Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 28 Agustus 2025

Sebut 80 Persen Siswi SMP/SMA Tidak Perawan, KORP PMII Asahan Kecam Ketua KPAA

- Jumat, 21 Agustus 2015 09:33 WIB
751 view
 Sebut 80 Persen Siswi SMP/SMA Tidak Perawan, KORP PMII Asahan Kecam Ketua KPAA
Kisaran (SIB)- Meski telah berjumpa dengan bupati dan melakukan klarifikasi, pernyataan Ketua Komisi Perlindungan Anak Asahan (KPAA) Alex Margolang di media harian lokal yang menyebutkan berdasarkan hasil survei dan risetnya di lebih 60 persen wilayah Asahan menghasilkan data 80 persen remaja puteri (usia SMP dan SMA) sudah tidak perawan lagi atau pernah melakukan hubungan sex pra nikah masih menuai kecaman. Kali ini, kecaman datang dari pengurus cabang KORP Pergerakan Mahasiswa Indonesia Islam (PMII) Putri Kabupaten Asahan dengan menggelar aksi demo di Bundaran Tugu Imam Bonjol Kisaran, Kamis (20/8).

Dalam orasi dikatakan, mereka menyesalkan pernyataan Ketua KPPA karena sangat-sangat mempermalukan kaum wanita khususnya di Asahan. Selain itu, pernyataan tersebut bisa berdampak buruk bagi kalangan remaja putri bahkan berimbas juga ke keluarga di samping telah mempermalukan Kabupaten Asahan di mata pembaca luar daerah.

Menyangkut ini, teriak mereka, PC KORP PMII Putri Asahan tidak sepakat dengan hasil riset KPAA sebab perempuan Asahan masih menjunjung tinggi adat istiadat, budaya dan agama ditambah lagi program Pemkab Asahan yang ingin mewujudkan Asahan Religius. Oleh karena itu, KORP PMII Putri meminta  kepada tokoh agama, pemuda-wanita serta masyarakat menyikapi pemberitaan penyataan KPAA. Minta kepada Pemkab Asahan dan Legislatif guna menyikapi pemberitaan dimaksud. Meminta aparat penegak hukum memanggil Ketua KPAA agar dapat mempertanggung jawabkan hasil risetnya. Minta kepada Ketua KPAA Alex Margolang supaya menjelaskan metode apa yang dipakai dalam melakukan riset, jumlah sampel dan lokasi daerah sampel.

“Ketua KPAA juga harus bertanggung jawab memberikan penjelasan keakuratan hasil surveynya di 3 media cetak dan di 3 media elektronik,” tukas mereka.

Demo yang dilakukan puluhan perempuan ini mendapat pengawalan dari petugas dengan memanfaatkan toa atau pengeras suara dan alat peraga. Setelah sekian waktu melakukan orasi, massa yang melakukan aksi demo akhirnya membubarkan diri dengan damai.(D04/k)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru