Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 28 September 2025

Papua Nugini Rusuh, Tentara Berpatroli di Ibu Kota

* Warga Antre Bahan Bakar
Redaksi - Sabtu, 13 Januari 2024 09:21 WIB
327 view
Papua Nugini Rusuh, Tentara Berpatroli di Ibu Kota
Femli Studio/via REUTERS
Potret Udara Kerusuhan di Papua Nugini, Demonstran Bakar Toko-toko.
Jakarta (SIB)
Pasukan tentara berpatroli di jalan-jalan ibu kota Papua Nugini, Port Moresby pada Jumat (12/1), setelah keadaan darurat diberlakukan menyusul kerusuhan yang menewaskan 16 orang.
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape berjanji untuk memulihkan ketenangan setelah massa yang marah mengamuk di Port Moresby pada Rabu malam lalu, memecahkan jendela, menjarah toko-toko dan membakar gedung-gedung.
Pada Kamis (11/1) malam waktu setempat, Marape mengatakan para perusuh akan "membayar akibat" atas pecahnya "pelanggaran hukum", dan mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota Papua Nugini.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (12/1), dengan 1.000 tentara disiagakan untuk meningkatkan keamanan, banyak kantor-kantor cabang bank, pom bensin, dan toko kelontong di Port Moresby mulai dibuka kembali pada hari Jumat.
"Toko-toko telah dibuka, stasiun pengisian bahan bakar telah dibuka, transportasi umum telah dibuka. Orang-orang kembali beraktivitas. Ada rasa damai," kata Maho Laveil, warga Port Moresby, kepada AFP.
"Ada peningkatan jumlah polisi dan militer di sekitar kota," ujar dosen ekonomi itu menambahkan.
"Saya pikir risikonya ada pada malam hari," tuturnya.



Antre Bahan Bakar
Jalanan Port Moresby, ibu kota Papua Nugini, cenderung sepi pada Jumat (12/1) pagi setelah keadaan darurat ditetapkan. Namun, antrean panjang terpantau di tempat pengisian bahan bakar di negara tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (12/1), PM James Marape mengumumkan, pada Kamis (11/1) malam, soal penetapan keadaan darurat selama 14 hari ke depan. Dia juga mengumumkan pemberhentian sejumlah pejabat terkait kerusuhan dan pengerahan lebih dari 1.000 tentara dalam keadaan siaga.
Matt Cannon yang seorang kepala cabang lokal dari layanan tanggap darurat nirlaba, St John Ambulance, menuturkan bahwa kota Port Moresby telah kembali ke "normal baru" pada Jumat (12/1) pagi waktu setempat. Ruas jalanan sebagian besar sepi dengan para tentara dan polisi berpatroli di jalanan.
Cannon juga melaporkan bahwa antrean panjang terjadi di beberapa pom bensin setempat, dengan warga rela mengantre untuk mendapatkan bahan bakar saat keadaan darurat berlangsung.
"Kami memperkirakan supermarket yang berfungsi akan dibuka kembali hari ini dan saya mendengar mereka telah meningkatkan keamanan untuk melayani orang-orang dalam jumlah besar," ucap Cannon dalam pernyataannya.
Seorang warga setempat bernama Eddia Allo, secara terpisah, melaporkan situasi di Port Moresby cenderung tenang pada Jumat (12/1) pagi waktu setempat. Allo yang merupakan seorang karyawan ini menuturkan dirinya berangkat kerja naik bus ke Rumah Sakit Umum Port Moresby.
Menurut Allo, kebanyakan kendaraan di jalan raya kota itu adalah milik pemerintah dan banyak warga kekurangan bahan bakar karena pom bensin ditutup.
"Semuanya terhenti sekarang. Tidak banyak orang yang berada di jalanan dan polisi serta tentara berpatroli di sekitar area tersebut dengan berjalan kaki. Tidak ada penjarahan yang terjadi," tuturnya.
Keadaan darurat ditetapkan setelah kerusuhan yang diwarnai aksi penjarahan dan pembakaran menyelimuti dua kota terbesar Papua Nugini, yakni Port Moresby dan Lae, pada Rabu (10/1) waktu setempat. Kerusuhan itu dipicu unjuk rasa para tentara dan polisi yang memprotes pemotongan gaji tanpa penjelasan.
Para tentara, polisi, dan pekerja sektor publik juga melakukan aksi mogok kerja usai pemotongan gaji terjadi.
Dalam hitungan jam pada Rabu (10/1) waktu setempat, ribuan orang memadati jalanan dan melakukan aksi penjarahan dan pembakaran, dengan gedung-gedung terbakar dan kepulan asap menjulang ke langit. Massa juga berusaha menerobos gerbang kompleks kantor PM.
Kepolisian Papua Nugini, seperti dikutip televisi Australia ABC, melaporkan bahwa sedikitnya sembilan orang tewas dalam kerusuhan di Port Moresby, sedangkan tujuh orang lainnya tewas di Lae. (**)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru