Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 24 Oktober 2025

Geng Kriminal Bantai 184 Orang di Haiti

Redaksi - Senin, 09 Desember 2024 19:02 WIB
7 view
Geng Kriminal Bantai 184 Orang di Haiti
Foto: dok. AFP/CLARENS SIFFROY
Situasi di Haiti yang dilanda kekerasan geng kriminal bersenjata
Port-au-Prince (harianSIB.com)
Sedikitnya 184 orang tewas dalam aksi pembantaian oleh geng kriminal bersenjata di area kumuh Cite Soleil, Haiti. Pembantaian itu terjadi setelah pemimpin geng kriminal setempat menuduh orang-orang lanjut usia (lansia) di area kumuh tersebut telah menyebabkan anaknya sakit melalui ilmu sihir.

Kepala HAM PBB Volker Turk mengatakan jumlah korban tewas sebanyak 184 orang. "Akhir pekan lalu, sedikitnya 184 orang tewas dalam kekerasan yang didalangi oleh pemimpin geng yang kuat di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, di wilayah Cite Soleil," kata Volker Turk kepada wartawan di Jenewa, Swiss, dilansir AFP, Senin (9/12/2024).

"Pembunuhan terbaru ini menambah jumlah korban tewas di Haiti tahun ini menjadi 5.000 orang," terangnya seperti dikutip dari detikcom.

Sementara Jaringan Pertahanan Hak Asasi Manusia Nasional (RNDDH) dalam laporannya, seperti dilansir Reuters, Senin (9/12/2024), menyebut semua korban tewas dalam pembantaian di Cite Soleil berusia di atas 60 tahun.

Menurut laporan RNDDH, pemimpin geng kriminal Wharf Jeremie, Monel 'Mikano' Felix, memerintahkan pembantaian massal itu setelah anaknya jatuh sakit dan dia meminta nasihat dari seorang pendeta Voodoo setempat, yang menuduh orang-orang lansia di Cite Soleil telah membuat anak Felix sakit melalui ilmu sihir.

Para anggota geng kriminal Wharf Jeremie, sebut laporan RNDDH, menewaskan sedikitnya 60 orang pada Jumat (6/12) dan membunuh 50 orang lainnya pada Sabtu (7/12) waktu setempat. Pembunuhan keji itu dilakukan dengan menggunakan parang dan pisau.

Cite Soleil merupakan area kumuh padat penduduk di dekat Port-au-Prince, kota pelabuhan yang juga ibu kota Haiti. Cite Soleil menjadi salah satu daerah paling miskin dan paling penuh kekerasan di wilayah Haiti.

Kendali yang ketat oleh geng kriminal di Haiti, termasuk pembatasan penggunaan ponsel, telah membatasi kemampuan warga setempat untuk berbagi informasi tentang pembantaian tersebut.

Felix yang memimpin geng kriminal Whaf Jeremie, telah dilarang masuk ke wilayah Republik Dominika, negara tetangga Haiti, sejak tahun 2022.

Laporan RNDDH menyebut anak Felix yang sakit itu akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (7/12) sore waktu setempat. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru