Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 28 Oktober 2025

Gencatan Senjata Berlanjut, Israel-Hamas Saling Bebaskan Sandera

* PBB: 80 Persen Warga Gaza Jadi Pengungsi
Redaksi - Senin, 27 November 2023 09:23 WIB
292 view
Gencatan Senjata Berlanjut, Israel-Hamas Saling Bebaskan Sandera
(Foto: Reuters/Ammar Awad Memperoleh Hak Lisensi)
RAYAKAN KEBEBASAN: Para tahanan Palestina merayakan kebebasan setelah meninggalkan penjara militer Israel, Ofer, di tengah kesepakatan pertukaran sandera-tawanan antara Hamas dan Israel, dekat Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel, Minggu (
Gaza (SIB)
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas terus berlanjut, dengan kedua pihak saling membebaskan sandera. Kini, 13 warga negara Israel dan 4 warga negara Thailand yang dibebaskan Hamas telah tiba di Israel. Dilansir AFP dan CNN, Minggu (26/11), pihak berwenang Israel mengatakan 13 warga Israel dan 4 warga negara Thailand telah kembali ke Israel. Total sudah ada 17 sandera yang dibebaskan Hamas di hari kedua gencatan senjata.
Pengumuman bersama oleh militer Israel dan dinas keamanan Shin Bet terjadi setelah kantor perdana menteri mengatakan dalam satu pernyataan bahwa pemerintah menerima 17 sandera yang kembali ke rumah. “13 warga negara kami dan 4 warga negara Thailand,” kata pernyataan militer Israel .
Senada dengan Pemerintah Israel, pihak Hamas juga mengatakan telah menyerahkan 13 warga Israel dan tujuh warga asing ke Palang Merah. Hamas mengatakan pihaknya "merespons secara positif" mediator Mesir dan Qatar, setelah mereka menyampaikan janji Israel untuk "menjunjung semua syarat perjanjian". Sebagai imbalan atas gelombang kedua pembebasan sandera Hamas, otoritas Israel telah membebaskan lusinan tahanan Palestina.
Dilansir dari laporan Associated Press, Minggu (26/11), lebih dari tiga lusin tahanan asal Palestina pulang ke rumah mereka dan disambut seperti pahlawan di Tepi Barat. Mereka pulang setelah dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas.
Prosesi pembebasan tahanan yang beberapa diantaranya ditahan karena tuduhan melakukan pelanggaran ringan ataupun penyerangan, memicu kerumunan besar warga Palestina yang bersorak dan bertepuk tangan di pos pemeriksaan di luar Yerusalem. Lima belas pemuda yang dibebaskan terlihat kebingungan. Mereka tampak masih mengenakan pakaian penjara berwarna abu-abu dan tampak kurus.
Mereka terlihat disambut di jalanan dan digendong oleh ayah mereka yang berlinang air mata. Kembang api pun mengubah langit malam menjadi warna yang menyala-nyala dengan musik pop Palestina. Beberapa dari mereka yang dibebaskan mengenakan bendera Palestina, yang lain mengenakan bendera hijau Hamas. Mereka menunjukkan tanda kemenangan saat melakukan crowd-surfing. "Saya tidak punya kata-kata, saya tidak punya kata-kata," kata Jamal Brahma (17) yang baru dibebaskan. "Terima kasih Tuhan," sambungnya.



Jadi Pengungsi
Sementara itu, kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan operasi militer Israel menewaskan sedikitnya 73 orang sehari sebelum gencatan senjata selama empat hari berlaku efektif pada 24 November 2023.
Lebih dari 1,7 juta orang di Gaza, atau hampir 80 persen populasi, diperkirakan menjadi pengungsi, dengan hampir 896.000 pengungsi berlindung di 99 fasilitas di wilayah selatan.
OCHA mencatat bahwa Israel meningkatkan serangan udara, darat, dan lautnya 24 jam sebelum gencatan senjata, memicu pertempuran darat dengan pejuang Palestina Hamas di utara Wadi Gaza dan Wilayah Tengah.
Seperti dilansir dari Dawn, Minggu (26/11), dalam salah satu insiden paling mematikan pada 23 November lalu, satu sekolah di Jabalia terkena serangan udara, dilaporkan menewaskan 27 orang dan melukai 93 lainnya. Selain itu, terdapat dua bangunan tempat tinggal di kota Rafah yang terkena serangan, yang mengakibatkan total 14 korban jiwa, termasuk enam anak.
Di kamp Nuseirat, warga Israel dilaporkan meledakkan dua mobil, yang mengakibatkan 11 korban jiwa, di mana sebagian besar korbannya adalah anak-anak.
Laporan PBB juga memasukkan perkiraan Kantor Media Pemerintah (GMO) di Gaza, yang menunjukkan bahwa lebih dari 14.800 orang telah terbunuh hingga 23 November 2023, termasuk sekira 6.000 anak-anak dan 4.000 wanita. Karena terbatasnya ruang di tempat penampungan di bagian selatan, sebagian besar pengungsi laki-laki dan anak laki-laki yang lebih tua tidur di luar ruangan.
Di Khan Younis, beberapa ratus keluarga pengungsi ditampung di tenda-tenda di luar tempat penampungan UNRWA. Laporan tersebut menyoroti peningkatan penyakit menular di tempat penampungan pengungsi, karena kepadatan penduduk dan kondisi sanitasi yang buruk.
Laporan OCHA menyebutkan bahwa beberapa ribu warga Palestina berusaha pindah dari daerah selatan Wadi Gaza ke utara pada tanggal 24 November 2023, meskipun ada peringatan militer Israel untuk tidak kembali.
Seorang pria yang diwawancarai di titik persimpangan menyebutkan kelaparan sebagai alasan utama untuk meninggalkan wilayah utara, karena tempat penampungan di wilayah selatan tidak menerima bantuan makanan selama berminggu-minggu.
Badan PBB tersebut juga mengamati pergerakan anak-anak tanpa pendamping dan keluarga terpisah dalam beberapa hari terakhir, dan lembaga kemanusiaan memberikan bantuan, termasuk pendaftaran kasus anak-anak tersebut. (**)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru
431 P3K Pemkab Labura Dilantik

431 P3K Pemkab Labura Dilantik

Aekkanopan(harianSIB.com)Sebanyak 431 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) di Lingkungan Pemkab Labuhan Baru Utara (Labura) dila