Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 06 Oktober 2025

Kemlu RI Pantau Situasi Lebanon, Siap Evakuasi WNI

* RI Terus Upayakan Bantu Gaza, Siapkan Pengiriman Kapal Rumah Sakit
Redaksi - Jumat, 05 Januari 2024 09:06 WIB
274 view
Kemlu RI Pantau Situasi Lebanon, Siap Evakuasi WNI
Foto: Ist/harianSIB.com
Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar RI di Beirut dalam keadaan siaga untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon, menyusul perang Israel-Hamas yang kini meluas hingga ke Lebanon selatan.
Jakarta (SIB)
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI terus memantau situasi di Beirut, Lebanon. Kemlu memastikan selalu siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan evakuasi.
"Pada saat dibutuhkan evakuasi, kami more than ready untuk melakukan evakuasi teman-teman di Lebanon," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal di Jalan Diponegoro 15A, kawasan Pejambon, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/1).
"Baik Direktorat Perlindungan WNI maupun KBRI di Beirut sudah siaga 1 jika dibutuhkan untuk evakuasi. Kami juga sudah terkoneksi dengan baik dengan seluruh WNI di Lebanon selatan," sambungnya.
Meski begitu, Lalu menuturkan saat ini belum ada pemberitahuan untuk mengevakuasi. Dia menyebut total kurang lebih ada 200 WNI di Lebanon.
"Evakuasi sifatnya voluntary. Yang jelas pemerintah tugasnya mempersiapkan dan memfasilitasi prosesnya. Perkara WNI-nya mau atau tidak dievakuasi, itu persoalan lain karena kami tidak bisa memaksa untuk evakuasi," ujarnya.
"Sampai saat ini belum ada warning dari sistem kita untuk melakukan evakuasi. Jumlahnya 200-an orang," ujarnya.
Dia kemudian menjelaskan situasi saat ini yang terjadi di Lebanon. Lalu mengungkap situasi yang mengkhawatirkan di Lebanon Selatan ialah perbatasan antara Lebanon dan Israel.
"Jadi tidak sampai ke wilayah Lebanon-nya. Kami terus memantau, kebetulan kami juga punya pasukan perdamaian di Lebanon Selatan, jadi info dari WNI dan pasukan jadi bahan pertimbangan untuk menentukan kapan kita melakukan evakuasi," paparnya.
Dia menyebut di semua KBRI yang terdapat WNI, Kemlu selalu memiliki rencana yang berisi siaga 1, 2 dan 3. Lalu mengatakan saat ini pihaknya sudah siaga 1 untuk melakukan evakuasi.
"Yang disiapkan jika siaga 1, semua infrastrukturnya, kendaraan untuk melakukan evakuasi, jalur untuk melakukan evakuasi sudah dilakukan, kecepatannya. Jadi intinya di semua KBRI, kami sudah punya kontigensi plan, apalagi di daerah-daerah konflik," tuturnya.
"Ini sekarang sudah masuk ke siaga 1 dari siaga 3. Kondisinya kami siap melalukan evakuasi secepat mungkin," imbuh dia.
Sebelumnya, Israel mengklaim serangan di Beirut, Lebanon, yang menewaskan wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Aruri, bukan serangan terhadap Lebanon atau Hizbullah yang didukung Iran. Dalih Israel atas serangan itu menuai kecaman.
Dirangkum dari sejumlah berita luar negeri, Rabu (3/1), kematian Aruri awalnya dilaporkan oleh sejumlah pejabat keamanan Lebanon yang menyebut wakil pemimpin biro politik Hamas itu tewas dalam serangan drone Israel di area pinggiran selatan Beirut, yang juga diketahui menjadi markas kuat Hizbullah -- sekutu Hamas.
Kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), melaporkan bahwa serangan Israel terhadap sebuah kantor yang digunakan Hamas di Lebanon telah menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 11 orang lainnya pada Selasa (2/1) malam waktu setempat.
Laporan NNA menyebut bahwa tiga drone yang membawa muatan peledak menghantam sebuah apartemen yang menjadi tempat Aruri menggelar pertemuan dengan para pejabat lainnya.
Hamas TV mengonfirmasi kematian Aruri di Lebanon dalam salah satu laporannya. Sementara kelompok Hamas, dalam pernyataan lanjutan, mengonfirmasi bahwa dua pejabat dari Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, yang mengawal Aruri juga ikut tewas.



Bantu Gaza
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menegaskan Indonesia akan terus berupaya membantu Gaza, Palestina. Retno mengatakan saat ini pemerintah juga tengah menyiapkan pengiriman kapal rumah sakit.
"Untuk Palestina kita juga memberikan dukungan kemanusiaan bahwa sudah dua kali Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk dilepas langsung oleh Bapak Presiden," kata Retno dalam acara diskusi Kilas Balik Diplomasi Indonesia 2023 di Jalan Diponegoro 15A, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/1).
"Kita saat ini sedang mempersiapkan pengiriman kapal rumah sakit kita masih menunggu clearance dari otoritas terkait," sambungnya.
Retno mengatakan Indonesia akan terus mengupayakan yang terbaik untuk Palestina. Retno menekankan Indonesia tidak akan menyerah.
"Indonesia tidak akan menyerah, Indonesia akan terus berupaya kita tahu bahwa kita perjuangkan adalah bukan yang hal yang mudah, tapi saya selalu sampaikan kita sudah memilih untuk berada di sisi sejarah untuk membela kemanusiaan dan keadilan bagi bangsa Palestina," ujarnya.
Selain itu, Retno menuturkan bantuan obat-obatan pun akan terus dikirimkan ke Palestina. Dia menjelaskan, bantuan yang dikirimkan akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
"Kita akan dari waktu ke waktu melihat kebutuhan bantuan, pada saat itu ada beberapa kebutuhan bantuan terkait dengan obat-obatan. Makanya barang yang kita kirim antara lain adalah berupa obat-obatan," paparnya.
Retno juga menuturkan dia telah berkomunikasi dengan The United Nations Relief and Works Agency (UNRWA). Diketahui, UNRWA merupakan lembaga yang menangani pengungsi Palestina.
"Kita memberikan kontribusi secara voluntary, sukarela, kepada UNRWA," ucap Retno.
Lebih lanjut, Retno juga menjelaskan jika bantuan yang dikirimkan untuk Palestina akan dilipatgandakan. Sebab, menurut dia, kondisi pengungsi di Palestina sangat memprihatinkan.
"Saat saya ketemu dengan kepala UNRWA, saya juga mengatakan bahwa untuk tahun ini kita akan lipat tiga kalikan kontribusi voluntary kita kepada UNRWA," jelasnya.
"Yang berarti kalau kita menyumbang ke UNRWA, maka penyalurannya akan diperuntukkan kepada pengungsi-pengungsi yang ada di Palestina," imbuh dia. (**)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru