Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 22 September 2025

Wanita asal Medan Tewas Usai Sedot Lemak, Polres Metro Depok Periksa Klinik Kecantikan

Wilfred Manullang - Sabtu, 27 Juli 2024 15:52 WIB
558 view
Wanita asal Medan Tewas Usai Sedot Lemak, Polres Metro Depok Periksa Klinik Kecantikan
Foto: Kartika Sari/detikcom
Kakak korban, Okta Hasibuan, saat menujukkan foto Ella Nanda semasa hidup
Depok (harianSIB.com)
Maksud hati ingin mengurangi lemak namun yang terjadi malah harus kehilangan nyawa. Ella Nanda Sari Hasibuan (30) tewas diduga usai kegiatan sedot lemak di klinik Kecantikan WSJ Beauty & Skincare, Beji, Depok, Jawa Barat. Korban sempat dilarikan ke RS Bunda Margonda Depok untuk mendapatkan tindakan medis.

Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Pradana membenarkan, pihaknya telah mendatangi klinik tersebut. Kedatangan polisi untuk mencari keterangan terkait dari berita yang beredar tentang meninggalnya satu orang usai melakukan sedot lemak."Sudah kemarin (cek lokasi). Kita masih terus dalami keterangan," ujar Arya seperti dikutip dari liputan6.com, Sabtu (27/7/2024).

Polres Metro Depok mengetahui adanya korban meninggal usai melakukan sedot lemak dari media sosial. Kini polisi masih mencari informasi lain untuk mengetahui kronologi kejadian meninggalnya korban asal Medan, Sumatera Utara itu. "Iya tahu dari sosmed," ucap Arya.

Kepolisian hingga kini belum dapat menemui manajemen maupun pengelola klinik kecantikan tersebut. Sejauh ini, polisi masih melengkapi dan mengumpulkan informasi awal kejadian dari keluarga korban. "Belum itu belum. Kita masih kumpulin informasi dulu. Informasi dari keluarga korban," jelas Arya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok akan mengecek klinik tersebut sebagai tindak lanjut dari informasi yang beredar. Dinkes Depok mengatakan sejauh ini pihaknya belum menerima laporan resmi soal kejadian tersebut.

"Saya belum dapat laporan. Kami akan cek," kata Kadinkes Depok Mary Liziawati saat dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (26/7).

Menurut informasi, Ella melakukan sedot lemakl pada Senin (22/7). Dinkes Depok mempersilakan pihak keluarga korban melaporkan kejadian tersebut. "Silakan (melapor)," kata Mary.

Keluarga korban akan melaporkan klinik kecantikan WSJ ke Polres Metro Depok. Saat ini jasad sang adik sudah dikebumikan di Langkat, kampung halamannya.

Kakak korban, Okta Hasibuan pun bercerita bahwa Ella berangkat pada Senin (22/7) dari Medan ke Depok untuk melakukan tindakan sedot lemak di klinik kecantikan WSJ.

"Jadi Ella itu berangkat pada 22 Juli 2024 pada hari Senin pagi dengan flight pertama, dari Kualanamu menuju Bandara Soekarno Hatta. Sampai di sana, dia dijemput driver langganan, dia sudah pesan dan diantarlah dia ke klinik WSJ di Depok. Nah sampai di situ dia jam 11-12 siang," ungkap Okta.



Sesampai di klinik, Ella diketahui mendapat tindakan sedot lemak sekira pukul 13.00 WIB. Namun, Okta justru mendapat kabar sang adik sudah tidak bernyawa saat dilarikan ke RS Bunda Margonda, Jawa Barat.

"Ada teman Ella namanya Fani yang tidak sengaja menelpon Ella, jadi waktu Ella dari klinik diantar driver ke RS Margonda, driver ini menelpon Fani dan bilang Ella sudah tidak ada (meninggal) di RS Margonda. Fani tidak percaya dan minta video call, kemudian nampaklah Fani kalau Ella sudah tidak ada," ujarnya.

Setelah itu, Okta menuturkan jika Fani kemudian mendatangi rumah Ella di Jalan Abadi Medan. Namun saat itu, di rumah tersebut hanya ada anak dan pembantu Ella. Lantaran panik, pembantu Ella menelpon adik ayah Ella untuk memberi kabar kematian Ella.

"Rumah sakit ini bilang kalau Ella sudah meninggal sewaktu sampai rumah sakit. Nah jadi kita tidak tahu pasti, meninggalnya ini waktu proses sedot lemak atau waktu perjalanan ke rumah sakit," tutur Okta.

Okta menyebutkan bahwa pihak klinik mengaku sudah memberikan uang duka sebesar Rp 50 juta ke keluarga korban di Langkat.

"Sampai saat ini saya tidak tahu dan tante saya yang menerima uang itu juga tidak menjawab. Saya Whatsapp waktu pertama kali, jangan terima apapun karena saya tidak setuju. Tapi mereka tetap terima di sana, masa sih nyawa dibayar seharga uang Rp 50 juta," sambung Okta. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru