Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 21 September 2025

Korban Keracunan Massal di Sleman Bertambah Jadi 379 Siswa, Sampel Rawon Diperiksa di Labfor

Redaksi - Senin, 18 Agustus 2025 12:07 WIB
16 view
Korban Keracunan Massal di Sleman Bertambah Jadi 379 Siswa, Sampel Rawon Diperiksa di Labfor
Ist/SNN
Keluarga dan guru menunggui penanganan siswa yang menjadi korban keracunan setelah makan rawon dalam program MBG di Sleman.
Sleman(harianSIB.com)

Jumlah siswa yang menjadi korban dalam insiden dugaan keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, terus bertambah. Data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mencatat total 379 siswa mengalami gejala sakit usai menyantap menu rawon.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman, dr. Khamidah Yuliati, menyatakan bahwa data tersebut merupakan pembaruan hingga Jumat (15/8/2025) malam. Dari total 1.880 siswa yang menerima jatah makan, sebanyak 379 di antaranya melaporkan gejala seperti mual, pusing, dan diare.

"Angka ini meningkat dari data sebelumnya yang tercatat sebanyak 212 siswa," ujarnya dalam keterangan pers.

Kronologi dan Penanganan Medis

Insiden ini mulai terungkap pada Rabu (13/8/2025) pagi, sehari setelah para siswa dari empat sekolah, SMP Muhammadiyah 1 Mlati, SMP Muhammadiyah 3 Mlati, SMP Pamungkas, dan SMP Negeri 3 Mlati, mengonsumsi menu MBG berupa rawon.

Ratusan siswa yang mengalami gejala serentak segera dilarikan ke Puskesmas Mlati 1 dan Puskesmas Mlati 2 untuk mendapatkan pertolongan pertama. Sebagian besar korban dengan gejala ringan dapat pulih dan diizinkan pulang.

Namun, sebanyak 23 siswa dilaporkan membutuhkan penanganan lebih intensif dan harus dirujuk ke rumah sakit. Dari jumlah tersebut, 19 siswa dirawat di RSUD Sleman dan 4 siswa lainnya dibawa ke RSA UGM.


Hingga Jumat, kondisi para korban terus membaik. Hampir seluruh siswa yang menjalani rawat inap telah dipulangkan. "Tinggal menyisakan satu pasien yang masih dirawat. Insya Allah segera pulih sehat kembali," tambah dr. Khamidah.

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru