Jakarta (SIB)
Taman Honda di Jalan Tebet Timur Raya, Jakarta Selatan sering tampak ramai, tempat berkumpul para keluarga untuk menikmati udara segar dari pepohonan yang rindang hingga tempat nongkrong berbagai komunitas Salah satu komunitas yang rutin berkumpul di taman itu adalah Komunitas Hajaka.
Hajaka sendiri merupakan singkatan dari Hp Jadul Jakarta. Dari namanya saja kita langsung tahu bahwa komunitas ini merupakan perkumpulan kolektor hp atau ponsel zaman dulu yang disingkat jadul.
Kebetulan di taman itu mereka mengadakan kopi darat untuk ngobrol bertukar informasi tentang ponsel jadul. Para anggota Komunitas Hajaka juga membawa serta berbagai ponsel jadul mulai dari Nokia 3310, Nokia Ngage, hingga Ericsson R310.
Sejarah Terbentuknya Komunitas
Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar atau tahu mengenai Jembatan Hitam (Item) yang terletak di Jatinegara, Jakarta Timur.
Jembatan Item memang dikenal sebagai surganya barang-barang bekas atau barang loakan. Dari sana pula beberapa anggota komunitas bertemu karena senang berburu dan mencari ponsel jadul.
Menurut Ketua Komunitas Hajaka, Masato seperti dikutip dari Kompas.com beberapa waktu lalu, karena Jembatan Item sebagai tempat sejarah berdirinya komunitas itu maka lokasi itu sempat dijadikan basecamp.
“Terbentuknya komunitas ini pun secara spontan lantaran salah satu anggotanya Wisnu saat itu sengajar mengikuti kopdar komunitas hp jadul di Bogor,†kata Masato.
Sebuah ide pun langsung terlintas di pikiran Wisnu yakni membuat komunitas sendiri bagi penggemar hp jadul Jakarta. "Waktu itu tahun 2015 saya pulang dari sana (Bogor) mikir kok Jakarta belum ada. Ya sudah langsung bikin," tutur Wisnu. Akhirnya pada 7 Juni 2015, komunitas ini resmi terbentuk dengan jumlah anggota yang sudah mencapai ratusan. Hingga empat tahun terbentuk, mereka rutin melakukan kopdar minimal satu kali dan sebulan. Untuk tempat tak ditentukan namun pada saat ini Hajaka sering menggelar pertemuan di Taman Honda, Tebet.
Pamer Hingga Ajang Jual Beli
Para anggota komunitas tidak semuanya hanya menjadi kolektor. Masato menyebut, agar HP jadul tidak punah dimakan zaman, maka sesama anggota pun saling melakukan transaksi jual beli. "Ya untuk melestarikan kita pun harus jual beli. Ada yang pemain murni yang jual beli, ada yang kolektor, ada cuma ikut enggak punya juga enggak apa-apa cuma lihat-lihat," kata dia.
Saat kopdar memang menjadi ajang bagi para anggota untuk menunjukkan koleksinya masing-masing. Seperti yang dilakukan oleh salah satu anggota komunitas yang akrab disapa Sohib. Sedari awal Ia meletakkan ponsel jadulnya dengan merek Nokia 5110 di atas tas. Rupanya hal ini sengaja ia lakukan untuk menunjukkan ponsel miliknya yang masih lengkap dengan segel resmi keluaran tahun 1998.
"Kalau lagi ngumpul memang suka ada aja yang pamer, kalau ini dari segelnya karena segelnya original dari pertama. Belum pernah dibongkar diperbaiki. Dari segel saja suka menunjukkan kelas," ujar Sohib.
Selain itu, para anggota pun bertukar informasi mengenai ponsel jadulnya maupun membicarakan masalah apa saja yang dialami ponselnya. Karena menjadi kolektor, tentu saja para masing-masing anggota mempunyai HP atau ponsel jadul dengan jumlah yang banyak. Seperti salah satu anggota Ibrahim yang mempunyai koleksi hingga 70 HP jadul.
"Enggak terhitung. Saya jujur ada 60 sampai 70 itu yang normal kalau dibawa repot. Kadang beli terus taruh di rumah saja karena memang suka," ungkapnya. Lain halnya dengan Erik, dalam pertemuan itu Ia sempat membawa hingga 15 HP jadul. "Ini yang saya bawa hari ini 15, kalau di rumah lebih banyak lagi. Kita ini penggemar HP jadul kebanyakan HP-nya malah enggak kita pakai cuma simpan saja," kata dia.
Seperti diketahui, adanya komunitas ini bukan hanya sebagai ajang kumpul para kolektor tetapi juga jual beli. Masato menuturkan, ajang jual beli kerap terjadi tanpa ditentukan. Namun paling sering dilakukan adalah di grup facebook Hajaka (HP Jadul Jakarta).
HP jadul pun dijual dengan harga bervariasi tergantung merk, tahun rilis, dan masa pakainya. Semakin langka, maka harga pun akan semakin tinggi. Hal ini kadang membuat masyarakat awam berpikir bahwa HP jadul lebih mahal dari HP rilisan terbaru. Padahal menurut Masato, kebanyakan dari mereka membeli HP jadul karena history atau kenangan.
"Kadang kita kalau sama user pembeli walaupun bukan hobi ya mereka beranggapan HP jadul Rp 1,8 juta atau Rp 2 juta ke atas itu kemahalan dibandingkan beli android. Kita jual harga mahal, kita jual history. Makanya kan orang beli karena kenangan di HP," tutur Masato.
Ia pun menyebut hobi tak bisa dinilai dari uang yang dikeluarkan. Bahkan tak jarang anggota komunitas bahkan membeli hp jadul dalam keadaan yang sudah tak bisa menyala.
"Nilainya dari kepuasan, bisa memiliki, karena sudah senang nilai itu masalah lain lagi. Meski pun HP-nya mati kalau sudah suka tetap beli," ujar dia. Istilah lucu dan langka Hajaka sendiri mereka seringkali menggunakan istilah-istilah lucu dan langka. Istilah-istilah ini memang terkenal di kalangan pecinta HP jadul. (Kompas.com/d)