Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 14 Desember 2025

4 Demonstran Tewas Tertembak, Rusia Tidak akan Campuri Aksi Protes di Ukraina

- Jumat, 24 Januari 2014 11:57 WIB
294 view
4 Demonstran Tewas Tertembak, Rusia Tidak akan Campuri Aksi Protes di Ukraina
SIB/rtr
Di tengah kobaran api, seorang demonstran melemparkan batu ke arah pasukan keamanan. Aksi unjukrasa di Ukraina berubah bentrok, rabu (22/1) yang dilaporkan telah menewaskan 4 orang.
Kiev (SIB)- Aksi unjuk rasa di Ukraina berujung bentrokan antara demonstran dengan petugas kepolisian. Dilaporkan empat orang tewas dalam aksi unjuk rasa menentang kebijakan pemerintah negara tersebut. "Setidaknya 4 orang tewas ditembak dan ratusan luka-luka dalam bentrok antara demonstran dengan polisi terkait undang-undang baru yang membatasi hak untuk protes di Ukraina," ucap kepala pelayanan medis relawan, Oleg Musiy, kepada CNN, Kamis (23/1).

Terkait insiden itu, Kementerian Dalam Negeri Ukraina pun menyatakan akan segera menyelidiki insiden tersebut. Menurut laporan media lokal, beberapa korban tewas diduga terjatuh dari patung atau monumen. Dialog sudah diupayakan. "Para pemimpin dari tiga faksi oposisi bertemu Presiden Viktor Yanukovych dan kelompok kerja pemerintah pada Rabu 22 Januari untuk mencoba menyelesaikan krisis," demikian tulis situs resmi Presiden.

Mereka adalah Vitali Klitschko (pemimpin Partai Udar), Arseniy Yatsenyuk, dan Oleh Tiahnybok. Menurut Klitschko, pemerintah Yanukovych berada di balik kerusuhan itu. "Kami tidak menerima jawaban," kata Klitschko mengacu pada tuntutan untuk pemilu lebih awal dan pengunduran diri pemerintah.

"Ketika kita berbicara tentang membatalkan undang-undang baru yang membuat kami seperti seorang penjahat, kami mendengar mungkin ini bisa menjadi titik negosiasi," jelas Klitschko. "Jika besok Presiden tidak membuat langkah maju, kami akan turun kembali," teriak Klitschko di tengah-tengah demonstran.
Para demonstran telah berunjuk rasa di jalan-jalan bersalju sejak akhir pekan lalu sebagai protes terhadap UU larangan demonstrasi yang mulai berlaku Rabu kemarin. Pemicu awal adalah protes publik atas keputusan Yanukovych pada November 2013 terkait pembatalan kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa dan berpaling ke Rusia sebagai gantinya.

Sejauh ini, Uni Eropa dan Amerika Serikat telah mendesak semua pihak di Ukraina untuk menahan diri dan mencari solusi demokratis untuk krisis politik yang sedang berlangsung. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga memperingatkan, situasi di Ukraina "semakin di luar kendali " dan mendesak dialog antara semua pihak. Informasi dari Kementerian Dalam Negeri, 195 petugas polisi terluka dan 84 dirawat di rumah sakit akibat bentrok yang terjadi pada Minggu 19 Januari.

Rusia Tidak Akan Campuri Aksi Protes Ukraina

Rusia menyatakan tidak akan campur tangan dalam penanganan aksi protes anti-pemerintah di Ukraina  Pihak Rusia menyampaikan hal ini dan mengatakan meyakini pemerintah Ukaraina akan segera menemukan jalan keluar, kata juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov.

"Kami rasa kami tidak memiliki hak untuk mencampuri urusan internal saudara kami Ukraina karena hal itu tentu tidak dapat diterima. Rusia tidak pernah ikut campur dan tidak akan melakukannya," kata Peskov dalam wawancara yang diterbitkan di situs harian Komsomolskaya Pravda pada Kamis (23/01), seperti dilansir dari APF.

Sejauh ini, Presiden Putin belum memberikan komentar secara pribadi mengenai bentrokan terbaru yang terjadi di Kiev, Ukraina yang menewaskan lima aktivis, empat di antaranya dilaporkan mati tertembak. Dalam bentrokan tersebut, aparat polisi menggunakan gas air mata, granat kejut, dan peluru karet. Aksi protes anti-pemerintah itu mulai terjadi pada November 2013 setelah Presiden Ukraina Viktor Yanukovych menolak kesepakatan untuk integrasi lebih dekat dengan Uni Eropa di bawah tekanan Rusia.

Putin kemudian menawarkan dana sebesar 15 miliar dolar AS kepada Yanukovych untuk menerima kesepakatan itu. Peskov mengatakan bahwa Rusia melihat peristiwa bentrokan di Ukraina "dengan perhatian besar, dengan kecemasan dan kadang-kadang dengan rasa sakit", namun tetap yakin bahwa Presiden Viktor Yanukovych akan mengatasi situasi tersebut. "Kami di Moskow diyakinkan bahwa kepemimpinan Ukraina tahu betul apa yang harus dilakukan," kata Peskov. "Kami juga diyakinkan bahwa mereka tahu apa yang harus dilakukan di Kiev dan akan menemukan cara terbaik ke depan untuk menormalkan situasi sehingga semuanya kembali aman dan damai," ujarnya. (CNN/dtc/TsP/w)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru