Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 07 Desember 2025

Zona "Siap Mati" Bagi Para Jurnalis Foto Perang

- Senin, 25 April 2016 18:59 WIB
882 view
Zona
Nguyen Dinh Uu/Another Vietnam/National Geographic Book
Jakarta (SIB)- Jadi pewarta foto kala perang bukanlah hal mudah. Mental baja dan keberuntungan harus disematkan jadi satu untuk masuk dalam zona “siap mati” macam ini.

Beberapa fotografer National Geographic pernah menceritakan pengalamannya masuk lapangan perang. Joe Roberts misalnya, yang sengaja ditempatkan “nempel” bersama serdadu Angkatan Laut AS saat Perang Dunia II berkecamuk (1939 – 1945).

Fotonya yang menampilkan doa bersama para prajurit ketika kapal USS Franklin koyak oleh perang, membuatnya meraih Edward Steichen Award. Lain lagi dengan perjuangan W.Robert Moore yang mengira dirinya diterjunkan dari pesawat di atas gunung api. Padahal itu adalah ladang perang yang tengah dihujani meriam, peluru, api, dan mayat.

Masuk Perang Vietnam pada tahun 1960-an, fotografer Bill Garrett menjepret momen-momen beratnya usaha prajurit AS menembus hutan, lumpur, dan vegetasi Vietnam. Saat meliput sebuah perjalanan ini, Garret melaporkan satu tentara pingsan karena kelelahan, satu tentara lagi tergigit ular beracun.

Tapi nasib kurang beruntung dialami staf fotografer Emory Kristof, matanya terkena serpihan mortar saat peliputan perang ini. Sementara Dickey chappelle, seorang fotografer lepas, menjadi koresponden perempuan AS pertama yang tewas dalam menjalankan tugas di Vietnam.

Bagi banyak orang, imaji tentang Vietnam kerap “diwakili” oleh foto-foto ikonik karya fotografer barat yang dimuat oleh media-media  Amerika terkemuka saat itu, seperti majalah LIFE dan koran The New York Times.

Misalnya saja, foto Eddie Adams tentang seorang pejuang Viet Cong yang dieksekusi dengan ditembak kepalanya, atau foto Nick Ut yang menggambarkan Kim Phúc, bocah berumur sembilan tahun yang berlari tanpa pakaian dengan kulit mengelupas akibat bom napalm.

Padahal, orang-orang Vietnam Utara dan Viet Cong juga memiliki ratusan fotografer, yang mendokumentasikan perang dalam situasi paling mengancam jiwa. Kebanyakan mereka belajar secara autodidak, dan bekerja pada Vietnam News Agency, National Liberation Front, tentara Vietnam Utara, atau berbagai koran.

Sebanyak 108 gambar foto-foto yang belum terpublikasi ini, beserta kisah-kisah di baliknya kemudian dikumpulkan menjadi sebuah buku, Another Vietnam: Pictures of the War from the Other Side.(foot kita.net/c)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru