Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 25 Oktober 2025

Meriah, Opera - Pensi MOS Menjadi Sederhana untuk Menyatukan Perbedaan di St Thomas 3 Medan

- Senin, 21 Juli 2014 12:36 WIB
774 view
Meriah, Opera - Pensi MOS Menjadi Sederhana untuk Menyatukan Perbedaan di St Thomas 3 Medan
Medan (SIB)- Keluarga besar SMA Swasta Santo Thomas 3 menutup masa orientasi siswa (MOS) dengan menggelar sejumlah mata seni, Sabtu (19/7), di kompleks sekolah di Jl Jend Gatot Subroto Gang Banteng Medan. Dari ragam penampilan, yang menyita perhatian adalah opera Si Lamhot. Drama dengan pendekatan komedi tapi hakikinya satire.

Kepala Sekolah SMA St Thomas 3 Medan Muda Mikael Ginting SE MPd mengatakan, MOS tak semata untuk mendekatkan siswa baru pada lingkungan sekolah dan dengan para senioren tapi sebagai ajang uji kualitas talenta dalam bentuk apa saja yang sifatnya positif. “Awal yang baik diharapkan diikuti hari-hari lebih baik hingga pencapaian akhir makin sempurna,” tandas pria familiar tersebut ketika menutup kegiatan dengan melepas balon ke udara didampingi Ketua Panitia MOS Wangga Sebayang, sekretaris Fanny RAP Batubara dan sejumlah guru yang terlibat aktif di kegiatan tiga hari tersebut seperti Erwin Sidabalok, Walson Damanik, Tonny Silalahi, Frans Sihombing, Udut Silaen dan Armia Nelda Ginting.

Mendekatkan kegiatan sesuai selera anak muda, dalam acara disuguhkan ragam kegiatan seperti games dan seni yang difavoritkan anak muda dewasa ini seperti  chearleaders dan modern dance dari XII IPS1. Ragam seni tersebut disuguhkan dari kelompok yang pernah menjadi jawara di perlombaan tingkat SMA di Medan. Selain itu, ditampilkan pula paduan suara. Meski hanya membawakan satu nomor lagu, Sinanggar Tulo namun koor dengan konduktor Artika Harefa itu memukau audiens. Dari dunia seni beralih ke olahraga yakni basket berisi personel yang juga sudah berulang kali menjadi pemenang dalam lomba.

Akan halnya opera Si Lamhot. Kepada publik, drama komedi yang menertawakan kehidupan dewasa ini tersebut pernah disuguhkan —diperankan Natanael, Fanni (sebagai Ibu Lamhot) dan Fransisca (sebagai kekasih Lamhot — di Silalahi II Dairi ketika ratusan pelajar dari sekolah yang sama mengadakan pengabdian sosial dan kerja lapangan di pinggiran Danau Toba menandai selesainya studi di SMA St Thomas 3 Medan.

Si Lamhot bercerita mengenai anak muda hedonis, perantau yang sukses di kota. Lamhot menjadi kaya karena gaji besar tapi kehidupan di kota di keliling rekan-rekan yang sirik dan berusaha menjatuhkannya. Lupa bahwa harta di dunia hanya sementara dan dihabiskan dengan foya-foya, akhirnya Lamhot jatuh dan harus kembali ke desa.

Di daerah kelahirannya, kadung dipuja dan namanya harum, Lamhot harus bersandiwara. Ia tetap hidup mewah tapi dari utangan. Saat utang jatuh tempo, Lamhot dikejar debt collector. Saat itulah Lamhot terpojok karena hidup sendiri. Kawan-kawan yang selama ini mendampingi ternyata cuma mau bila ketawa.

Disuguhkan ragam kesenian membuat peserta MOS menikmati relaksasi dan ikut serta menunjukkan kesenian yang diketahuinya. “Peserta MOS pun dilibatkan hingga tidak ada lagi jarak antara senior dan junior,” ujar Ketua Panitia MOS Wangga Sebayang.

Siswa kls XII IPA2 yang putra pasangan Masa Sebayang - Samaria Ginting kelahiran Kabanjahe itu mengatakan, pihaknya mengharuskan peserta MOS kreatif. Misalnya, membawa sarung untuk melindungi diri dari sengatan matahari dan bisa leluasa berguling di lahan yang luas. Kemudian, diajak kreatif dengan merajut bahan plastik bekas bungkus makanan sebagai ‘perhiasan’ penampilan. “Semua membuktikan bahwa MOS untuk menempa mental dan tak ada unsur senioritas,” tambah pria kelahiran 15 Juli 2000 tersebut sambil mengatakan seluruh kegiatan ditangani pada siswa khususnya yang tergabung dalam OSIS SMA St Thomas 3 Medan.

Wangga Sebayang mengatakan dengan tampilan kesenian, olahraga plus talenta lain mengajak para siswa baru melakukan serupa, baik untuk intern sekolah maupun kala membawa nama sekolah ke luar.

Tentang tema Menjadi Sederhana untuk Menyatukan Perbedaan, Muda Mikael Ginting bilang para siswa diajarkan untuk memupuk sifat sederhana dalam diri guna menjadikan supel dalam pergaulan dalam merekatkan persaudaraan. “Di SMA St Thomas 3 Medan bergabung anak-anak dari ragam latar belakang dan dengan kesadaran bersatu dalam satu tujuan!” (r9/f)


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru