Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 09 November 2025

Jadi Target Penggerebekan Narkotika, Wali Kota di Filipina Tewas

- Senin, 31 Juli 2017 17:10 WIB
518 view
Jadi Target Penggerebekan Narkotika, Wali Kota di Filipina Tewas
SIB/Ozamiz.gov.ph
Walikota Ozamiz City Reynaldo Parojinog (kiri) tewas dalam penggrebekan narkoba oleh polisi Filipina, Minggu (30/7) dan menahan Wakil Walikota Ozamiz City Nova Parojinog.
Manila (SIB) -Seorang wali kota di Filipina yang dituduh terlibat dalam perdagangan narkoba tewas bersama 11 orang lainnya dalam sebuah penggerebekan polisi, Minggu (30/7). Reynaldo Parojinog, wali kota Ozamiz City di Pulau Mindanao, tewas bersama istri, saudara laki-lakinya, dan sembilan orang lainnya saat polisi menggerebek kediamannya. Reynaldo Parojinog menjadi wali kota ketiga yang terbunuh dalam perang melawan narkotika yang dijalankan pemerintah Filipina sejak Presiden Rodrigo Duterte memegang jabatan tahun lalu.

"Polisi sedang menunjukkan surat perintah penggeledahan saat pengawal wali kota melepaskan tembakan, maka polisi membalas," kata juru bicara kepolisian setempat Superintenden Lemuel Gonda. Namun, seorang ajudan Projinog yang keluarganya adalah klan politik berpengaruh membantah telah terjadi baku tembak. Dia menegaskan, sang wali kota tak melepaskan tembakan sama sekali.

Sementara itu, kepolisian menyatakan, tak ada korban dari petugas yang melakukan penggerebekan, kecuali satu orang yang mengalami luka ringan. Setelah penggerebekan itu, polisi menangkap putri Reynaldo Parojinog yang juga menjabat sebagai wakil wali kota dan segera dijerat dakwaan.

Kepala kepolisian Mindanao Jaysen de Guzman mengatakan, para petugas menyita sejumlah granat tangan, amunisi, dan obat-obatan terlarang dari kediaman sang wali kota. Di masa-masa awal duduk di kursi kepresidenan, Duterte pernah menyebut nama-nama pejabat, polisi, dan hakim yang dituduhnya menjadi bagian perdagangan obat bius. Salah satu nama yang disebut Duterte adalah Reynaldo Parojinog. Dua wali kota lain yang juga dituduh menjadi pengedar narkoba tewas tahun lalu.

Pada November 2016, Wali Kota Albuera yang diminta untuk menyerahkan diri oleh Duterte terkait dugaan keterlibatannya dalam bisnis narkoba tewas terbunuh dalam baku tembak yang terjadi di sel tahanannya. Sebulan sebelumnya, seorang wali kota lain yang juga dicurigai terlibat dalam gembong narkoba di selatan Mindanao juga terbunuh bersama sembilan orang lainnya dalam baku tembak dengan polisi di pos pemeriksaan Cotabato ada Oktober. 

Keduanya disebut berada dalam daftar pejabat yang diduga memiliki kaitan dengan perdagangan obat bius ilegal. Dalam beberapa kesempatan, Duterte memperlihatkan daftar berupa buku tebal yang disebut berisi sekira 3.000 nama.

Para pengeritik mengatakan Duterte tutup mata atas ribuan kematian selama operasi oleh polisi yang melakukan eksekusi para pengedar obat terlarang itu. Polisi mengatakan mereka telah membunub para tersangka sebagai bela diri dan membantah keterlibatan dalam serangkaian pembunuhan para pengedar obat terlarang.

Dalam beberapa jumpa pers dan kegiatan publik Presiden Duterte menunjukkan sebuah buku tebal yang dikatakannya berisi nama-nama pejabat yang diduga terkait dengan perdagangan obat terlarang. Buku itu berisi sekitar 3.000 nama. Selain melancarkan perang terhadap perdagangan obat terlarang, Duterte berencana memerangi kelompok Maois setelah perlawanan lain di kawasan selatan oleh kelompok Islam sudah dipadamkan.

Ketika berbicara di depan pasukan yang tengah memerangi kelompok afiliasi ISIS di pulau Mindanao, Duterte mengatakan ia akan memerintahkan serangan melawan Tentara Rakyat Baru (NPA) setelah Kota Marawi berhasil dikusai kembali oleh pemerintah.

"Saya tidak ingin perundingan perdamaian," kata Duterte yang mengenakan seragam militer pada Kamis di pusat komando tentara yang hanya berjarak dua kilometer dari arena pertempuran. "Tidak ada lagi perundingan, ayo perang," kata Duterte di dalam kesempatan lain di depan para pengusaha Kota Davao baru-baru ini.

Duterte kini harus menghadapi tantangan keamanan terbesar dalam masa kepresidenannya. Pasukan keamanan pemerintah terus tertekan untuk mengamankan pulau-pulau di selatan dari ancaman serangan kelompok Maois dan juga organisasi pro-ISIS yang dibantu warga negara asing. (kps/l)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru