Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 02 Juli 2025

GBKP Klasis Barus-Sibayak Undang Pakar Geologi Bahas Bencana

* Gempa Bumi Sumut Murni Tektonik ‘Jarum Jam’, Tak Berkaitan Erupsi Sinabung
- Selasa, 21 Februari 2017 20:13 WIB
412 view
Medan (SIB) -Peristiwa gempa bumi di Sumut (Medan, Deliserdang dan Karo) secara berulang dengan kekuatan bervariasi di Sumut dalam sepekan lalu, khususnya pada 16 Januari dan 13 Februari lalu, merupakan gempa tektonik murni tapi dengan model yang sangat unik karena terjadinya pergeseran pada area patahan Sumatera yang tak terdeteksi selama ini.

Pakar geologi dari Dewan Pakar Geologi Indonesia (DPGI) Ir Jonathan Ikuten Tarigan menegaskan, gerakan gempa Sumut tersebut secara grafis (data USGS) menunjukkan terjadinya pergerakan energi unik dengan arah mirip putaran 'jarum jam', yang melingkar mulai dari bumi India yang kemudian melintasi Tibet (Tibetan Plateau), terus menuju dan melintasi Cina (Tiongkok) yang memutar pada jalur Laut Cina Selatan dan akhirnya menghujam kawasan Sumatera melalui jajaran selatan Pulau Jawa dan Sumatera.

"Gempa yang terjadi di Sumatera Utara baru-baru ini tampak agak unik sehingga harus sangat diwaspadai penuh. Data grafis pada peta kejadian gempa menunjukkan terjadinya gerakan energi besar pada patahan Sumatera mulai dari area patahan Peusangan di Aceh pada lintasan Laut Andaman (kaitan peristiwa gempa bumi di Pidie Jaya Aceh jelang akhir tahun lalu), patahan Arun (masih di Aceh, pada lintasan Lautan India-Australia), dan patahan Tanjungpura plus patahan Tanjungmorawa yang sangat terasa menggetarkan Medan, Deliserdang dan Karo. Ini berarti gempanya murni tektonik dan sama sekali tak ada kaitan atau dampak dari letusan (erupsi) Gunung Sinabung, apalagi dengan isu (hoax) akan letusan ulang Gunung Toba," ujar Jonathan Tarigan, Sabtu (18/2).

Dia mencetuskan hal itu dalam paparan sosialisasi dan mitigasi bencana gempa di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Tongkoh Kecamatan Dolatrayat, Tanah Karo. Jonathan tampil di forum itu atas undangan GBKP Klasis Barus-Sibayak yang terdiri dari 24 gereja (runggun) GBKP sekitar dengan total 11.000 jiwa jemaat, pimpinan Ketua Klasis Pdt Masada Sinukaban MSi.

Hadir di acara itu, Pdt Eben Ezer Karosekali, Pdt Jackson Pardede, Pdt Ester, Pdt Melda Ginting, Pdt Erna Tarigan, Pdt Karlita Sinulingga, Pdt Benni Sinukaban, Pdt Eva Yolanda Sembiring dan Pdt Sitehsa Surbakti. Dari kalangan majelis jemaat hadir antara lain Pertua Edison Bangun, Pertua (wanita) dr Rasmenda Sembiring, Erlina binti Dame Barus dan para delegasi kaum wanita (Moria) serta delegasi kaum jemaat pria (Mamre) dari ke-24 runggun gereja.

Peserta temu sosialisasi itu tampak antusias mengikuti paparan, sehingga terjadi interupsi untuk tanya jawab sebelum usai paparan, misalnya tentang fakta tektonik berupa tanah yang merekah (retak terbelah) di Desa Kebayakan pasca gempa pada Minggu (29/1) lalu, tentang hubungan gempa bumi Sumut (beberapa kali belakangan ini) dengan gempa dahsyat Linor Batukarang pada 1936 silam, dan juga tentang prediksi perulangan gempa berdasarkan periode dan relaksasi bumi atas himpunan energi yang terjadi, juga tentang fakta bahwa gempa tersebut tak berkaiktan dengan erupsi Gunung Sinabung.

"Pasca atau selama erupsi Sinabung yang terus berulang selama ini (sejak 2010), banyak isu-isu yang berkembang di kalangan masyarakat Karo yang sempat membuat resah. Misalnya isu gempa ini awal atau gejala akan meletusnya kembali Gunung Toba, isu bumi Sibolangit yang akan amblas atau lumbus (Bahasa Karo -Red) akibat sering terjadi longsor, isu gempa yang bersumber dari letusan Gunung Sinabung, dan juga isu bahwa dasar bumi Sibolangit atau Tanah Karo adalah air. Tapi dengan paparan mitigasi ini kita jadi agak tenang dan lega karena semua isu itu hanya 'hoax' (info sembarang atau berita tak benar) karena sumber datanya tak jelas. Namun, bahwa kita semua harus waspada dengan rentetan gempa belakangan ini, ya..., kita harus gelar mitigasi dan akan kami awali dengan 11.000 jiwa jemaat GBKP se-klasis Barus Sibayak ini, sekaligus beri pencerahan kepada publik," papar Pdt Masada Sinukaban sembari mengkritisi pihak pemerintah setempat yang dinilai kurang peduli pada tindak mitigasi bagi masyarakat daerah tersebut. (A04/h)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru