Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 07 Desember 2025

Awas Kurap: Bahaya Tukar Pakaian dan Bercocok Tanam

Robert Banjarnahor - Kamis, 25 Juli 2024 09:47 WIB
313 view
Awas Kurap: Bahaya Tukar Pakaian dan Bercocok Tanam
Foto: Shutterstock
Ilustrasi infeksi jamur
Jakarta (harianSIB.com)
Ternyata bertukar pakaian, celana, jilbab serta barang-barang lain, bisa berdampak buruk bagi kesehatan misalnya berpotensi terkena penyakit kulit seperti kurap. Karenanya, hal ini sangat penting untuk diperhatikan.

Seperti yang dijelaskan oleh Dokter spesialis dermatologi, venereologi dan estetika dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr dr Eliza Miranda SpDVE Subsp DT, bahwa kebiasaan bertukar pakaian, terutama yang melibatkan barang-barang pribadi seperti pakaian, jilbab, handuk, atau sprei, dapat meningkatkan risiko penularan infeksi jamur.

"Semua bisa tertular kalau ada sumber penularannya. Sumbernya itu bisa macam-macam bisa dari sprei, handuk, hewan peliharaan yang berbulu bahkan tanah," kata Dr dr Eliza Miranda SpDVE Subsp DT dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu, dilansir dari Antara.

Menurut Eliza, kurap juga dapat tumbuh di sekitar rambut dan menyebabkan area tersebut menjadi bersisik. Selain kerudung, pemakaian sisir bersama-sama juga dapat menjadi salah satu penyebabnya.

"Nanti itu di kepala dia jadi botak rambutnya, di area setempat ya, kalau jilbab atau sisir pasien tadi dipakai adik atau kakaknya, itu bisa menular," ujarnya.

Sementara pada kegiatan bercocok tanam, jelasnya, infeksi jamur penyebab kurap dapat mengenai kulit apabila individu yang gemar bercocok tanam tidak memakai sarung tangan. Termasuk kebiasaan berjalan kaki di tanah tanpa menggunakan alas kaki.

" Tanpa disadari, jamur dapat menempel pada bagian kulit atau kuku dan menempel pada lapisan benda tertentu yang nantinya akan disentuh oleh penderita. Akibatnya, penularan akan menjadi lebih luas ," kata Eliza.



Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan bahwa kurap merupakan salah satu jenis infeksi pada kulit yang disebabkan oleh jamur dermatofita yang pada umumnya infeksi dapat menyerang siapapun tanpa pandang usia dan terjadi di tiga bagian tubuh yakni kulit, kuku dan rambut.

Penularannya berasal dari manusia ke manusia, hewan ke manusia atau tanah ke manusia. Sedangkan jenis obat dan waktu pengobatannya tergantung dari letak serta ukuran ruam yang diakibatkan jamur tersebut.

Bila terjadi penularan infeksi, Eliza menyarankan masyarakat untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter di fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat tindakan lebih lanjut.

"Kurap itu bisa diobati, maka dari itu segera periksakan diri ke dokter umum atau spesialis dermatologi, venereologi dan estetika. Dokter umum sudah punya kompetensi, jadi memang sudah dianggap mampu memberikan pengobatan pada kurap," ucapnya.

Di sisi lain, masyarakat juga dapat menjaga kebersihan diri dan kehigienisan barang-barang serta lingkungannya agar jamur tidak berkembang dan menulari orang lain. Contohnya, mandi menggunakan air mengalir dan sabun, tidak bertukar pakaian dan memakai alas kaki apabila berada di luar ruangan.

Penting untuk menjaga kebersihan dan menghindari bertukar barang-barang pribadi untuk meminimalisir risiko infeksi. Jika mengalami gejala kurap, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. (*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru