Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 31 Juli 2025

Rekaman Suara Bocor, Trump Ancam Bom Beijing dan Moskow

Redaksi - Kamis, 10 Juli 2025 12:17 WIB
266 view
Rekaman Suara Bocor, Trump Ancam Bom Beijing dan Moskow
FOTO via Instagram @whitehouse
Presiden AS Donald Trump
Washington(harianSIB.com)

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pernah mengancam akan menjatuhkan bom ke Ibu Kota China, Beijing.

Ancaman tersebut disampaikan kepada Presiden China Xi Jinping jika Negeri Tirai Bambu benar-benar menginvasi Taiwan.

Baca Juga:

"Dia pikir saya gila. Kami tidak pernah punya masalah," kata Trump tentang Xi dalam rekaman suara yang bocor sebagaimana dikutip oleh CNN dan dilansir kompas.com, Selasa (8/7/2025).

Selain Beijing, Trump juga mengutarakan ancaman serupa kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga:

Trump mengatakan, AS akan mengebom Moskwa secara habis-habisan apabila Rusia menyerang Ukraina.

"Kalau Anda masuk ke Ukraina, saya akan mengebom habis-habisan Moskwa. Saya bilang, 'Saya tidak punya pilihan lain'," ujar Trump.

Putin membalas ucapan tersebut dengan mengatakan bahwa dirinya tidak percaya kepada Trump.

"Tapi dia percaya saya 10 persen," kata Trump menirukan perkataan Putin.

Pemerintah China tampaknya menyensor ucapan Trump yang ingin mengebom Beijing jika Taiwan benar-benar diinvasi setelah rekaman suara tersebut bocor.

Dikutip dari Newsweek, Rabu (9/7/2025), Juru Bicara Kedutaan Besar China di AS Liu Pengyu mengatakan, ia tidak mengetahui "situasi tersebut".

Rekaman suara yang bocor berisi ancaman Trump kepada Xi dan Putin berasal dari ucapannya sebelum terpilih sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya.

Beberapa rekaman suara yang bocor berasal dari kegiatan penggalangan dana pada 2024 di New York dan Florida.

Rekaman tersebut kemudian didapatkan oleh Josh Dawsey, Tyler Pager, dan Isaac Arnsdorf, penulis buku "2024: How Trump Retook the White House and the Democrats Lost America".

Mengutip laporan USA Today, Rabu (9/7/2025), Trump sudah berulang kali menegaskan bahwa konflik di Ukraina tidak akan pernah terjadi apabila ia menjadi Presiden AS.

Ia juga menyatakan keinginannya untuk mengakhiri konflik Ukraina dan Rusia dalam 24 jam setelah dilantik sebagai Presiden AS.

Setelah menjabat sebagai presiden selama enam bulan lebih, Trump menunjukkan peningkatan frustrasi kepada Putin.

Hal itu disebabkan oleh kesepakatan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia tidak dapat dicapai.

Juru Bicara Gedung Putih menyatakan, Rusia tidak pernah berani menyerang Ukraina setelah Trump dilantik sebagai Presiden AS.

Menurutnya, serangan Rusia ke Ukraina hanya terjadi saat Joe Biden menjabat sebagai presiden.

"Berkat kepemimpinan Presiden ini, Amerika kembali menjadi pemimpin dunia bebas, dan perdamaian melalui kekuatan pun dipulihkan," ujar juru bicara Gedung Putih.

"Presiden Trump menang dengan agenda America First, dan beliau bekerja keras untuk melaksanakan mandat yang diberikan rakyat Amerika kepadanya," tambahnya.

Sementara itu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa ia tidak dapat mengonfirmasi atau menyangkal rekaman suara Trump yang bocor.

"Bahkan jika saya ingin (tidak bisa mengonfirmasi atau menyangkalnya)," ujar Peskov dikutip dari CNBC, Selasa (8/7/2025).

"Apakah itu palsu atau tidak, kami juga tidak tahu. Ada banyak berita palsu akhir-akhir ini," tambahnya. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru