Tanah Karo (SIB)- Sekira 1700 hektare (Ha) ladang tanaman jagung kekeringan akibat kemarau panjang di Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo .
Pantauan SIB Jumat (14/10) di Desa Juhar , Desa Pasar Baru ,Desa Keriahen ,Desa Kidupen Desa Kuta Gugung dan Desa Kuta Kuta Mbelin Kecamatan Juhar, kondisi pertumbuhan jagung tidak sempurna, tanaman pendek dan rata-rata memasuki umur 50 hingga 65 hari. Tanaman terlihat kering dan berbunga layu.
Biaya yang dikeluarkan untuk menanam jagung sudah banyak. Untuk itu pihak terkait hendaknya dapat memberikan informasi seputar iklim cuaca, agar petani dapat memastikan kapan saat musim tanam berikutnya. Harapan ini disampaikan , warga Desa Kidupen Lajor Ginting (48) , Hermanto Sembiring (48) , Mondan Tarigan (50) petani Pasar Baru ,Suang Karo karo (52) warga Juhar , Kawas Tarigan warga Kutagugung , Rabudin Ginting (60) warga Kutambelin dan Jimmi Ginting (40) warga Desa Batumamak.
Menurut Kawas Tarigan , Hermanto Sembiring, kemarau ini mengakibatkan kekeringan pada lahan pertanian sehingga petani diperkirakan rugi Rp 4 - 5 juta perhektarnya.
"Kami berharap ada bantuan dari pemerintah", harap Sembiring.
Ka UPT Pertanian Kecamatan Juhar ,Ir Salmos Tarigan ketika dikonfirmasi SIB, Kamis (27/10) membenarkan dan telah melaporkan ke Dinas Pertanian Karo ,bahwa luas tanaman jagung di Kecamatan Juhar musim tanam ini mencapai 1700 hektare,ini tidak termasuk luas lahan yang belum ditanam sekitar 2700 hektar. Dari pantauan petugas PPL di lapangan tercatat hingga minggu ini luas lahan yang terkena kekeringan mencapai 1700 hektare.
Secara rinci dikatakannya bahwa luas tanaman yang mengalami kekeringan fase ringan mencapai 1700 hektare. Sementara untuk fase sedang 210 hektare dan untuk fase berat belum dapat dikategorikan . (MS/c)