Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 26 Oktober 2025

Takjil Sehat dan Aman: BPOM Beri Panduan Bagi Konsumen

Robert Banjarnahor - Rabu, 05 Maret 2025 09:54 WIB
50 view
Takjil Sehat dan Aman: BPOM Beri Panduan Bagi Konsumen
Antara
Petugas BPOM menguji sampel makanan takjil di dalam mobil laboratorium keliling di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Jakarta(harianSIB.com)

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengimbau masyarakat agar lebih cermat dalam memilih dan mengonsumsi takjil yang dijual pedagang di pinggir jalan.

"BPOM setiap tahun secara rutin melakukan intensifikasi pemeriksaan untuk memastikan takjil yang dijual, baik oleh ibu-ibu maupun pelaku UMKM, tetap aman. Namun, hingga kini, masih ditemukan penggunaan bahan yang dilarang dalam takjil," ujar Direktur Standarisasi Pangan Olahan BPOM, Dwiana Andayani, dalam temu media di Jakarta, Selasa (4/3/2025), dikutip dari Antara.

Dwiana mengungkapkan bahwa BPOM masih menemukan takjil yang dijual kepada masyarakat mengandung bahan berbahaya. Salah satu contohnya adalah minuman seperti es campur atau minuman dengan pacar cina berwarna merah muda mencolok.

Selain itu, BPOM juga menemukan takjil seperti kerupuk mi berwarna kuning yang dibuat menggunakan metanil yellow, zat pewarna yang seharusnya digunakan untuk tekstil. Rhodamine B, yang memberikan warna merah, juga ditemukan dalam beberapa takjil yang dijual di pasaran.

"Itu kemungkinan menggunakan pewarna yang dilarang," ujar dia.

Ia menduga para penjual tidak mengetahui secara jelas penggunaan bahan-bahan yang dilarang tersebut. Terdapat kemungkinan pewarna buatan itu dipakai karena ada keinginan menjual produk makanan yang lebih menarik.

Takjil-takjil yang dijual itu juga ditemukan suka dipakaikan pengawet agar dapat bertahan lebih lama dari waktu pembelian. Di sisi lain, penjual juga gemar memakai pemanis buatan yang melebihi batas ketetapan BPOM.

"Kemudian ada Borax supaya lebih kenyal dan tahan lama, belum lagi Formalin. Itu masih tetap saja ada dan menjadi bahan-bahan yang sering digunakan oleh para pedagang," katanya.

Dwiana menekankan, BPOM terus melakukan edukasi masif kepada para pedagang atau pelaku UMKM atas dampak buruk dari menjual produk yang menggunakan bahan-bahan berbahaya.


BPOM juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih teliti dalam memilih produk makanan olahan. Salah satu upaya yang dilakukan, yakni menggaungkan pentingnya membaca tabel Informasi Nilai Gizi (ING) dalam kemasan produk.

Head of Strategic Marketing Nutrifood, Susana, menekankan hal yang perlu diperhatikan oleh para pedagang dan pelaku UMKM adalah memastikan setiap pengawet, pewarna dan pemanis yang digunakan merupakan bahan yang aman dan memang diperuntukkan untuk produk makanan.

"Yang dimaksud tidak boleh dipakai adalah produk yang tidak seharusnya digunakan di produk makanan seperti Rhodamine tadi, itu untuk tekstil, jadi agar tidak salah dimengerti, yang disebut bahan tambahan pangan adalah memang yang boleh digunakan di produk makanan," ujar Susana.

Ia menyayangkan masih banyak pelaku usaha yang abai dan membahayakan kesehatan masyarakat, sehingga masyarakat perlu waspada dalam membeli takjil sebagai santapan berbuka puasa.

Susana pun menganjurkan agar setiap produk makanan yang dipilih masyarakat yakni produk yang sudah memiliki nomor BPOM. Kalaupun harus membeli makanan di pinggir jalan, masyarakat perlu selektif dan cermat agar tidak mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung bahan berbahaya.

"Jadi kalau kita ke supermarket, ke swalayan itu ada di bagian ini kan, bahan tambahan pangan, ada mulai dari bumbu-bumbu sampai apa itu kalau yang vanilla dan segala macam, yang untuk digunakan buat bikin kuat, itu ada nomor MD-nya, ada nomor badan POM-nya, karena itu wajib didaftar juga untuk bahan tambahan pangan. Jadi yang aman adalah yang sudah terdaftar," ucap Susana.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru