Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 25 Desember 2025

Penyidik Temukan Black Box Jeju Air, Sebagian Rusak

Wilfred Manullang - Senin, 30 Desember 2024 10:18 WIB
24 view
Penyidik Temukan Black Box Jeju Air, Sebagian Rusak
Foto: AFP/JUNG YEON-JE
Kotak hitam alias black box dari pesawat Jeju Air yang kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan, ditemukan.
Seoul (harianSIB.com)
Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Korea Selatan menemukan dua kotak hitam atau black box pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang jatuh di Bandara International Muan, Korea Selatan (Korsel).

Penyidik mengalami kendala untuk menganalisa penyebab kecelakaan karena sebagian kotak hitam mengalami kerusakan.

Dilansir Yonhap seperti dikutip dari detikcom, Minggu (30/12/2024), seorang pejabat Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api mengatakan perekam data penerbangan atau Flight Data Recorder (FDR) dari pesawat Boeing 737-800 tersebut rusak pada saat ditemukan.

Pejabat itu menambahkan bahwa perekam suara kokpit atau CVR pesawat tetap utuh saat ditemukan usai kecelakaan. Pesawat itu mendarat tanpa roda dengan posisi perut menghantam landasan setelah peringatan tabrakan burung dari menara kontrol, lalu pesawat Jeju Air menabrak dinding beton sebelum akhirnya terbakar pada pukul 09.00 pagi hari Minggu kemarin.

Pejabat tersebut mengatakan investigasi untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan besar biasanya memakan waktu berbulan-bulan. Selain itu, kerusakan pada FDR dalam kasus ini dapat menyebabkan penundaan lebih lanjut.

"Penguraian kode FDR saja bisa memakan waktu sekitar satu bulan," pejabat tersebut menambahkan.

Sementara jika kedua perangkat black box ditemukan tanpa kerusakan, penguraian kode bisa memakan waktu paling cepat satu minggu.

Pejabat lain dari dewan investigasi mengatakan FDR mungkin harus dikirim ke Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) untuk penguraian kode, yang dalam hal ini prosesnya bisa memakan waktu setidaknya enam bulan.

"Jika kami mengalami kesulitan menguraikan kode di sini, maka kami mungkin harus mengirimkannya ke NTSB," kata pejabat lainnya.

"Mereka memiliki kasus dari seluruh dunia untuk dianalisis, jadi itu bisa memakan waktu yang cukup lama," tambahnya.

FDR memantau ketinggian, kecepatan udara, dan arah, sementara CVR merekam transmisi radio dan suara di kokpit, seperti suara pilot dan suara mesin.

Keduanya dibuat untuk menahan benturan 3.400 kali gaya gravitasi bumi dan suhu lebih dari 1.000 C. Keduanya dipasang di bagian ekor untuk meminimalkan kerusakan saat terjadi kecelakaan. Dalam kecelakaan hari Minggu, hanya dua awak yang berada di bagian ekor pesawat yang selamat. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru