Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 07 Desember 2025

Lakoni Adegan Berbahaya, Para Stuntman Tidak Setenar Bintang Film

- Senin, 05 September 2016 18:50 WIB
846 view
Lakoni Adegan Berbahaya, Para Stuntman Tidak Setenar Bintang Film
Jakarta (SIB)- Kamu yang senang film action, pasti sering menyaksikan aksi para bintang tenar melakukan adegan berbahaya. Misalnya, meloncat dari ketinggian, berkelahi dengan binatang buas, atau kebut-kebutan di jalan ramai. Para aktor bertaruh nyawa untuk melakukan adegan penuh resiko itu. Jika salah perhitungan, bisa terjadi kecelakaan yang menewaskan sang aktor.

Begitulah resiko menjadi bintang film. Harus berani melakukan adegan berbahaya demi memuaskan penonton. Namun, tak semua bintang film tenar mau melakukan. Ketika ada adegan berbahaya, mereka digantikan oleh stuntman alias pemeran pengganti. Jadi tugas stuntman adalah menggantikan bintang film yang "takut" melakukan adegan berbahaya. Wah, tidak adil, ya? Yang kerja keras stuntman, tetapi yang tenar malah bintang film aslinya.

Para stuntman banyak  digunakan melakoni aksi berbahaya di film-film action.  Pasalnya, bintang film apalagi yang sudah tenar dianggap sebagai  aset berharga. Penampilan aktor-aktor papan atas itu bahkan bisa menjamin penonton bakal berbondong-bondong  membeli karcis bioskop. Coba andai aktor Tom Cruise atau Will Smith meninggal saat main film, pasti dunia geger. Industri film rugi kehilangan aktor yang dicintai pemirsa. Makanya, para bintang tenar itu dijauhkan dari resiko.

Tak Dikenal
Berbanding terbalik dengan bintang film yang menikmati ketenaran, orang-orang yang berprofesi stuntman justru jarang dikenal. Wajahnya tak pernah terlihat di layar. Bahkan, seringkali keberadaannya dirahasiakan. Sutradara berusaha menutup-nutupi jika film buatannya menggunakan stuntman.

Profesi stuntman sudah ada sejak era film bisu buatan Charlie Chaplin (1900-an). Kemudian semakin populer seiring tumbuhnya industri film Holywood (tahun 1930-an). Kala itu kebanyakan film bertema koboi. Sutradara membutuhkan banyak stuntman yang mahir menunggang banteng dan kuda. Akibatnya, para koboi asli ramai-ramai pindah profesi menjadi stuntman.

Salah satu stuntman terbaik kala itu adalah Yakima Canutt. Sekitar 20 tahun dia menjadi stuntman, memainkan adegan-adegan sulit seperti menunggang kuda sembari berdiri, berkelahi dengan banteng, atau berenang melintasi sungai besar dan dalam.

Setelah tenar Canutt mendirikan perusahaan stuntman. Dia merekrut orang-orang baru untuk dilatih. Perusahaannya juga mengembangkan teknik-teknik bermain film secara aman. Canutt bukan hanya menyediakan stuntmant, namun juga mengusulkan adegan-adegan berbahaya kepada sutradara.

Tak mudah menjadi stuntman. Syarat utama tentu saja berani melakukan adegan sulit dan berbahaya. Fisik juga harus prima. Kebanyakan stuntman adalah olahragawan. Selain kuat, badannya juga lentur. Syarat lain, memiliki ketrampilan khusus seperti mengendarai sepedamotor dengan cepat (untuk adegan kebut-kebutan), naik tebing, berenang, atau berkelahi dengan binatang.

Syarat terakhir dan paling penting adalah rela tak terkenal. Yap, meski sejatinya bintang film hebat, mereka mesti menyembunyikan identitas. Mereka harus ikhlas penonton mengira bintang filmlah yang melakukan adegan berbahaya itu.

Meski tak tenar, stuntman merupakan profesi menggiurkan. Honornya lebih besar dari pemain utama. Rata-rata, stuntman dibayar dua kali lipat dibanding bintang film asli. Jadi, nggak masalah kan tidak tenar karena bayarannya besar? Lagi pula justru mereka bisa hidup nyaman dan menjaga privasi. Misalnya, jalan-jalan secara bebas tanpa dikerubuti penggemar. (wacanbocah.com/f)







SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru