Rabu, 09 Oktober 2024

Lagu, Puisi dan Buku Derman Nababan Kenang Wafatnya Orangtuanya

Oki Lenore - Selasa, 03 September 2024 15:50 WIB
229 view
Lagu, Puisi dan Buku Derman Nababan Kenang Wafatnya Orangtuanya
(Foto Dok Terbanglah Rajawaliku)
Tiga Tahun Wafatnya Pdt T Nababan: Ketua Pengadilan Negeri Jayapura, Derman Nababan, Sabtu (31/8) memosting foto memeringati tiga tahun wafatnya orangtuanya Pdt T Nababan (Ompu Tifany Doli). Kiri belakang Kevin Jagar Elieser Nababan yang baru kembali dari
Jayapura (SIB)
Derman Parlungguan Nababan mengenang wafatnya orangtuanya Pdt T Nababan (Ompu Tifany Doli) dengan berdoa. Orangtua pria yang menjabat Ketua Pengadilan Negeri Jayapura itu wafat pada 31 Agustus 2021.


Berdoa memang rutinitasnya setiap hari. Dimulai ketika Saat Teduh seperti yang diajarkan keduaorangtuanya. Tetapi memeringati tiga tahun kematian pria kelahiran 11-06-1947 itu dengan hal istimewa. Mulai dari transendental hingga mencurahkan isi hati dalam bentuk aktif-kreatif: menulis puisi, berkidung dan mencermati buku autobiografinya Terbanglah Rajawaliku.


Buku tersebut berisi kisah inspiratif seorang Derman Nababan, yang tak (menutup-nutupi) pernah menjadi cleaning service hingga menjadi Ketua Pengadilan Negeri, tapi peran besar orang-orang tercintanya hingga mengantarnya menjadi sosok terkemuka penjaga keadilan di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Juga:

Di buku itu, ia cerita bagaimana peran orangtuanya yang petani miskin di Dusun Lumbantobing. Tepatnya di lereng bukit Dolok Imun atau 259 km dari Kota Medan. Khusus mengenai Ompu Tifany Doli, Derman Nababan cerita mengenai kampung kelahirannya yang sepi penghuni namun berhawa sejuk. Di Desa Lumban Tongatonga, Kecamatan Siborongborong, Tapanuli Utara, itu, Pdt T Nababan muda sebagai pekerja keras. Sangat keras, bahkan sebab terkadang harus mangombo 'upahan' ke Tanjung Leidong, menggergaji kayu ke berbagai hutan hingga ke daerah Tapanuli Selatan dan Labuhanbatu. "Bahkan sesekali mangula 'mencangkul' ke Tarutung," tulisnya di akun pribadinya, Sabtu (31/8).


Pendamping Ompu Tifany Doli, perempuan yang melahirkan Derman Nababan, sosok lebih ulet.

Baca Juga:

Ibunya seorang napadot yang dari subuh hingga larut malam. Setiap pekan Selasa menjual tape jalan kaki ke Pasar Siborongborong buat mencukupi biaya hidup 7 orang anak-anaknya.


Bercermin dari perjuangan orangtuanya, Derman Nababan mengukir riwayat hidupnya dengan kerja lebih giat. Buktinya, ya itu tadi... demi meraih cita-cita ia melakukan apa saja. Mulai dari pekerja rendahan yang mengandalkan otot hingga bermandi keringat tapi tetap teguh belajar dan menghargai waktu.


Selain di buku, perjalanan hidup tersebut dituangkannya di puisi dan lagu. Hal itulah yang membuatnya sangat hapal lagu-lagu pembangit semangat dan pengental moral religi.


Semangat itu yang diturunkan pada anak-anaknya. Kevin Jagar Elieser Nababan, misalnya. Meski orangtuanya menjabat ketua pengadilan, tak membuatnya ikut menikmati 'kejaan' tersebut apalagi sampai pongah.


Mahasiswa Unversitas Parahyangan Bandung itu sangat menghargai waktu dan tekun belajar. Hasilnya, ia lolos dan menjadi wakil Indonesia dalam acara tahunan International Network of Universities di Hiroshima University, yang pada 2024 mengusung tema "World Peace and Political Justice" diikuti mahasiswa dari universitas terkemuka dunia.


Meski memegang teguh ajaran serta menikmati kasih sayang orangtuanya tapi Derman Nababan tak larut pada memori indahnya namun harus mengejawantahkan dalam kehidupan.


Hasilnya ya itu...para buah hatinya mampu mengukir kualitas sesuai jati diri masing-masing. Untuk ayahnya Pdt T Nababan, ia menusir puisi: Untuk segala sesuatu ada waktunya. Kami yang mengenangmu...(**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
komentar
beritaTerbaru