempat. 
Washington DC (SIB)
Militer Israel mengatakan bahwa mereka melakukan serangan pada Rabu (15/11) terhadap kelompok Hamas di Rumah Sakit Al Shifa, sembari mendesak mereka untuk menyerah. Di sisi lain, ribuan warga sipil masih berlindung di dalam rumah sakit terbesar di Jalur Gaza tersebut.

Munir al-Bursh, direktur jenderal kementerian kesehatan Gaza, mengatakan kepada televisi Al Jazeera bahwa pasukan Israel telah menyerbu sisi barat kompleks medis tersebut. "Ada ledakan besar dan debu masuk ke area tempat kami berada. Kami yakin ledakan terjadi di dalam rumah sakit," kata Bursh.

Dilansir dari Reuters, kurang dari satu jam sebelumnya, sekira pukul 01.00 dini hari waktu setempat (23.00 GMT), juru bicara kementerian kesehatan Gaza mengatakan Israel telah memberitahukan kepada para pejabat di daerah Gaza bahwa mereka akan menyerang kompleks rumah sakit Al Shifa dalam beberapa menit mendatang.

Seruan global untuk gencatan senjata kemanusiaan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Nasib Al Shifa telah menjadi fokus perhatian dunia internasional karena kondisi yang terus memburuk di fasilitas tersebut. Ribuan pasien, staf medis, dan orang-orang yang terlantar telah terperangkap selama serangan Israel ke Gaza dalam lima minggu terakhir.

Israel mengatakan bahwa Hamas memiliki pusat komando di bawah Al Shifa dan menggunakan rumah sakit serta terowongan di bawahnya untuk menyembunyikan operasi militer dan menyandera. Hamas membantahnya. Dalam satu pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan: "Berdasarkan informasi intelijen dan kebutuhan operasional, pasukan IDF melakukan operasi yang tepat dan terarah terhadap Hamas di area tertentu di rumah sakit Shifa."


Punya Bukti Intelijen
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengaku memiliki informasi intelijen bahwa Hamas menggunakan rumah sakit terbesar di Gaza, Al Shifa, untuk menjalankan operasi militernya. Pihaknya juga menuduh Hamas mungkin juga menyimpan senjata di sana.

Pihak Gedung Putih menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan kejahatan perang. "Kami memiliki informasi yang menegaskan bahwa Hamas menggunakan rumah sakit tersebut untuk markas komando dan kontrol dan mungkin untuk menyimpan senjata," kata juru bicara keamanan nasional John Kirby kepada para wartawan di dalam pesawat Air Force One, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (15/11). "Itu adalah kejahatan perang."

Ia mengatakan bahwa AS memiliki informasi Hamas dan Jihad Islam Palestina menggunakan beberapa rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk Rumah Sakit (RS) Al Shifa, untuk menyembunyikan atau mendukung operasi militer mereka dan menahan sandera.

Dia mengatakan bahwa kelompok-kelompok tersebut juga siap untuk menanggapi operasi militer Israel terhadap fasilitas tersebut. Informasi tersebut berasal dari berbagai metode intelijen, katanya, seraya menambahkan bahwa AS telah menurunkan tingkat klasifikasi beberapa data sehingga dapat membagikan kesimpulannya kepada para wartawan.

Kirby menggarisbawahi bahwa tindakan Hamas di rumah sakit tidak mengurangi tanggung jawab Israel untuk melindungi warga sipil, tetapi mengakui bahwa hal itu membuat upaya Israel untuk menggempur Hamas menjadi lebih rumit. "Untuk memperjelas, kami tidak mendukung serangan terhadap rumah sakit dari udara. Kami tidak ingin melihat baku tembak di rumah sakit di mana orang-orang yang tidak bersalah, orang-orang yang tidak berdaya, orang-orang yang sakit hanya mencoba untuk mendapatkan perawatan medis yang layak mereka dapatkan," katanya.

"Kami telah menegaskan dalam berbagai kesempatan, tindakan Hamas tidak mengurangi tanggung jawab Israel untuk melindungi warga sipil di Gaza, dan ini adalah sesuatu yang akan terus kami bicarakan secara aktif dengan rekan-rekan kami," tambahnya.

Pasukan Israel telah mengepung rumah sakit Al Shifa di Kota Gaza, rumah sakit terbesar di daerah kantong tersebut, yang menurut mereka berada di atas markas bawah tanah militan Hamas. Hamas menyangkal adanya pejuang dan mengatakan 650 pasien dan ribuan warga sipil lainnya terperangkap di dalam halaman rumah sakit, di bawah tembakan konstan dari penembak jitu dan pesawat tidak berawak.

Dikatakan bahwa 40 pasien telah meninggal dalam beberapa hari terakhir, termasuk tiga bayi prematur yang inkubatornya rusak. Seorang pejabat Hamas di Beirut mengatakan 25 dari 35 rumah sakit di Gaza tidak dapat digunakan karena serangan Israel. Nasib Al Shifa secara khusus telah menjadi fokus perhatian dunia internasional, termasuk dari sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat.


Dibolehkan Masuk ke Gaza
Truk pengangkut bahan bakar akhirnya dibolehkan masuk ke Jalur Gaza melalui perlintasan perbatasan Rafah dari Mesir pada Rabu (15/11) waktu setempat. Ini menjadi pengiriman bahan bakar pertama sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Gaza. Israel memberlakukan pengepungan total terhadap Jalur Gaza sejak perang pecah sebulan lalu.

Pasokan bahan bakar, listrik, makanan dan air bersih untuk 2,3 juta warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza dihentikan selama pengepungan berlangsung. Saat truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan mulai diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza, pasokan bahan bakar masih dilarang oleh Israel karena dikhawatirkan akan jatuh ke tangan Hamas dan digunakan untuk pertempuran.

Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (15/11), seorang sumber dari otoritas Mesir mengatakan kepada media Al Qahera News, bahwa satu truk bahan bakar telah memasuki wilayah Jalur Gaza via Rafah pada Rabu (15/11) waktu setempat.

Sumber tersebut mengatakan bahwa bahan bakar akan dikirimkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memfasilitasi pengiriman bantuan setelah kendaraan-kendaraan di pihak Palestina berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar.

Dalam pernyataan terpisah sebelumnya, COGAT -- yang merupakan badan pada Kementerian Pertahanan Israel yang menangani urusan sipil Palestina -- mengatakan bahwa pengisian bahan bakar akan dilakukan terhadap truk-truk PBB yang membawa muatan bantuan kemanusiaan via Rafah.

"Truk-truk PBB yang mengangkut bantuan kemanusiaan melalui perlintasan Rafah akan diisi bahan bakarnya di perlintasan Rafah, sesuai permintaan AS (Amerika Serikat)," sebut COGAT dalam pernyataannya.

Belum diketahui ada berapa truk bahan bakar yang diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza. Namun laporan dua saksi mata yang ada di perbatasan Mesir-Jalur Gaza menyebut bahwa ada dua truk bahan bakar lainnya yang sedang menunggu giliran untuk melintasi perlintasan perbatasan Rafah. (Rtr/kompas.com/AFP/detiknews)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru