Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 21 Desember 2025

Laut Berwarna Merah Darah di Pantai Hormuz Iran, Ini Faktanya

Redaksi - Sabtu, 20 Desember 2025 17:33 WIB
244 view
Laut Berwarna Merah Darah di Pantai Hormuz Iran, Ini Faktanya
Foto: X
Air laut di pantai Laut Hormuz. Iran, berubah menjadi merah setelah wilayah itu diguyur hujan deras.

Teheran (harianSIB.com)

Video yang memperlihatkan air laut di Pantai Hormuz, Iran, berubah warna menjadi merah darah, ramai di media sosial.

Salah satu unggahan tersebut dibagikan melalui akun Instagram @fin******* pada Rabu (17/12/2025).

Dikutip dari kompas.com, rekaman itu menampilkan pemandangan dramatis di Pulau Hormuz, sebuah pulau kecil di lepas pantai Iran yang berada di kawasan Teluk Persia.

Dalam video tersebut, air laut di sekitar pantai tampak berwarna merah tua, memicu berbagai spekulasi di kalangan warganet.

Baca Juga:
Lantas, benarkah video yang beredar di media sosial tersebut?

Dilansir dari Fox News, fenomena laut berwarna merah darah di Pantai Hormuz memang benar terjadi.

Peristiwa ini muncul setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Selasa (16/12/2025).

Pantai yang dikenal dengan sebutan "Pantai Merah" itu tampak berubah menjadi merah tua, seolah-olah air laut bercampur darah.

Dalam video yang beredar, terlihat air hujan bercampur dengan tanah berwarna gelap, membawa sedimen merah tua mengalir dari perbukitan menuju pantai dan kemudian masuk ke laut.

Aliran sedimen inilah yang membuat warna air laut berubah secara mencolok.

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di ScienceDirect, Pulau Hormuz sebagian besar terbentuk dari tanah merah dan batuan garam.

Para peneliti yang mengkaji kandungan logam berat di wilayah tersebut menjelaskan, warna merah khas tanah Hormuz berasal dari campuran mineral hematit dan hidroksida besi, dengan kandungan hematit yang lebih dominan.

Laporan India Today yang mengutip para ilmuwan juga menyebutkan bahwa fenomena ini merupakan dampak dari kondisi geologi Pulau Hormuz yang unik.

Tanah yang kaya zat besi bereaksi dengan air hujan, sehingga menciptakan efek visual yang mencolok di sepanjang garis pantai.

Pulau Hormuz terletak di Teluk Persia, tidak jauh dari Selat Hormuz yang strategis. Pulau ini berada di atas lapisan tanah yang sangat kaya oksida besi, terutama mineral hematit.

Ketika hujan lebat turun, air hujan mengalir melalui perbukitan dan bebatuan pulau, melarutkan serta membawa partikel-partikel besi ke area yang lebih rendah.

Saat aliran air tersebut mencapai pantai, pasir dan air laut dangkal pun berubah warna menjadi merah, karat, hingga merah tua. Kondisi ini menciptakan ilusi seolah-olah garis pantai tampak "berdarah".

Para ilmuwan menjelaskan, hematit cepat teroksidasi saat terpapar kelembapan, sehingga warna merahnya menjadi semakin pekat, dilansir dari The Economic Times, Rabu.

Mineral ini juga dikenal sebagai penyebab warna merah pada permukaan planet Mars.

Karena kekayaan mineral dan variasi warnanya, Pulau Hormuz kerap dijuluki sebagai "pulau pelangi Teluk Persia".

Secara geologis, Pulau Hormuz merupakan kawasan yang sangat kaya.

Pulau ini terbentuk di atas kubah garam kuno dan lapisan vulkanik, serta mengandung berbagai mineral seperti oker, gipsum, garam, dan bijih besi.

Selama ratusan tahun, proses erosi telah membentuk perbukitan berwarna-warni yang semakin terlihat jelas saat musim hujan tiba.

Ketika hujan turun, sedimen mineral halus terbawa melalui saluran alami menuju pantai.

Untuk sementara waktu, pantai yang biasanya tampak biasa berubah menjadi hamparan merah mencolok, layaknya kanvas alam yang hidup.

Para ahli lingkungan memastikan bahwa perubahan warna air laut ini tidak berbahaya bagi manusia maupun kehidupan laut.

Seperti yang dijelaskan di atas, fenomena tersebut bersifat sementara dan akan memudar seiring sedimen mengendap serta pasang surut air laut membersihkan mineral dari garis pantai.

Meski demikian, para ilmuwan menekankan bahwa erosi yang terjadi berulang kali dalam jangka panjang dapat secara perlahan mengubah bentuk permukaan pulau.

Hal ini menjadi pengingat bahwa lanskap Bumi bersifat dinamis dan terus mengalami perubahan.

Sementara itu, bagi masyarakat setempat, tanah merah Pulau Hormuz telah lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Tanah yang kaya zat besi ini secara tradisional dimanfaatkan sebagai pigmen alami untuk seni, dekorasi makanan, dan berbagai praktik budaya, sehingga memiliki nilai ekonomi tersendiri.

Sementara itu, bagi wisatawan, fenomena pantai merah darah menjadi daya tarik yang unik.

Pemandangan langka ini menarik minat fotografer, pelancong, hingga ahli geologi yang ingin menyaksikan langsung bagaimana proses alam bekerja.

Meski hanya berlangsung sementara, pantai merah Pulau Hormuz menawarkan gambaran kuat tentang bagaimana geologi, iklim, dan kimia alam dapat berpadu menciptakan fenomena yang luar biasa. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
beritaTerkait
PJU Polda Sumut dan Kapores Jajaran Dimutasi, Brigjen Pol Rony Samtana Jadi Wakapolda Sumsel
Natal BPP GBI 2025 Soroti Fondasi Keluarga dan Serukan Aksi Nyata Hadapi Krisis Ekologi
Aniaya Ayah Kandung Hingga Tewas, Seorang Mahasiswa Ditangkap Polisi
Rayakan Natal 2025: UMI Berbagi Kasih ke Panti Asuhan, Siap Berikan Beasiswa Pendidikan
Perayaan Natal Purasitabor se-Sumut Khidmat dan Meriah
Kapolres Bagikan Bingkisan Natal ke Perwakilan Insan Pers
komentar
beritaTerbaru