Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 26 Oktober 2025

TNI Bantah Biarkan Terjadinya Penjarahan

Redaksi - Senin, 01 September 2025 16:35 WIB
18 view
TNI Bantah Biarkan Terjadinya Penjarahan
KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA
Wakil Panglima TNI Tandyo Budi Revita menjawab soal aksi penjarahan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2025).
Jakarta(harianSIB.com)

Tentara Nasional Indonesia (TNI) angkat bicara soal anggapan yang menyebut TNI membiarkan penjarahan yang menyasar rumah-rumah pejabat menyusul demo panjang menuntut penghapusan tunjangan DPR RI.

Wakil Panglima TNI Tandyo Budi Revita menyebutkan, saat penjarahan terjadi, pihaknya menunggu permintaan kepolisian untuk membantu pengamanan sebagai bentuk ketaatan terhadap konstitusi.

"Kita taat konstitusi. Ada permintaan tidak? Itu. Ada permintaan tidak? Saya sampaikan kita taat konstitusi, ya. Konstitusi bicara seperti itu. Kita kan perbantuan. Jelas ya," kata Tandyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2025) dikutip dari kompas.com

Ia menjelaskan, permintaan bantuan baru turun pada Sabtu (30/8/2025) sore, setelah rumah salah satu anggota DPR RI, Ahmad Sahroni, dijarah.

TNI kemudian menurunkan pasukan pada Minggu (31/8/2025) kemarin. "(Penjarahan) Itu terjadi kapan? Kemudian, Pak Presiden memanggil Kapolri dan Panglima TNI tanggal berapa? (30 sore). Tanggal 31 kita turun. Tanggal 31 kita turun," tutur dia.

Tak hanya itu, ia juga membantah TNI melakukan pembiaran terhadap pembakaran obyek vital nasional, salah satunya Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT).

"MRT fasilitas umum, pengamanan oleh siapa? (Kalaupun MRT) obyek vital nasional, lihat di UU, klausulnya apa? Ikuti itu. Tidak ada pembiaran kita. Kita diminta tanggal 30 sore, tanggal 31 itu kita main," kata Tandyo. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru