Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 26 September 2025

Kapal Karam, 156 Pengungsi Rohingya Terdampar di Labuhan Deli

* 170 Pengungsi Rohingya Mendarat di Langkat Ditolak Kades
Redaksi - Kamis, 04 Januari 2024 10:21 WIB
253 view
Kapal Karam, 156 Pengungsi Rohingya Terdampar di Labuhan Deli
Foto: Istimewa/Dok. Polres Pelabuhan Belawan
Pengungsi Rohingya yang mendarat di Deli Serdang 
Deli Serdang (SIB)
Sebanyak 156 pengungsi Rohingya terdampar di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang. Kapal pengangkut pengungsi diduga sengaja dirusak dengan cara dilubangi.

Dilansir, Selasa (2/1), Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban mengaku sudah mendatangi lokasi para pengungsi Rohingya itu. Dia mengatakan pengungsi itu terdiri dari 58 orang memiliki kartu pengungsi dari UNHCR, 50 orang tidak memiliki kartu UNHCR, 28 anak laki-laki, dan 20 anak perempuan.

Pengungsi Rohingya yang terdampar itu pertama kali ditemukan oleh warga pada Sabtu (30/12) sekitar pukul 19.25 WIB. Kapal itu diduga karam karena sengaja dilubangi nakhoda. Janton mengatakan nakhoda kapal itu kemudian kabur dengan kapal lainnya.

"Kapal yang ditumpangi oleh pengungsi Rohingya asal Bangladesh membawa 156 orang tersebut dalam posisi kapal karam yang diduga sengaja melubangi kapal yang dilakukan tekong (nakhoda) kapal," ucapnya.

Setelah kapal karam, pengungsi disebut bermalam di hutan yang ada di Desa Karang Gading. Keesokan paginya, warga sekitar memasang tenda untuk tempat berteduh pengungsi yang awalnya diviralkan terdampar di Langkat tersebut.

Dia mengatakan sebenarnya ada tiga kapal yang diduga membawa para pengungsi Rohingya. Dua kapal lainnya pergi setelah kapal yang mengangkut 156 pengungsi karam.


Ditolak
Sebelumnya, sebanyak 170-an pengungsi Rohingya tiba di Desa Kwala Besar, Kabupaten Langkat dengan menumpangi sebuah perahu. Namun, ratusan pengungsi Rohingya ini ditolak menetap di desa itu.

Kepala Desa Kwala Besar, Amirudin, sudah mengumumkan penolakan ini. Pengungsi Rohingnya dilarang bermukim di Desa Kwala Besar.

"Masyarakat tadi juga saya himbau melalui pengumuman, Desa Kwala Besar menolak lah supaya untuk tidak bertempat tinggal atau bermukim di sini," ujarnya dilansir, Minggu (31/12).

Amirudin tidak ingin kedatangan pengungsi Rohingya menimbulkan gesekan di tengah masyarakat. Jadi dia sudah menyampaikan pengumuman kepada masyarakat bahwa sikap perangkat desa menolak pengungsi Rohingya menetap.

"Sebelum ada permasalahan, cuma sesuai kita dengar, di wilayah manapun tidak ada yang mau menerima mereka bertempat tinggal di desanya atau di wilayahnya," tutur Amirudin.

"Alhamdulillah masyarakat memahami, artinya jangan gara-gara mereka, masyarakat di Desa Kwala Besar jadi berselisih paham atau pertengkaran. Namanya manusia, ada yang nerima dan sebagian menolak," ucapnya. (Detikcom)


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru